Sehun keluar dari kamar dengan membawa Sian pada lengannya. Semakin hari Sian semakin berkembang, dan Sian baru saja bangun bersama ayahnya.
"Hallo semuanya," sapa Sehun pada kameramen sebelum beranjak duduk disofa yang ada disana.
Pria itu menyalakan TV dan menyetel channel kartun Tayo. Mendengar opening lagu, Sian lantas fokus pada TV didepannya.
"Kartun favorit mu, kan?" Tanya Sehun menampakkan wajahnya didepan wajah Sian.
"Eung..." Sian mengibaskan tangannya di depan wajah, lebih tepatnya ber niatan menyingkirkan wajah Sehun dari pandangannya.
Sehun lantas tertawa sambil menyingkir, membuat Sian tenang. "Kau lebih sayang Tayo daripada ayah." Namun, dengan jahilnya tiba-tiba ia kembali menampakkan diri dimata anaknya itu.
Sian tentu melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, hanya saja bedanya kali ini ia sedikit mengeluh karena wajah ayahnya lama menyingkir--bahkan sepertinya tidak mau menyingkir--ia memilih menangis.
Sehun langsung menyingkir saat itu juga, membuat Sian menghentikan tangisnya dan fokus melihat Tayo. Sehun tertawa, begitupun dengan kamera.
"Dasar."
Mereka kemudian tenang menikmati tayangan Tayo, sampai Sehun ikut menyanyikan lagu Ending milik kartun tersebut. Sedangkan Sian hanya diam fokus, sebelum akhirnya mendongak kala televisi sudah berganti acara.
"Sudah selesai... Tayo akan datang lagi besok." Sehun kemudian bangun sambil terus membawa Sian. "Sekarang waktunya membuat makanan, kau pasti lapar."
Sehun membawa Sian menuju dapur, kemudian mulai meracik susu botol dan bubur bayi instan. "Kata Lisa Sian harus makan bubur." Ia meracik semuanya sendiri, dari takaran susu sampai mengaduk bubur dalam mangkuk bayi. Dan itu dengan satu tangan, karena satu tangannya sibuk memegangi Sian. Untungnya Sian tenang, tidak rusuh seperti bayi yang lainnya.
"Ayo makan!" Sehun membawa susu botol dalam lipatan lengan, sedangkan mangkuk bubur ia bawa normal dengan telapak tangannya.
Sesampainya mereka di ruang TV, Sehun langsung menyender pada kaki sofa dengan makanan yang diletakkan disebelahnya. Ia akan menyuapi Sian. Mengingat jika Sian masih belum bisa duduk, ia akan menyuapi bayi itu dengan cara menggendongnya dilengan. Mula-mula Sehun memberikan Sian susu terlebih dahulu untuk membasahi tenggorokan anak itu, sebelum akhirnya mulai menyuapinya dengan bubur.
"Sian..."
Bayi itu membuka mulutnya kecil, membuat Sehun langsung menyuapi nya saat itu juga. Kegiatan menyuapi itu berjalan dengan baik.
"Sebelum syuting ini... Di beberapa hari kemarin Lisa sudah mengajariku menyuapi Sian," tutur Sehun memberitahu sambil menoleh ke kamera, kemudian kembali fokus pada tugasnya yang sedang menyuapi Sian, dan anak itu malah memalingkan wajah.
"Kau sudah kenyang?" Tanya Sehun memastikan yang membuat Sian melirik dan menatapnya. Didetik kemudian, bayi itu tiba-tiba memecahkan tangisnya.
"Ada apa?" Sehun panik bukan main, sendok bubur buru-buru ia letakkan di mangkuk, kemudian fokus pada Sian. "Apa ayah menyakiti mu?"
Sian masih menangis. Membuat Sehun membawanya didepan wajah. "Ada apa?"
Sian lantas diam, membuat Sehun cengo, kemudian mengunyah pelan, membuat pipinya bergerak gemas. Sehun menghela nafas tak percaya. "Sian," panggilnya. "Kau baru saja membuat ayah takut."
Sian menatap Sehun, kemudian melirik sekitar dan menunjuk makanan miliknya. "Eung... "
Sehun menoleh, menunduk dan langsung mengambil mangkuk bubur--Sian tiba-tiba mengerang sepertinya bukan itu. Kemudian ia menunjuk susu botol. Dan membawanya kepada Sian.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RETURN OF SUPERMAN (Sehun Lisa - Lisa Sehun)
HumorPernah melihat atau menonton The Return Of Superman? Sebuah acara varietas realitas Korea TV yang menanyangkan kegiatan seorang Ayah dalam mendidik dan mengurus anaknya. Mengurus anak biasanya dilakukan oleh seorang ibu tapi khusus di acara ini, sem...