6. tamparan (revisi)

4.8K 167 2
                                    

Hari ini Pelajaran pertama di kelas Ara sedang kosong, karna guru MTK yang seharusnya mengajar tidak masuk.

"Rejeki anak soleha, tau aja kalok Ara males belajar MTK, bikin pusing." Ucap Ara tersenyum lebar.

"Kita satu pemikiran Ra, gue juga males banget." Saut Dina menimpali.

"Mumpung lagi jam kos gue mau tidur aja, ngantuk gue. semalem abis nonton sampek jam 2." Ucap Lita menjatuhkan kepalanya ke meja.

"Nonton apa?" Tanya Ara kepo.

"Derakor." Jawab Lita sambil memejamlan matanya.

Ara hanya ber "oh" ria sebagai jawaban.

"He bocil Ara!" Panggil Ferdi, teman sekelasnya.

"Apa Ferdi ganteng? Mau nelaktir Ara di kantin ya?" Tanya Ara girang.

"PD amat lo bocil! Gue cuma mau bilang, lo cantik." Puji Ferdi sok serius.

Ara yang mendengar pujian dari ferdi langsung tersipu malu.

"Makasih Ferdi, Lov-

"Tapi kalok di bandingin sama pantat unta." Potong Ferdi yg langsung membuat seisi kelas tertawa terbahak bahak.

"Ferdi sialan!!" Maki Ara dan langsung menghampiri Ferdi lalu memukul dan menjambaknya habis habisan.

"Awww! Aduh bocil udah sakit woy! Awww lepas cil!" Teriak Ferdi kasikitan.

"Gak mau! salah siapa Ferdi jahat sama Ara!" Saut Ara semakin menjadi.

"Woiii tolongin gue ngapa?! lo pada malah cuma liatin!! Sakit jing!" Teriak Ferdi meminta tolong.

Tapi teman temanya tidak bergeming sama sekali. Mereka malah asik tertawa terbahak bahak menonton dirinya yang di hajar habis habisan oleh Ara. Membuat Ferdi mendengus dan terpaksa mendorong Ara sedikit kasar, yg langsung membuat Ara terjungkal kebelakang.

"Awww Ferdi sialan!!, pantat Ara sakit! Ara kasih tau Bang Alex baru tau rasa lo!" Ancam Ara garang.

Ferdi tidak menjawab, berlari keluar kelas untuk menghindar dari amukan Ara.

"Amellll bantuin Ara! Pantat Ara sakit gak bisa berdiri." Rengek Ara manja.

Amel mendengus, berdiri dari bangkunya lalu membantu Ara berdiri dan mendudukkanya di kursi.

"Yang sakit pantat lo jir, terus apa hubunganya sama berdiri?! Lo berdiri pakek kaki, bukan pakek pantat?!" Sungut Amel ketus.

"Ara juga gak tau." Jawab Ara tanpa dosa.

"Untung temen gue! Coba kalok bukan, udah gue gantung di pohon toge ni curut!" Cibir Amel pelan.

"Ara denger lo." Saut Ara cepat.

"Bodo amat!" Ucap Amel ketus.

"Ini semua karna Ferdi! liat aja nanti kalok ketemu Ara lagi! Bakal Ara cincang terus Ara kasih buaya!!" Ucap Ara menggebu gebu.

"Lo lucu banget sih Ra, jadi pengen gue sentil deh ginjalnya." Saut Edo terkekeh kecil.

"Pak ketu diem deh! gak usah berisik! Ara lagi kesel, bawaanya pengen makan orang!!" Jawab Ara garang, menatap tajam Edo yang tertawa.

"Si anjir! Matanya tolong di dikondisikan woy." Saut Edo malah semakin ngakak.

"Lita, Amel, Ara! Lo pada mau ikut gue gak? Gue mau ke kantin!!" Teriak Dina menggelegar, membuat semua orang sedikit terkejut dan menatap Dina tajam.

"Gak usah teriak teriak goblok!!" Maki Lupi teman sekelasnya.

"Hehehe sorry gue sengaja." Ucap Dina dengan cengir kudanya. "Tapi tunggu, kenapa lo lo pada protes waktu gue teriak teriak?! tapi kalok si bocil Ara yang teriak teriak lo lo pada diem diem baek ha?!!" Protes Dina tak terima.

Cool Boyfrend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang