34

2.6K 71 8
                                    

Hari sudah pagi, semua keluarga dan sahabat Ara dan Alex sedang berada di kamar inap Alex. Ah ralat, tidak semua. Karna Alvin tidak ada di sana, dia lebih memilih menjaga Ara dari luar ruang ICU. Tempat gadisnya di rawat!

"Kalian pulang aja, istirahat. Nanti kalok Ara udah ada perkembangan atau Alex sadar Om kasih tau kalian." Ujar Liem pada ke 5 sahabat putra dan putrinya.

"Tap-

"Kalian pulang, Om gak terima bantahan!" Tekan Liem dengan nada tegas.

Ke 5 anak manusia itu hanya menanggung dan berpamitan pulang. Tapi, sebelum pulang. Amel mendekati brankar Alex, menggenggam tangan lelaki itu dengan lembut.

"Gue pulang dulu ya, tar siang gue balik lagi. Cepet sadar, jangan bikin gue hawatir." Lirih Amel menahan tangis.

"Amel."

Amel menoleh, menatap Dewi yg memanggilnya.

"Kamu jangan hawatir sayang, Alex baik baik aja. Kamu gak perlu hawatir." Ucap Dewi tersenyum lembut.

"Iya tante." Jawab Amel parau.

"Kamu cinta sama anak tante?" Tanya Dewi mendapat anggukan lemah dari Amel.

Dewi tersenyum, mengusap puncak kepala Amel penuh sayang.

"Sekarang kamu pulang dulu ya? Istirahat."

"Iya tante, kalok gitu aku pamit."

"Hati hati."

Sementara di tempat yg sama, Alvin masih setia menunggu Ara di depan pintu ICU. Menatap kekasihnya yg terbaring lemah di brankar lewat pintu kaca ICU.

"Vin."

Alvin menengok, menatap sahabatnya itu.

"Kita pamit pulang dulu." Pamit Bagas mewakili ke 4 sahabatnya yg berdiri di sampingnya.

Alvin mengangguk samar sebagai jawaban.

"Jaga diri lo baik baik, Ara cewek kuat. Dia pasti baik baik aja." Ucap Tio meyakinkan.

"Dia cewek gue, udah pasti dia cewek kuat."

"Sa'ae lo tukang cimol." Saut Tio terkekeh garing.

"Kalok gitu kita pamit." Pamit Bagas yg hanya mendapat anggukan samar dari Alvin.

Setelah kepergian para sahabatnya, Alvin masih setia berdiri di tempatnya. Hingga seorang Dokter paru baya datang untuk mengontrol perkembangan Ara.

"Dok." Panggil Alvin saat dokter itu gendak membuka pintu ICU.

"Iya, kenapa?"

"Boleh saya masuk? Saya ingin bertemu dengan pasien yg di dalam." Ijin Alvin dengan raut memohon.

"Maaf dek, tapi pasien masih belum bisa di temui."

"Saya mohon dok."

Dokter itu menimang sebentar, lalu mengangguk meng iya kan.

"Hanya 15 menit, itupun harus menggunakan pakayan yg steril." Ucap Dokter yg langsung mendapat anggukan semangat dari Alvin.

Pakayak steril, maksutnya itu seragam rumasakit yg ijo ijo itu lo. Maksut gak?

"Sebelum adek masuk, saya periksa dulu perkembangan pasien. Baru adek bisa masuk."

"Iya dok."

Dokter itu masuk ke ruang ICU untuk memeriksa kondisi Ara. Sementara Alvin, dia menunggu dengan tak sabaran dokter itu keluar dari ruangan itu.

Sekitar 20 menit Alvin menunggu dokter keluar, dan tak lama dokter itu keluar.

Cool Boyfrend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang