"truth or dare?" Tanya laki - laki itu.
Semua orang di meja bundar itu penasaran sekaligus antusias.
"truth." jawab perempuan itu mantap.
Senyum tak lepas dari wajah manis perempuan itu.
"apa ada yang mau kau sampaikan padaku, Nin?" Tanya laki - laki itu.
Nina, perempuan itu merogoh saku jaket yang dipakainya. Dia menaruh gantungan kunci berbentuk bola futsal ke tengah - tengah meja bundar.
"untuk Andre, kekasihku." Jawab Nina.
Andre, laki - laki itu tersenyum manis. Sementara semua orang yang berada di ruangan meledek mereka. Ia mengambil gantungan kunci itu, menciumnya sebelum memasukkan ke saku kanan celana jeansnya. Dia merogoh saku kiri celana jeansnya, menaruhnya ke tengah - tengah meja bundar.
Nina tersenyum melihat gantungan kunci berbentuk pita kuning itu.
"For my sweet heart. Nina. Dan ini bukan..." Andre melirik Kai yang tertawa kecil. "bukan untuk mantanku." lanjutnya.
Ia mengambil gantungan kunci berbentuk pita kuning itu. menaruhnya di saku jaketnya.
ting tong. Suara bel pintu berbunyi.
"Ah! mereka datang." Pekik Nina tertahan.
"hey kita masih bermain kan?" Gerutu Bryan.
Kaina tertawa kecil. Sekarang mereka, Nina, Andre, ify, Rio, Kaina, dan Bryan sedang berkumpul di rumah Bryan. Bermain truth or dare. Di meja bundar yang sama. Hanya... dua tamu lagi yang belum datang dan mereka adalah...
"Mike! Osie!" Seru Nina.
Tanpa permisi lagi dia membuka pintu geser rumah Bryan. Tampak perempuan cantik dan laki - laki berbadan tegap sedang berdiri di depan pintu geser. Mereka tersenyum lebar ketika melihat Nina dengan cengiran khasnya.
"Hay Ninaaa." Seru Osie.
dia mencium pipi kanan dan kiri Nina. Lalu memeluknya. Mike dengan pandangan sayang melihat mereka yang berpelukan. Nina menghambur kembali ke halaman belakang. Tempat kekasihnya dan kelima temannya menunggu dia, Mike dan Osie.
Malam itu mereka menyalakan kembang api, sama seperti saat itu. Nina tersenyum melihat kembang api di atasnya. Tiba - tiba saja tangan dinginnya terasa hangat. Dia menengok ke samping. Dilihatnya Andre memandangnya hangat. Entah kenapa tinggi badan Andre melesat naik melebihi Nina.
Dengan mudahnya, Andre mengecup puncak kepala Nina. Membuat pipi Nina merona.
Mulutnya bergerak ke telinga Nina, membuat Nina merasa geli karena hembusan nafasnya.
"I love you." bisiknya pelan.
Hanya 3 kata tetapi membuat Nina merasa melayang.
Hanya 1 kalimat tapi membuat Nina merasa berarti.
Hanya 1 tarikan nafas tapi mampu membuat Nina menangis bahagia.
Itu karena kamu tulus mengatakannya.
Itu karena kamu membalas perasaanku.
Itu karena aku juga mencintaimu.
Jakarta, 9 Mei 2010.
- END -
---
Check This Out!
1. Royal Academy
2. PS [1] : (Fat)e
3. PS [2] : Unsaid
4. PS [3] : Never Too Young
5. PS [4] : Tibby's Journal
6. PS [5] : Heartbreaker
7. PS [6] : Teach Me About Love
8. PS [7] : Step-Sister Secret
9. PS [8] : Summer and Ammabel's Pain
10. TBR [1] : Junario!
11. TBR [2] : Matt and Mou
12. Yours
13. Diary of Author
14. Topsy-Turvy
15. Not Just Another Question and Answer
Contact The Writer:
1. Twitter - @wulanff
2. Ask.fm - wulanff
3. LINE - WulanFadi
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Move On?
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini adalah cerita pertamaku yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Nina harusnya tahu sejak awal. Sejak mereka bertemu. Sejak dia tersenyum pada Nina. Sejak dia tertawa. Sejak dia tidak bisa menghilang d...