"Byurr."
Alea menegakkan tubuhnya seketika. Arah pandangannya sesaat lurus ke depan dengan bola mata membulat secara sempurna sebelum ia menoleh ke belakang.
Bukan hanya Alea, teman temannya yang ada disitu pun ikut terkejut. Pasalnya tubuh Alea saat ini sudah basah kuyup.
Alea pun menarik kursinya untuk berdiri tegak berhadapan dengan gadis yang berdiri di depannya ini. Kejadian ini mampu menarik perhatian pengunjung kantin, buktinya mereka menghentikan aktivitasnya hanya untuk melihat apa yang akan dilakukan Leta selanjutnya kepada Alea.
"Cewek gatel lo."
PLAKK
Leta menampar pipi kanan Alea dengan keras yang membuat gadis itu memalingkan wajahnya. Bahkan kulit putih bersihnya kini berubah menjadi warna kemerahan. Bukan hanya Alea, semua orang disitu tampak menganga tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Leta. Pasalnya selama ini gadis itu terkenal dengan sikap manisnya.
Alea merapikan rambutnya sembari menatap Leta dengan sinis, "nggak kebalik mbak?"
Leta mengeratkan genggaman tangannya. Gigi gadis itu menggertak menahan amarahnya yang memuncak.
"Gara gara lo, Daffa kemarin nggak jadi ke rumah gue. Daffa nggak jadi nemenin gue. Dia lebih mentingin lo daripada gue. Mikir anjing, lo itu cuma mantannya," ucap Leta sambil menunjuk ke arah Alea.
"Lah itukan salah cowok lo, bukan salah gue. Dia sendirikan yang milih buat mentingin gue daripada lo."
"Jangan jadi pelakor dihubungan orang lain mbak. Nggak laku lo?" ucap Leta sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
Alea tertawa kecil. "Mohon maaf nih sebelumnya, yang jadi pelakor itu saya atau anda ya? Punya pacar hasil ngrebut aja kok bangga. Nggak ada cowok lain mbak?" Alea mendorong kecil pundak Leta dengan jari telunjuknya yang kemudian membalikkan badan untuk melanjutkan makannya.
"Sialan lo." Leta berada ada puncak amarahnya. Ia menarik baju Lea dengan kasar yang membuat gadis itu berbalik arah kembali untuk berhadapan lagi dengannya. Tanpa menunggu aba aba Leta menarik rambut Alea dengan kasar. Alea yang merasa tidak terima pun ikut menarik rambut Leta.
Hal ini menjadi tontonan yang menarik bagi para pengunjung kantin. Buktinya saja mereka yang awalnya hanya duduk di tempat masing masing kini sudah berkerumun membentuk lingkaran hanya untuk menonton perdebatan antara Alea dan Leta.
Yana dan Ifa sudah beberapa kali mencoba untuk menghentikan aksi sahabatnya itu, namun gagal. Serangan antara Alea dan Leta membabi buta. Apalagi teriakan teriakan untuk mendukung keduanya semakin terdengar membuat suasana menjadi panas.
"Stopp!!!" teriak seorang lelaki yang baru saja datang berdiri di anrara kerumunan. Napasnya tampak terengah, sepertinya ia baru saja lari untuk datang ke tempat ini.
Aksi Alea dan Leta pun terhenti. Mereka menatap ke arah Daffa. Leta pun berlari ke arah Daffa.
"Sayang, Lea nyakitin aku. Dia ngejambak rambut aku," ujar Leta sembari bergelayut manja di lengan Daffa.
Daffa hanya menaikkan salah satu alisnya menatap Leta. Pandangan lelaki itu kali ini tertuju kepada Alea yang masih berdiri di tempat. Lelaki itu ingin memastikan apakah kondisi Alea baik baik saja. Terlihat gadis itu ditemani oleh kedua sahabatnya yang berusaha menenangkan Alea. Alea tampak menatap Leta denga tajam.
"Bubar semua bubar," titah Devan berusaha membubarkan kerumunan. Untung Daffa datang tepat waktu. Tadinya Daffa berada di ruang OSIS untuk mengurus berkas bersama sekretarisnya, namun melihat kejadian ini Aksa langsung menghubungi Daffa untuk datang ke kantin.
"Dasar cewe tukang fitnah." Teriak Alea melihat Leta yang masih bergelantung manja pada Daffa.
"Tuhkan sayang denger sendiri. Dia ngefitnah aku." Leta menatap Daffa dengan wajah yang memelas.
Daffa semakin muak dengan drama Leta. Lelaki itu melepaskan dengan kasar tangan Leta yang masih bergelayut padanya.
"Nggak usah manja. Lo yang bikin masalah, lo juga yang harus tanggung jawab. Jangan salahin orang lain," ujar Daffa dengan tatapan serius. Baru pertama kali ini Daffa mengucapkan kalimat dengan nada tinggi dihadapan Leta, pasalnya selama ini ia tidak berani untuk mengatakan itu meskipun ia tahu pacarnya salah. Ia hanya tidak ingin Leta pingsan. Namun kejadian kali ini sudah keterlaluan menurutnya.
"Kok kamu ngebelain Lea sih?" ucap Leta dengan nada yang tak kalah tingginya.
"Bukan gue ngebela Lea, tapi lo yang kayak anak anak. Cuma gara gara masalah sepele aja lo bikin drama kayak gini yang bikin heboh satu sekolah."
"Masalah sepele? Menurut lo kemarin masalah sepele? Lo lebih mentingin datang ke rumah mantan lo daripada ke rumah pacar sendiri menurut lo sepele?" amarah Leta sudah tidak bisa ditahan. Gadis itu menggunakan panggilan lo-gue kepada Daffa.
"Lo sempet nanya nggak kenapa gue datang ke rumah Lea? Bahkan ketika gue mau ngomong alasan gue kenapa gue harus datang ke sana aja nggak pernah lo kasih celah buat gue bicara. Lo selalu nyimpulin masalah dari sudut pandang lo sendiri. Lo egois Leta." Daffa meninggalkan Leta mematung di tempat. Gadis itu masih tidak percaya jika Daffa mengatakan hal itu kepadanya.
"Kalau lo mau tahu, kemarin gue ke sana karena ada urusan sama bokapnya Lea. Bukan sama Lea. Kalau mau ngajak berantem ajak berantem Om Isal, bukan anaknya." Daffa yang awalnya berjalan kini berbalik arah menatap Leta.
"Satu lagi, lo ditunggu di BK sama Bu Nita."
"Tapikan aku pacar kamu Daf." Leta sangat berharap Daffa bisa melindunginya.
"Ya terus? Sekali pun lo pacar gue yang notabennya sebagai pacar ketua OSIS kalau lo salah ya tetap salah. Nggak ada hal atau alasan yang bisa membenarkan sikap lo barusan." Setelah mengucapkan itu, Daffa benar benar pergi meninggalkan Leta di tempat. Sedangkan Alea sudah beberapa waktu lalu di bawa pergi ke UKS bersama teman temannya untuk diobati luka memar di pipinya akibat tamparan keras dari Leta.
"Awas lo Le. Gue jamin hidup lo nggak bakalan tenang." Tangan Leta mengerat dengan kuat.
🐻🐻🐻
Kesan untuk part ini?
Ada yang punya saran untuk visual cerita ini nggak? Siapa yang cocok jadi Lea, Daffa, Arga, dkk
Pesan kalian untuk
Alea
Daffa
Arga
Leta
Aku
Next kapan?
Spam next yukk
Ajak teman kalian buat bac cerita ini ya, siapa tau jodoh 😄
KAMU SEDANG MEMBACA
ANONYMOUS CHAT
Teen FictionTentang seorang gadis yang sudah menjalin kasih bersama lelaki yang dicintainya selama 3 tahun namun ditinggal pergi karena sebuah perselingkuhan. Gadis ini berusaha mencari pelampiasan dalam aplikasi telegram yang telah diajarkan oleh kedua sahab...