vote dan commentnya yaaaaa:)
---
(Malam kenaikkan kelas.)
"UGHHH IFY JANGAN DIPAKSAIN RESLETINGNYAAA" Seru Nina sebal.
Sekarang mereka berdua sedang berada di kamar Nina. Bersiap - siap menuju pesta sekolahnya. Seluruh anak kelas 10 diundang. Besoknya kelas 11 dan seterusnya. Sudah menjadi tradisi sekolah melakukan hal itu.
Sebenarnya Nina malas ikut walaupun tadinya bersemangat. Hubungan Rio dan Ify tanpa diduga Nina masih hangat sampai sekarang.
Ify menampilkan cermin ke arah Nina. Dia tersenyum lebar sementara Nina tidak percaya.
Walaupun wajahnya memakai make - up natural, tetapi tidak menghilangkan kesan.anggun dan elegan dalam dirinya.
Nina menggelung rambut panjangnya. Menyisakan rambut depannya sedikit untuk membingkai wajah ovalnya.
Sementara Ify, rambut ikal kecokelatannya diurai. Dia memakai bando sehingga wajah tirusny terlihat jelas. Membuat penampilannua semakin cantik.
Keduanya memakai gaun kembaran. Menurut mereka itu lucu. Gaun itu berlengan pendek. Roknya selutut. Terdapat renda - renda hitam di bawah gaun putih itu. Pinggangnya diberi hiasan pita manis.
"kalau tidak dipaksakan. Ya mana muat." Sahut Ify ceria.
Dia menarik tangan Nina untuk turun keluar dari kamar Nina. Lalu menuruni tangga. Tidak lupa juga mereka membawa tas tangan masing - masing.
"cantiknya!" Seru Rio tertahan ketika melihat Ify turun dari tangga.
Dia sampai harus mengerjapkan matanya berkali - kali. Pandangannya lalu bertemu dengan Ify. Dia tersenyum manis, membuat.pipi Ify merona.
"ki--kita berangkat sekarang?" Ajak Rio.
Mereka berdua mengangguk. Lalu pamit kepada kedua orang tua Nina. Masuk ke mobil pribadi Rio, diantar oleh supir pribadi Rio yang sudah mengabdi selama 7 tahun.
"pak, ke sekolah ya." suruh Rio sopan.
"Iya den." supir itu mengangguk.
Mobil pun berjalan menjauh dari pekarangan rumah Nina.
Sunyi, itulah yang mereka rasakan sekarang.
"Yo, Andre tidak ikut?" Tanya Ify heran.
Padahal mereka berempat sudah berencana berbarengan menuju sekolah. Walaupun Nina tidak menggubris apapun yang dikatakan Andre.
Rio mengangkat bahunya cuek.
"dia pergi sendiri." jawabnya.
---
Dentuman musik terdengar dari gedung aula sekolah itu. Menandakan acara sudah dimulai dari tadi.
Laki - laki itu menjatuhkan sepedanya di pekarangan sekolah dan segera mengelap keringat yang ada di pelipisnya menggunakan tangannya. Nafasnya terengah.
Dia memasuki Aula tersebut dengan menjinjing tas gitarnya.
Dengan cepat dia melihat acara apa yang sudah ia lewati. Andre, laki - laki itu bernafas lega ketika tahu gilirannya sehabis penampilan dance ini. Dia mengeluarkan gitarnya dari tas dan memakai gitar akustik itu di bahu kirinya.
Bersiap - siap untuk tampil.
MC muncul ketika penampilan itu sudah habis. Andre menjadi gugup. Berkali - kali dia memejamkan mata seraya berdoa. Tuhan, bantu aku.
---
Panggung ini artistik sekali. Pikir Nina. Panggung itu mempunyai tiga tangga untuk dilewati. Pertama dan kedua tangga di sisi kanan dan kiri. tangga ketiga di depan persis.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Move On?
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini adalah cerita pertamaku yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Nina harusnya tahu sejak awal. Sejak mereka bertemu. Sejak dia tersenyum pada Nina. Sejak dia tertawa. Sejak dia tidak bisa menghilang d...