Alvin dan Alex berlari cepat memasuki rumah sakit, menabrak apapun yang menghalangi jalan mereka.
"Dek kalok jalan liat liat dong!"
"Aduh mas nya jalanya pelan pelan mas."
"He jangan lari! Minta maaf dulu woy, kaki saya kamu injek ini!!"
Alvin ataupun Alex sama sekali tak menggubris teriakan teriakan dari para manusia yang ia tabrak secara tak sengaja. Yang ada di dalaman pikiran mereka hanya satu, Ara!!
Brakkk
Alvin membuka pintu ICU dengan kasar, mendorong pintu itu sampai menimbulkan suara nyaring yang mengejutkan dua orang perawat yang berada di ruangan itu.
"Dimana?" Ke dua perawat itu mengernyit, tak mengerti ucapan Alvin.
"Dimana pasien yang di rawat di ruang ICU ini?" Jelas Alex berdiri di belakang Alvin
"Owh, pasian. Maaf pasian di ruangan ini sud-
"Alvin." Panggil wanita paru baya di belakang mereka.
Alvin menoleh, begitupun Alex. Disana sudah ada Dewi menangis tersedu sedu menatap ke dua cowok itu.
"Bunda kenapa? Ara mana?" Alex berucap, mendekati Dewi dan membawa Bundanya ke dalam pelukanya.
"Bunda plis, jangan buat Alvin hawatir." Ucap Alvin mendekati Bundanya, menggenggam tangan Bundanya meminta penjelasan.
"Ikut Bunda." Ajak Dewi menarik Alvin dan Alex bersamamya.
Alex dan Alvin saling pandang, mengernyit bingung saat Dewi menuntun mereka menyusuri lorong rumah sakit.
Kalau boleh jujur perasaan Alvin tak tenang, ada sesuatu yang membuatnya takut dan hawatir tanpa sebab. Perasaanya tak enak, seakan memberi pertanda kalau akan ada sesuatu yang buruk yang akan menimpanya.
"Ara di dalem Bun?" Alex bersuara, menatap pintu kaca di depan mereka.
Dewi mengangguk, menggenggam tangan ke dua cowok itu lebih erat seakan memberi kekuatan untuk ke dua nya.
"Alvin bukak pintunya." Alvin patuh, membuka pintu kaca itu dengan perasaan tak tenang.
Cklek
Pintu itu terbuka, Alvin mendorong pelan pintu itu agar terbuka lebih lebar. Saat pintu itu sudah terbuka lebar, tatapanya terpaku pada satu titik. Seluas senyum tipis terbit di bibirnya, matanya berbinar senang. Jantung nya berpacu cepat menatap satu titik, Ara! Gadisnya telah sadar, dan kini gadis itu tengah duduk bersandar dengan bantal bantal yang menopang punggungnya.
Alvin hendak menggenapi gadis itu, namun tanganya masih di cekal kuat oleh Dewi.
"Bunda, mereka siapa?"
Alvin dan Alex membeku, apa ini? Apa yang terjadi?
"Kalian tenang." Ucap Dewi membawa Alvin dan Alex mendekati Ara.
"Bunda, mereka siapa?" Untuk ke dua kalinya pertanyaan itu keluar dari mulut gadis cantik itu.
Dewi tersenyum lembut, mati matian untuk menahan air matanya yang akan jatuh. Ini menyesakkan untuknya, sangat!
"Merela Ab-
"Jelasin Bunda! Apa yang terjadi?!" Alvin menggeram, tak kuat menahan gejolak api yang berda di dadanya.
Alvin bingung, apa yang terjadi sebenaranya. Kenapa gadisnya tidak mengenali mereka, apa ini cuma prank untuk mereka. Atau justru gadisnya telah mengalami....... TIDAK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boyfrend (Complete)
Ficção AdolescenteBismillah.... "aku itu pacar kamu apa bukan sih Vin?" tanya Ara. "menurut lo" jawab Alvin dingin. "sebenernya mau kamu itu apa sih Vin? kamu bersikap dingin dan gak pernah anggep aku kalok di sekolah, kenapa? kasih aku satu alasan untuk sikap kamu i...