(Nina POV)
Hft. Andre pratama. Kau-membuatku-frustasi. Apa - apaan dia, sebulan lalu dingin seperti es kutub lalu sekarang tertawa tawa bersamaku tanpa dosa. Kulihat buku MTKku dengan tatapan memuja. Hahaha akhirnya perang dingin diantara kami runtuh karena buku MTK ini. Hahahahaha...
***
"NINA!!! WOI KERBAU!!! BANGUN NIN!!"
"URGHH! SIAPA SIH?!"
Teriakku sambil melompat dari tempat tidur. Membalas teriakan seseorang di sampingku yang sedang mengguncang - guncangkan tubuhku. Kulihat samar muka Bryan yang menyernyitkan dahinya dan mengerucutkan bibirnya.
"Bangun"
"Hmmm"
Gumamku tak jelas lalu menarik selimutku lagi.
"Bangun Nina Olivia"
"5 menit lagiii"
"Bangun! Katanya mau ke taman bermain?"
Ia menghela nafas.
Mataku terbuka. Seketika nyawaku terkumpul.
"OHIYA!!!"
Aku menepuk jidatku yang melupakan janjiku dengan Bryan tadi malam di telepon.
"Huh! Padahal tadi malam kau semangat sekali. Sifat kerbaumu itu tak pernah hilang sejak kecil yah"
"Hahahaha aku lupa, sorry Bryan sayaaaaaaaang!"
Seketika tubuhnya membeku.
"Sayang?"
"Yap. Untuk my sweety bestie"
Kataku sambil membuka lemari pakaian dan mengambil baju biru cerah.
"Kau kenapa?"
Aku bingung melihat mukanya seketika kecewa. Ia tersadar dan menampilkan senyumnya yang teduh.
"Gak apa - apa! Aku keluar ya! Apa kamu mau aku disini biar aku bisa ngeliat tubuh kamu yang rata?"
Godanya.
"Shit! Sana keluar dasar setan busuk. Pergi kau!"
Seruku sambil mengusirnya menjauh dari kamar. Aku pun buru - buru ke kamar mandi dan membasuh diri memakai air dingin. Brr... Dingin amat. Kuhitung bulan dengan jari sementara shower terus keluar. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam bulan lagi sudah naik kelas. Senyum merekah dimukaku. Berarti 6 bulan lagi diadakan pesta di sekolah. Oooh aku sangat menantikannya. Setelah selesai mandi aku pun keluar dan memakai baju dan celanaku. Hmm, baju biru, celana skinny jeans, rambut dipasang bando. Pas. Aku pun keluar dan melihat Bryan menunggu dengan mengumpat - umpat. Ia melihatku keluar dari kamar.
"Lama sekali sih putri lelet."
"Keren, panggilan baruku setelah putri kodok?"
Aku tersenyum tipis dan dia tertawa terbahak mengejekku.
"Oh diamlah Bryan atau kugigit kau hidup - hidup"
Ancamku sambil menatapnya tajam.
"Hahaha putri, jangan begitu deh. Nanti kan pengawal setiamu ini gak akan bisa ngajak kamu ke taman bermain"
"Huh! Masih ada Ify"
"Oh, jadi maunya sama Ify? Yaudah aku pulang deh"
Katanya sambil menunduk dan membalikkan badannya untuk keluar dari rumahku.
"Eeeh! Ngambek. Bercanda Bryannn!"
"Hehehehe aku juga bercanda kok"
Sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Move On?
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini adalah cerita pertamaku yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Nina harusnya tahu sejak awal. Sejak mereka bertemu. Sejak dia tersenyum pada Nina. Sejak dia tertawa. Sejak dia tidak bisa menghilang d...