22. Masalah Baru

178 30 66
                                    

"Va!"

"Phi Plan?"

Saat keluarga Vampir dan Siren baru saja memasuki perkarangan mansion, mereka semua langsung disambut dengan teriakan memekakkan telinga oleh Plan dari arah pintu masuk.

"Phi Plan!!" balas Va beteriak sama kerasnya saat melihat Plan berlari kearahnya.

"Mom cepat turunkan aku," pintanya mulai bergerak gelisah diatas gendongan Saint. Maka dengan terpaksa Saint pun menurunkan putranya. Lalu sedetik kemudian, Va juga ikut berlari dengan kaki-kaki pendeknya untuk menghampiri Plan.

"Phi Plan, Va rindu~!"

Semua yang ada di sana seperti diperintah untuk diam dan menyaksikan adegan apa yang akan terjadi sebentar lagi. Beberapa diantara mereka membayangkan keduanya akan saling berpelukan mesra sambil melepas rindu layaknya sepasang kekasih, sedangkan yang lainnya membayangkan keduanya seperti PhiNong pada umumnya yang sudah lama tak bertemu.

"Phi Plan, aku-Plak!" Kedua bola mata Va membelak kaget saat Plan malah memukul pahanya dan bukanya memberinya pelukan penuh kasih sayang seperti yang dia inginkan.

"Kau kemana saja ha? Kau membuat semua orang khawatir kau tahu! Bisa-bisanya kau hilang di acara bahagia kedua orangtua mu. Dasar nakal, anak nakal. Kemari kau!" marah Plan sambil menjewer telinga Va kali ini.

"Awwww Phi Plan sakit~" rengek Va berharap Plan berhenti menghukumnya. Sebab sekarang Plan lebih terlihat seperti Ibu-ibu yang memarahi anaknya. Bahkan dia lebih cocok menjadi Ibu anak nakal seperti Va daripada Saint yang terlalu lemah lembut.

"Inilah hasil dari Saint yang terus menerus memanjakan mu, bocah nakal!"

"Oihhh berhenti cerewet Phi Plan, aku tidak butuh itu," keluhnya masih dengan nada merengek namun ada sedikit rasa kesal di sana.

"Lihat, kau sudah berani melawan pada ku ya!"

"Oisss, ia ia maaf. Aku tidak bermaksud-"

"Hei, apa yang kau lakukan pada keponakan ku?" Baik itu Plan ataupun Va serentak menoleh pada pria tinggi yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Si-siapa kau?"

Plan hampir saja tidak bisa bersuara lantaran terlalu terpesona dengan pria yang mengaku kalau Va adalah keponakannya barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plan hampir saja tidak bisa bersuara lantaran terlalu terpesona dengan pria yang mengaku kalau Va adalah keponakannya barusan. Bahkan dia tidak bisa berhenti menatap pria tersebut dari atas ke bawah dan mengaguminya dalam diam. Belum pernah dia betemu dengan pria setampan dan segagah ini. "Seperti pangeran negeri dongeng," batin Plan dalam hati.

"Aku Mean dan siapa kau hingga berani sekasar itu pada keponakan ku?"

Mendengar jawaban itu, Plan cepat-cepat menjauhkan diri dari Va. Tatapan tegas dari pria bernama Mean ini membuatnya sedikit takut sekarang. "Aa-aku, aku-"

"Dia calon Mate ku, Paman." Plan langsung menoleh dengan tatapan tidak setuju pada Va di sampingnya. Sayangnya aura yang tiba-tiba saja Va pancarkan membuatnya bungkam. Va bahkan terlihat aneh saat menatap tegas pada Mean.

VAMPIR & SIREN, THE IMPOSSIBLE DESTINY (PINSON) TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang