Pagi yang cerah, secerah suasana hati Ara yang berbunga-bunga karna bisa bangun siang di hari Minggu. Gadis itu masih meringkuk di atas kasur empuknya, membalut tubuh mungilnya dengan selimut tebal miliknya.
"Ara!" Alex masuk ke kamar adiknya, berdecak pelan saat menemukan putri tidur yang masih terlelap.
"Bangun kebo! Ini udah siang!"
"Bangun astaga!"
"Lo tidur apa simulasi mati sih?! Bangun Ra!
"Ara!
"Ara Lisa Kevano!"
Alex berseru kesal, menarik-narik selimut tebal Ara berharap gadis itu bangun.
"Astofiruoh! Ini adek gue bukan sih?!"
Dengan geram cowok itu naik ke atas kasur, mendekap tubuh mungil Ara seperti ingin meremukkannya. Tapi sama saja, gadis itu hanya menggeliat kecil lalu kembali tidur.
"Astofiruoh, sabar Lex sabar ini ujian."
Alex bangkit dari posisinya, melirik segelas air di samping tempat tidur dengan senyum miringnya. Tak membuang waktu, cowok itu berdiri di samping ranjang dengan gelas di tangannya. Seperkian detik, jeritan panik Ara terdengar mengudara memenuhi kamar bernuansa putih itu.
"BANJIR! BANJIR! KAMAR ARA BANJIR! PANGGIL BOMBA! PANGGIL BOMBA!" Gadis itu berteriak panik, meloncat-loncat di atas kasur dengan kesadaraan minim.
"Banjir palak kau!" Saut Alex meletakan kembali gelas ke tempat semula.
Cowok itu menarik tangan Ara yang masih berteriak-triak dan meloncat-loncat tak jelas, membawa gadis itu kedalam pelukannya.
"Sadar hey!" Alex menepuk-nepuk pipi Ara, menyadarkan gadis itu yang masih setengah sadar.
Ara berhenti berteriak dan meloncat-loncat tak jelas, mengucek matanya seakan tersadar sesuatu.
"Udah kumpul nyawa Lo?"
Ara mendongok, menatap Alex yang lebih tinggi darinya.
"Abang yang siram Ara pakek air?"
"Iya."
BUGHH
PLAKKK
Satu tinju dan geplakan maut mendarat mulus di perut juga lengan Alex, hadiah khusus dari Ara yang dendam.
"Sial! Sakit Ra!" Gerutu Alex mengaduh sakit.
"Itu gak seberapa! Gimana kalok tadi Ara jantung terus meninggoy?! Abang tega bikin Alvin jadi duda di usia muda?!" Marah Ara menatap Alex sengit.
"Buktinya Lo masih sehat walafiat kan? Gak usah lebai dah!"
"Lebay-lebay gini adek Abang Lo ini!"
"Iya tau, tapi gue kesel sama lo! Gue udah laper akut, tapi Lo di bangunin kayak kebo! Mentang-mentang hari Minggu Lo jam 10 baru bangun! Lo gak lupa kan Bunda sama Ayah lagi kencan di hotel belom pulang?! Harusnya lo bangun pagi buat masakin gue sarapan!" Omel Alex mendudukkan dirinya di kasur Ara, ia benar-benar kelaparan sekarang.
Ara mendengus pelan, memasuki kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan sikat gigi sebelum ke dapur untuk membuat sarapan.
"Abang mau sarapan apa?" Tanya gadis itu menatap Alex yang duduk diam di kursi makan.
"Nasi goreng aja."
"Roti bakar aja, gak usah protes!"
"Ajir! Terus kenapa tadi nawarin Ra?" Kesal Alex menatap adiknya sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boyfrend (Complete)
Fiksi RemajaBismillah.... "aku itu pacar kamu apa bukan sih Vin?" tanya Ara. "menurut lo" jawab Alvin dingin. "sebenernya mau kamu itu apa sih Vin? kamu bersikap dingin dan gak pernah anggep aku kalok di sekolah, kenapa? kasih aku satu alasan untuk sikap kamu i...