"AWW...... SAKITTT!!" Teriak Ara kesakitan.
Ke tiga orang yg membuka pintu itu langsung kaget mendengar teriakan dari Ara. Buru buru mereka menghampiri Ara yg terduduk di lantai yg sudah mengerang kesakitan.
"Yaampun Ara, maafin Abang Dek. Abang gak sengaja." Ucap Alex merasa bersalah.
Ara hanya diam tidak mejawab.
"Maafin kita ya cil kita gak sengaja sumpah, kita gak tau kalok ada lo didepan pintu. Lagian ngapin sih lo di depan pintu kan jadinya lo kejedot." Saut Tio sedikit kesal.
"He goblok gak usah banyak bacot, cepetan gendong bawa ke sofa terus di obatin. Lo buta ya? Liat tu kepalanya sampek berdarah!" Maki Bagas ikut panik.
Alex yg baru sadar dengan kondisi dan luka di kepala Ara langsung membopong Ara menuju sofa diikut Tio dan Bagas.
"Kenapa?" Tanya suara serak dari Arah tangga.
"Si dedek emes bocil kejedot pintu." Jawab Tio jujur.
Alvin mengepalkan tanganya, berlari kecil menuruni tangga dan menghampiri mereka. Matanya membulat saat melihat kening Ara yg berdarah. Alvin langsung merebut Ara dari gendongan Alex dan membawanya kekamarnya di ikuti ke 3 curutnya itu.
"Tio, kotak p3k di dapur! Cepetan!!" Suruh Alvin panik.
Tio tidak menjawab dan langsung pergi ke dapur. Sementara Alvin membaringkan Ara yg tampak lemas di ranjangnya lalu ia ikut duduk di tepi ranjang sambil mengsap puncak kepala Ara.
"Kenpa bisa gini?" Tanya Alvin pada Alex dan Bagas yg berdiri tidak jauh darinya.
Alex langsung menjelaskan kejadian awal samapi akhir membuat Alvin medengus.
"Ceroboh." guman Alvin pelan.
"Nih Vin kotak obantnya." Ucap Tio menyodorkan kotak obat.
Alvin langsung mengambilnya dan mengobati luka Ara dengan sangat hati hati.
"Aww pelan pelan Vin, sakit!" gerutu Ara kesakitan.
"Diem!" Desis Alvin tajam.
Ara pun diam dan membiarkan Alvin mengobati lukanya, walaupun Ara sesekali meringis karna merasa kesakitan bercampur perih.
"Istirahat! Gak usah banyak tingkah." ucap Alvin setelah selesai mengobati luka Ara.
Ara hanya mengguk lemah karna kepalanya terasa berdenyut nyeri, Lalu memejamkan matanya untuk beristirahat. Serelah merasa Ara sudah tidur Alvin beralih duduk di sofa panjang di kamarnya di ikuti Tio yg duduk di sebelahnya dan Bagas yg tiduran di karpet bulu sambil menonton TV. Sementara Alex, dia duduk di tepi ranjang sambil mengusap rambut Adik kesayanganya dengan lembut.
"Maafin Abang ya, abang gak sengaja bikin Ara kejedot sampek kayak gini" ucap Alex merasa sangat bersalah.
"Gak usah ganggu, Biarin dia istirahat." Ucap Alvin dari sofa.
Alex langsung mengalihkan pandanganya pada Alvin lalu mengangguk dan mencium puncak kepala Ara.
"Tapi gue heran deh, kenapa si bocil ada disini?" Tanya Bagas mengalihkan pandanganya pada Alvin meminta jawaban.
"Iya, Gue juga bingung. Kenapa dia bisa di rumah lo Vin?" Saut Tio menimpali.
"Ngapel lah, ini kan rumah pacar tercintanta. Jadi gak heran kan kalok Ara bisa disini." Saut Alex sambil melirik Alvin yg hanya diam.
"Ih Lex gue beneran, lo malah jawabnya ngelantur! Lo kan tadi juga denger Alvin bilang apa waktu di kantin." Ucap Tio kesal.
"Kalok gak percaya tanya aja ama si kutil onta." Jawab Alex santai.
"Vin jelasin!" Ucap Bagas serius.
Alvin langsung menatap Tio dan bagas bergantian lalu menceritakan semuanya tentang hubunganya dengan Ara dari awal sampek akhir. Sementara Tio dan bagas langsung menatap Alvin dengan tatapan membunuh.
"Maksut lo apa nyebunyiin hal seberas ini dari kita?!" Sungut Tio tak terima.
"Gue minta maaf, gue tau gue salah." Ucap Alvin bersalah.
"Gue maafin lo kali ini, tapi lain kali lo jangan pernah boong boong lagi sama kita, inget kita itu sohib." Ucap Bagas bijak.
"Gue juga maafin lo walaupun agak gak iklas." timbal Tio sedikit malas.
"Thank." Balas Alvin dengan senyum tipis.
"Sekarang gantian gue yg mau interogasi lo Lex!" Ucap Bagas dengan senyum miringnya.
"Kok gue, emang gue salah apaan?"
"Pakek nanya lagi salah lo apaan. Pertama lo juga sembunyiin Kalok Ara itu adek lo! Ke dua kenapa setiap kita maen kerumah lo, Si bocil Ara kagak pernah keliatan?! Lo sembunyin dimana dia waktu kita maen kerumah lo?!" Cecar Bagas menatap tajam Alex.
"Tau dari mana lo Ara adek gue?" Tanya Alex bingung.
"Dari sikap lo ke Ara aja udah keliatan banget Lex. Udah gak usah ngalahin pembicaraan, cepetan jawab pertanyaan gue tadi!" Tukas Bagas geram.
"Simpel aja sih, gue gak kasih tau sama kalain karna kalian gak pernah tanya ke gue kalok gue punya adik atau gak, jadi ya gue diem diem baek." Jawab Alex kelewat santai.
Tio dan Bagas hanya mendengus kesal dengan jawaban Alex yg kelewat santai.
"Terus kenapa si dedek emes gak pernah keliatan waktu kita maen kerumah lo?" Tanya Tio mulai penasan.
"Kalok itu tanya aja sama pacarnya. Kan itu aturan dari pacar tercintanya!" Jawab Alex sambil melirik Alvin yg sedang menatap Ara di ranjang.
Alvin yg merasa tersindir langsung menatap Alex tajam lalu mendengus kesal.
"Jawabanya gak papa." jawab Alvin singkat.
"Cih ternyata possesiv." Cibir Tio dan Bagas bersamaan.
"Tapi gue tetep gak nyangka ternyata si kutub Es punya pacar. Apa lagi pacarnya masih gemesin banget, mana langgeng banget lagi, sampek 3 tahun coy. Gue kira selama ini dia gay gak suka sama cewek." Timbal Bagas sambil tertawa geli.
"Ternyata kita satu pemikiran Gas. " saut Tio ikut tertawa.
"Bacot!" Tukas Alvin dengan nada dingin.
"Kalian tau gak waktu pertama kali gue ketemu sama si dedek emes rasanya pengen gue karungin terus gue bawa pulang. Sumpah sikapnya itu lo bikin gue gak tahan, kadang kekanak kanakan, kadang galak, pokoknya campur campur biki hati gue meleh." Ucap Tio sambil menatap Ara yg berbaring di ranjang.
"Gue aja gak nyangka si Alex punya adek kaya si bocil Ara. Berbanding terbalik banget sama si Alex jadi pengen gue cipok." Saut Bagas gemas sendiri.
"Berani macem macem, gue pisahin pala lo lo pada dari badan kalin!!" Ancam Alvin dengan nada yg bisa membuat siapa saja bergidik ngeri.
Tio dan Bagas langsung mengalihkan tatapan mereka pada Alvin dan langsung di sambut dengan tatapan membunuh Alvin membuat mereka kicep tidak berkutik lagi.
"Mampus!!" Ejek Alex dengan senyum iblisnya.
Salam manis dari aku:)
10 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boyfrend (Complete)
Ficção AdolescenteBismillah.... "aku itu pacar kamu apa bukan sih Vin?" tanya Ara. "menurut lo" jawab Alvin dingin. "sebenernya mau kamu itu apa sih Vin? kamu bersikap dingin dan gak pernah anggep aku kalok di sekolah, kenapa? kasih aku satu alasan untuk sikap kamu i...