Baca cerita ini tanggal berapa?
🐻🐻🐻
Hari ini adalah acara di mana olimpiade berlangsung. Suasana ramai begitu mendominasi gedung ini. Tidak hanya finalis saja tetapi juga suporter dari setiap perwakilan provinsi. Ya, ini adalah olimpiade nasional yang di mana setiap provinsi mengirimkan anak bangsa terbaiknya, termasuk Alea dan kawan kawannya.
Pertandingan kali ini terdiri dari dua sesi, sesi yang pertama adalah ujian tulis yang dimana peserta mengerjakan soal yang telah diberikan oleh para panitia dan sesi berikutnya adalah cerdas cermat. Yang dimana mereka akan bersaing untuk menjawab pertanyaan, siapa cepat dan tepat dia yang akan dapat.
"Le, lo harus yakin. Lo harus bisa, lo harus menang Le." Yana meyakinkan Alea yang hendak masuk ke dalam ruangan untuk mengerjakan soal.
"Nggak usah gugup Le, gue yakin lawan lo nggak ada apa apanya sama kemampuan lo. Nanti pas ngerjain soal, lo harus tenang oke?" Ifa juga ikut menambahkan. Keduanya memegang tangan Alea yang begitu dingin.
"Le?" Tidak ada jawaban dari Alea yang membuat Yana berulang kali memanggilnya kembali. Ifa dan Yana saling bertatapan, ternyata sahabat yang sedari tadi diajak berbicara itu tengah memperhatikan sesuatu di ujung sana. Pandangan Ifa dan Yana pun mengikuti arah bola Alea.
Terlihat Daffa yang tengah memeluk Leta dengan hangat, yang kemudian sesaat pelukan itu dilepaskan dan tergantikan oleh elusan lembut di kepala Leta. Jika dilihat secara seksama, Daffa tengah memberi semangat kepada Leta.
"Apapun hasilnya kamu udah jadi yang terbaik buat aku." Kata itulah yang diucapkan oleh Daffa kepada Leta.
Melihat perubahan di raut wajah Alea, membuat Yana menarik napasnya dalam, "Le, lo kan punya kita." Yana mengarahkan kepala Alea untuk menatap dirinya dan Ifa.
Alea tersenyum tipis melihat kedua wajah kedua sahabatnya yang ada di depannya ini. Mereka terlihat sangat tulus.
"Jangan tinggalin gue ya." Alea memeluk kedua sahabatnya erat.
"Nggak akan pernah Le. Udah masuk sana, semangat cantik." Yana mendorong tubuh Alea untuk memasuki ruangan.
🐻🐻🐻
Waktu mengerjakan sisa kurang 20 menit, tampak Alea mengerjakan soal soal di hadapannya dengan tenang. Namun tiba tiba saja komputer yang ada di hadapannya ini mati, ia dibuat panik seketika. Pasalnya ia tidak terlalu menguasai bidang IT. Ia sudah berkali kali memencet tombol on off namun komputernya tidak kunjung hidup. Hal ini membuat Alea keringat dingin.
"Ada masalah?" tanya seorang lelaki di samping Alea yang sedari tadi tampak memperhatikan gerak gerik Alea yang sedang panik.
"Komputer gue mati," ujar Alea gugup sambil menggigit jarinya.
"Boleh gue lihat?" tanya lelaki itu sopan.
Alea memperhatikan sekitarnya, ia takut jika kepergok oleh panitia ataupun yang lainnya.
"Kalau ketahuan panitia gimana?" tanya Alea lirih.
Lelaki itu tampak memperhatikan sekitarnya, "gue rasa aman." Kemudian lelaki itu langsung mengambil alih komputer Alea, entah apa yang dilakukan oleh pria itu namun komputer Alea dapat kembali hidup.
"Jawaban gue masih ada nggak?" tanya Alea sambil terus menggigit jarinya, karena ia takut jika jawabannya hilang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANONYMOUS CHAT
Teen FictionTentang seorang gadis yang sudah menjalin kasih bersama lelaki yang dicintainya selama 3 tahun namun ditinggal pergi karena sebuah perselingkuhan. Gadis ini berusaha mencari pelampiasan dalam aplikasi telegram yang telah diajarkan oleh kedua sahab...