Happy reading :)
Gadis itu memasuki minimarket terdekat dengan santai. Langkahnya berjalan menuju rak snack dan minuman, terutama susu kotak. Bukan susu bubuk ya, susu cair yang kotak.
Kemudian tak perlu waktu lama, Sinta hanya ingin beli cemilan untuk teman tugasnya nanti sore. Ia segera menuju kasir dan mengantri tepat dibelakang seorang gadis SMA yang terlihat tidak banyak belanja seperti dirinya.
Gadis itu berbaju batik dengan rok putih seperti murid SMA lainnya yang Sinta tau. Setelah kepergiannya, Sinta maju dan segera membayar.
Awalnya aman dan baik saja, Sinta segera kembali membawa motornya keluar halaman minimarket untuk secepatnya sampai kosan. Tapi oke, dia melihat sesuatu.
Gadis tadi sedang diganggu. Ia sepetinya hendak pulang dengan berjalan kaki, tapi terhalang oleh beberapa orang lelaki yang tidak punya otak dan pikiran. You know what I mean.
Dia sudah berusaha menghindar. Tapi tiga banding satu tentu kalah. Wajahnya panik dan membuat Sinta harus menolongnya. Walaupun bukan strong women yang berani membuat mereka babak belur, paling tidak adik itu bisa aman nanti.
“mau kemana neng cantik?”
“cantik-cantik kok jalan sendirian?”
“bibirnya pink deh, bibir yang dibawah gimana tuh?”Begitulah ucapan kotor begitu memekakkan telinga yang Sinta dengar. Dasar sampah masyarakat, yang begini harusnya disuruh nguras kali mampet supaya ga banjir.
“maaf mas, saya mau pulang.” ucap gadis tadi dengar suara bergetar.
“sini yuk abang anter yuk .. sambil seneng-seneng ..”
Mereka mendekat.“HEH!” Sinta menyela jarak antara gadis itu dengan manusia tak berotak di depannya.
“TU MULUT ATAU SAMPAH? BAU BANGET!” ucap gadis berkemeja kotak tersebut tanpa filter.Mohon maaf aja, ibunya Sinta juga begini kalau bicara. Nurun ke anak.
“eh bang, dapet lagi nih cewek cantik ..” salah satu diantar mereka berbicara.
“lo bisa diem ga? Otak ada tapi ga dipake. Buat apa? Pajangan?”“wihh,, sok banget lo ..”
“biarin gue sok, yang penting punya pikiran ..”“terus lo bilang kita ga punya pikiran gitu?” salah satu diantara mereka terlihat kesal.
“KAGA LAH ANJIR .. MASA GANGGUIN ANAK SMA MAU PULANG DIBILANG PUNYA PIKIRAN?” Sinta menarik nafasnya dalam.
Sebenarnya takut, tapi ni mulut kenapa ga bisa diajak kerja sama? Nyeplosnya lancar bener.
“oh, lo bilang kita ga punya pikiran?” tiga-tiganya maju perlahan menatap tajam pada retina gadis yang niatnya menolong tapi sepertinya akan ikut jadi korban setelah ini.
Langkah Sinta perlan mundur bersama dengan gadis di belakangnya. “kakak ..” rengek gadis itu takut.
“tenang-tenang .. kebaikan pasti menang melawan kejahatan.” Ucap Sinta berusaha terlihat berani. Padahal … beuh!
“sini lo lawan kita .. jangan mundur-mundur ..” yang paling tengah berucap tegas.
“GA LAKIK BANGET LAWANNYA CEWEK. BERTIGA LAGI.”
Sinta meneguk ludahnya susah. Ya tuhan, mulutnya bisa di silent dulu ga sih? Bikin keadaan makin runyam asli.
“lo nantangin?!”
BRAKKKK!!
Satu pukulan mengenai tepat pada pipi lelaki yang paling tengah. Tapi jangan pikir itu Sinta. Dia tidak seberani itu melawan mereka dengan fisik.“CEMEN BANGET LO!!”
BRAKKK!!
Sinta menarik tangan gadis kecil tadi lalu menjauh. Itu Jay. Iya, Jayandra Geni yang tadi pagi ia ghibahi bersama Jihan.
Lelaki berkemeja itu langsung mengahajar ketiganya tanpa ampun. Tidak tau bagaimana tekniknya, intinya seperti yang Sinta bilang tadi, “kebaikan pasti menang melawan kejahatan.”
Gadis itu masih shock. Meratapi kebodohan yang berani-beraninya nantangin preman kota modal mulut lemes doang. Gila, itu berani atau apa dah namanya?
Oke, selesai urusan Jay dengan tiga orang itu, lelaki yang sangat amat Sinta tau itu mendekat.
“kalian berdua gapapa?” tanyanya dengan wajah yang B aja. Kayak gaada capek atau apa gitu setelah berantem ala ftv sama preman tadi.
“gapapa kok ..” jawab Sinta yang sudah mulai membaik.
“ABANG LAMA BANGET JEMPUTNYA!!” ucap gadis dibelakang Sinta dengan raut marah. Kini sudah pindah berada di sisinya.
Ha? Abang?
“urusan abang baru kelar Ma ..”
“lapor mama ni! Bilang aja habis pacaran kan? Beneran gue laporin mama papa lu! Biar di cabut semua kartu atm sama mobil!”Oke, Sinta cuma bisa diam. Ini urusan pribadi kakak dan adik, tidak ada peran Sinta di dalamnya. Keduanya sedikit berdebat masalah kecil ini, tidak lama, karena gadis tadi yang adiknya Jay ingat kalau ada Sinta.
“kak, makasi ya tadi. Emang abang ga guna dia ..” ucap gadis itu sambil melirik Jay dengan memasang watadosnya.
“oh, ah iya gapapa .. hehe, ga ngapa-ngapain padahal gue mah ..”
“paling enggak kakak dateng tepat waktu” ucapnya ditekan memberi sindiran.“Ma sumpah deh .. lu nurun mama banget mulutnya!” Jay berucap kesal. Kena sindir mulu dari tadi.
“udah deh ya, gue pamit kalau gitu ..”
“makasi ya Sinta.. ngerepotin banget emang anaknya ..” ucap Jay bermuka dua.“BANG!”
“ah iya oke, gue balik ya, makasi .. lanjut aja berantemnya gapapa ..” Sinta tersenyum kecut kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.Andai gadis itu tau, kakaknya memang setidak berguna itu kehadirannya. Kerjaannya pacaran mulu. Untung aja ga ngulang kelas.
Tapi ya, bersyukur juga sih itu manusia bisa datang. Walaupun rada telat, tapi tadi itu udah tipis-tipis banget sama tragedi yang gatau deh jadi apa kalau Jay datangnya lebih telat lagi.
Syukur Wulan ga nahan dia lama selama ngebucin ala buaya tadi.
Tbc ..
Have a nice dream semuanyaaa,, jaga kesehatan yaaa. Thank you 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Jayandra Sinta [Sinhope]
Romance"gue takut karma, bang!" - Prima 2021 Note : jangan baca kalau mau cari cerita yang konfliknya ekstrem, karena disini gaada konflik 😂😂