Yang sekarang ia tahu adalah dia dituntun oleh seseorang. Tapi yang pasti dia adalah salah satu teman sekelasnya.
"Duduklah."
perintahnya. Nina pun duduk seraya meraba tempat yang ingin ia duduki. Setelah duduk, orang itu bersuara lagi.
"aku pergi sebentar"
Nina mendengar suara orang melangkah menjauh, membuatnya mendesah.
"terlalu sakit untuk menangis. hah..."
Lumuran kue di wajahnya susah untuk dihilangkan walau dia sudah mengusapnya berkali - kali. Malah yang ada tangannya ikut - ikutan berlumuran kue. Lagi - lagi dia mendesah. Hatinya sekarang sangat sakit, kecewa, dan penuh penyesalan. Orang yang selama seminggu kurang lebih ini menjadi teman dekatnya... mengkhianatinya. Nina tersenyum pahit.
"aku membawa sekotak tissue basah."
Nina tersentak kaget mendengar suara yang persis seperti tadi. Dia berusaha membuka matanya, tapi lengket, benar - benar lengket.
"tahan. Aku akan membersihkannya. Ya ampun kau begitu merepotkan ternyata."
orang itu terkekeh pelan, membuat Nina sebal.
"aku tidak meminta untuk merepotkanmu."
dia hanya tertawa, lalu mengusap dengan pelan tangan Nina yang terkena lumuran kue, lalu wajah Nina. Setelahnya Nina membuka matanya karena merasa wajahnya tidak lengket seperti tadi.
"Mike?!"
Mike tersenyum dan memungut tissue - tissue yang tadi ia taruh begitu saja saat membersihkan wajah dan tangan Nina.
"yep. that's me."
Awalnya Nina menyangka orang tadi Andre, apa dia terlalu berharap? uhh sebal.
"kau ada masalah dengan Kai?"
Tanya Mike seraya duduk di samping Nina, Nina menundukkan kepalanya, lalu sebagai jawaban ia menggeleng, lalu mengangkat bahunya. Sejujurnya Nina kaget juga ketika Kai melemparkan kue tersebut ke arahnya.
"jadi kau tak tahu?"
Tanya Mike, ia duduk bersila dan menghadap Nina. Nina menoleh ke arahnya dan mengangguk. Mike kesal karena Nina jarang sekali berbicara padanya walaupun dia ingin mendengar suaranya, saat Mike mau membuka mulutnya, Nina berbicara.
"tadi kukira kau Andre."
Mike terdiam, sesaat kemudian dia kembali bertanya.
"memangnya kenapa?"
Nina bimbang, antara berbicara atau tidak, ia menggigit bibir bawahnya, memilin - milin jarinya. Sepertinya Mike tahu dan ia pun mengibas - ngibaskan tangannya.
"tak usah cerita, tak apa - apa. Itu kan..."
Belum sempat Mike menyelesaikan kalimatnya, Nina memotongnya.
"karena aku ingin dia di sisiku sekarang."
Mata Mike melebar, dia menyeringai.
"kutebak, kau suka padanya?"
Tanya Mike. Nina menoleh dan mengerutkan dahinya.
"bukankah aku pernah menembaknya di kelas?"
Mike terdiam mendengar pertanyaan Nina yang bisa dibilang pernyataan. Sebagai tanda, Mike mengangkat bahunya tanda tidak tahu.
"mungkin kau tidak masuk Mike. Tapi... aku ini mantannya."
wajah Mike sekarang tidak dapat diungkapkan dengan kata - kata. Dia benar - benar kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Move On?
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini adalah cerita pertamaku yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Nina harusnya tahu sejak awal. Sejak mereka bertemu. Sejak dia tersenyum pada Nina. Sejak dia tertawa. Sejak dia tidak bisa menghilang d...