11

36.2K 1.6K 9
                                    

(Nina POV)

            Paginya setelah dari taman bermain, tubuhku berat sekali untuk bangkit dari kasur. Sepertinya kakiku yang terkilir masih belum terlalu sembuh. Hari ini aku sudah menetap di rumahku lagi. Mom sudah begitu rindu padaku. Yah... apa boleh buat. Aku pun bersiap – siap untuk pergi ke sekolahku.

"kakimu masih sakit?"

"bagaimana kemarin pulang berdua dengan Andre?"

"ya ampun Rio aku kan yang pertama bertanya..."

"sekali – kali mengalahlah padaku yang punya rasa penasaran yang tinggi."

"tapi kan..."

Kalimat Ify terhenti saat aku mengangkat kedua tanganku tinggi – tinggi.

"stop stop..."

Teriakku frustasi. Aku menghela nafas panjang dan berkata.

"kakiku membaik dan kemarin tidak terjadi apa – apa. Swear..."

Aku mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk tanda peace.

"terjadi apa?"

Tanya sebuah suara di belakangku, aku mengenali suara tersebut tanpa harus menoleh.

"biasalah, tukang gossip" aku menunjuk ke arah Ify dan Rio yang nyengir kuda. "lagi mewawancarai artis..."

TAKKK!

Dua buah jitakan kompak kudapat dari Ify dan Rio, aku melotot ke arah mereka dan manyun. Andre tertawa terbahak – bahak, tetapi berhenti saat aku menatapnya dengan sinis.

***

"oke class! Hari ini kita kedatangan murid baru... dari luar kota."

Kata mr. David saat selesai menaruh buku – bukunya di meja guru.

"come in..."

Kata mr. David di depan pintu, tangannya mengisyaratkan seseorang untuk masuk ke dalam. Sambil tersenyum, gadis tersebut masuk sambil menjinjing tasnya. Lalu dia berkata di depan kelas.

"hallo, namaku Kaina ! senang berkenalan dengan kalian semua. Mohon kerja samanya."

Kaina membungkuk sebentar lalu mengedarkan pandangannya. Saat ia melihat ke arahku, beberapa detik ia tersenyum, aku membalas senyumnya. Satu hal yang aku pikirkan tentang Kaina, dia ramah. Setelah itu Andre membalikkan tubuhnya menghadapku, menatapku dengan dingin.

"kenapa kau tersenyum padanya?"

Tanyanya ketus. Aku mengerutkan dahiku.

"memangnya kenap—"

Tak selesai aku berbicara, Rio menyela.

"Andre, shut up..."

Ucapnya, memandang Andre dengan dingin, Andre menghela nafasnya dan membalikkan tubuhnya menghadap ke depan kembali. Aku menaikkan satu alisku dan menoleh kepada Ify.

"apa kau tahu sesuatu?"

Tanyaku. Kulihat muka Ify pucat seperti zombie, aku memanggilnya dan sepertinya sekarang ia tersadar. Ia berkata dengan gelagapan.

"eh a—ada apa?"

Tanyanya.

"apa kau tahu sesuatu?" aku mengulang kalimat tanyaku, lalu melirik ke depan tempat Kaina masih memperkenalkan dirinya di depan kelas.

"ta—tahu apa?"

Tanya Ify dengan muka yang sangat pucat. Aku menaikkan alisku lagi.

"sudahlah! Tidak penting..."

How Can I Move On?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang