“boleh aku bicara denganmu? Kali ini saja.” mohon Kai pada Nina yang hanya terdiam.
Nina baru saja sampai ke sekolahnya, dituding pertanyaan memaksa seperti itu oleh orang yang kemarin jelas – jelas mempermalukannya, mau tak mau Nina hanya bisa menghela nafasnya dan mengacuhkan Kai tanpa sedikitpun melihatnya. Kai terpaku di tempatnya, tangannya saling memilin jari – jarinya yang sedikit terluka karena ulahnya, ia memejamkan matanya dan berusaha bersabar.
Dengan perasaan campur aduk, Nina duduk di tempatnya dan termenung, ia membuka komik yang baru ia beli lusa kemarin saat ia dan Mom pergi ke butik untuk mencari gaun yang sekarang gaun itu teronggok di lantai kamarnya dengan noda cokelat dari kue. Sekali lagi ia menghela nafasnya dan berusaha berkonsentrasi dengan komiknya itu.
Tak berapa lama, siswa siswi pun mulai berdatangan di kelas, tak sedikit dari mereka melihat Nina dan tertawa, mereka teringat kejadian kemarin. Seseorang menepuk bahu Nina pelan, Nina terlonjak kaget dan mendongakkan kepalanya.
“ada apa? Tak biasanya kau mencariku.” Tanya Nina ketus.
“maafkan aku.” Lirih Ify seraya duduk di sebelah bangku Nina dan menyampirkan tasnya di kaitan mejanya.
“untuk?” Tanya Nina pura – pura tidak tahu. Nina merasa permasalahan mereka dengan Andre dkk belum clear dan Nina sedang tidak mood untuk menerima maaf dari Ify
“kaina loh!” bisik Ify, matanya melebar.
“loh memang kenapa?” Tanya Nina ketus, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Jujur sejak insiden kemarin, Nina menjadi sedikit kesal kepada Kai. Apalagi Nina tidak tahu duduk permasalahannya seperti apa. Ia mengerutkan dahinya dan berpikir serius. Apa mungkin selama ini dia telah melakukan kesalahan kepada Kai? Tapi melihat mukanya saja Nina sudah sangat kesal apalagi kalau tahu apa alasan di balik semua ini.
“maafkan aku karena menjauhimu!” Seru ify.
Nina terlonjak kaget dan akhirnya ia tersadar dari lamunannya, Nina tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya.
“sungguh aku tidak apa – apa…” kata Nina.
“bohong.” Sahut Rio yang tiba – tiba saja datang dari arah belakang mereka.
Keduanya membalikkan badannya kaget. Rio tersenyum dan duduk di meja Ify, membuat Ify mengerutkan dahinya sesaat.
“kau bohong Nin.” Kata Rio lagi.
“aku tidak bohong.” Seru Nina sambil mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.
“kalau begitu, tatap aku.” Kata Rio tajam.
“Yo…” Tegur Ify.
Rio member isyarat tangan pada Ify untuk tidak bicara, setidaknya untuk saat ini.
“tatap aku.” Perintah Rio.
Kesabaran Nina habi, ia menggebrak mejanya dengan kesal. Membuat Ify, Rio, seluruh siswa di kelas, dan Andre yang baru saja datang ke kelas terlonjak kaget. Semua mata terfokus pada Nina. Mata Nina menatap tajam Rio.
“bisa tidak sih kalian tidak menggangguku?!” teriaknya penuh emosi.
“aku marah! Aku marah pada kalian.” Teriak Nina, ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.
“aku marah karena kalian menertawakanku!!!” Teriaknya lagi tak terkendali.
Kaina merasa sangat terpukul saat mendengar suara parau Nina yang sangat terluka, ia menggenggam erat boneka hadiah Nina, boneka berbentuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Move On?
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini adalah cerita pertamaku yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Nina harusnya tahu sejak awal. Sejak mereka bertemu. Sejak dia tersenyum pada Nina. Sejak dia tertawa. Sejak dia tidak bisa menghilang d...