duapuluhdelapaan...

1.2K 153 22
                                    

Pagi-pagi Farah tengah berkutat di dapur, hari ini dia ingin menyiapkan makanan spesial untuk suaminya.Farah belum siap untuk mengatakan kesalahannya sebab itu dia merasakan ketakutan tersendiri pada dirinya yang akibatnya terkadang tiba-tiba cemas sendiri, tentunya hal itu tanpa sepengetahuan Wahyu.

"Good morning sayang,"seseorang memeluk Farah dari belakang sehingga membuat Farah yang tengah memasak sedikit tersentak kaget.

"Astaghfirullah kaget tau mas,"ucap Farah mengelus dadanya sabar.

"Heheh maaf sayang."Farah hanya memutar bola mata malasnya ketika melihat Wahyu menampilkan cengiran kudanya.

"Kamu masak apa??tumben pagi-pagi udah masak,pasti ada apa-apa nih.Ada apa nih??ayoo,"ucap Wahyu yang masih memeluk tubuh mungil Farah.

Farah yang mendengar ucapan Wahyu barusan mendadak tegang,keringat tiba-tiba muncul dari pelipisnya,bibir yang awalnya merah kini memucat semua tubuhnya bergetar mendadak.

Prang.....

Farah tak sengaja menjatuhkan spatula nya kelantai karena tangannya yang bergetar hebat.Wahyu merasakan tubuh Farah bergetar pun mengerenyitkan dahinya bingung lalu dia menarik tubuh Farah agar menghadap nya.

Farah memutar tubuhnya menjadi berhadapan dengan Wahyu, tubuhnya masih amat bergetar ketika menatap mata sayu milik Wahyu.

"Kamu kenapa hmm?.....Kok kayak ketakutan gitu?aku cuma nanya loh kok respon kamu kayak ada hal yang besar kamu sembunyiin dari aku,"Wahyu menahan bahu Farah dan berkata seolah-olah ada hal besar yang Farah sembunyikan.

Farah menatap lekat mata Wahyu dirinya tak kuat lagi dan berakhir menangis di hadapan Wahyu. "Mass aku nggak salah,aku nggak salah...."racau Farah sambil menggelengkan kepalanya keras.

Wahyu memeluk erat tubuh mungil Farah dan meredakan tangis istrinya itu.Wahyu nampak heran atas respon sikap Farah pada pertanyaan nya tadi,namun sengaja dia mentup pembahasan nya dan mencoba menenangkan Farah terlebih dahulu.

"Heii,are you okey sayang??"tanya Wahyu menatap lekat mata Farah.

Farah yang mendengar ucapan Wahyu lantas mendadak gugup dan mengelap keringat pada dahinya lalu mengangguk dan tersenyum.

"Aku baik-baik aja kok mas,"ucap Farah tersenyum.

"Kamu duduk aja nanti aku siapin makanan untuk kamu,"ucap Farah pada Wahyu.

Wahyu mengangguk dan tersenyum singkat pada Farah,"Kamu juga nanti ikut makan ya,"ucap Wahyu sebelum berlalu dari hadapan Farah.

"Iya...,"balas Farah singkat.

Farah melanjutkan memasaknya dan Wahyu duduk dimeja makan sambil menatap gerak gerik Farah,dirinya bingung melihat sikap Farah yang sangat aneh belakangan ini.

"Apa yang kamu sembunyiin dari aku Rah,"gumam Wahyu lirih.

Dibalik ruangan makan terlihat perempuan yang masih dengan piyama tidurnya mengintip sepasang pasutri itu.

"Gue rasa hubungan Wahyu sama Farah lagi nggak baik baik aja nih,"gumam tarisa dari balik celah ruangan itu.

Tarisa berjalan menghampiri Farah yang tengah memasak didapur,dirinya berniat membantu Farah dalam menyiapkan makanan pagi.

"Haii tar,udah bangun??"tanya Farah tersenyum dan melihat Tarisa sekilas.

"Iya Rah,aku boleh ikut sarapan sama kamu?"tanya Tarisa canggung pada Farah, sejujurnya Tarisa sudah dari semalam menahan lapar karena dia hanya makan sedikit semalam tak mungkin jika dia harus menambahkan porsi nya sedangkan dia hanya tamu yang tak di undang.

"Loh kok nanya sih,ya nggak papa dong emang kamu harus ikut sarapan bareng,"ucap Farah tersenyum manis pada Tarisa.

"Makasih banyak ya Rah, nanti aku ganti deh beras yang aku makan,"ucap Tarisa yang membuat Farah tertawa.

"Astaghfirullah tarisa,nggak usah kayak gitu juga kali lo makan disini nggak ngabisin beras juga,"ucap Farah yang masih tertawa.

Tarisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Yaudah aku bantuin kamu ya,"ucap Tarisa pada Farah.

"Nggak usah tar.Ini udah selesai kok,kamu duduk aja sana,"ucap Farah sambil mematikan kompor dapurnya.

"Beneran??"tanya Tarisa memastikan.

"Iya,kamu duduk deket mas Wahyu aja sana gih,"ucap Farah.

Tarisa mengangguk dan pergi berjalan kearah meja makan,Tarisa dapat melihat Wahyu yang masih menggunakan baju piyama nya seketika jantung Tarisa berdebar lebih kencang.

Tarisa meneguk salivanya susah payah dan mencoba bersikap biasa saja pada Wahyu, "pagi wah,"sapa Tarisa menepuk pundak Wahyu.

Wahyu yang tadi hanya diam melamun tiba-tiba tersentak saat Tarisa menepuk pundaknya,Wahyu melihat kearah Tarisa dan tersenyum sambilah tangannya menurunkan tangan Tarisa yang setia bertengger pada pundaknya.

"Pagi sa,duduk sa,"ucap Wahyu menanggapinya Tarisa sekilas.

Wahyu tidak ingin Farah salah paham dengan melihat tangan Tarisa yang ada di pundaknya.Tarisa tersenyum kecut saat tangannya diturunkan oleh Wahyu dengan gerakan cepat.

"Kamu nggak kerja wah??"tanya Tarisa yang duduk tepat disamping Wahyu.

Wahyu melihat Tarisa yang ada disamping kanan nya dan tersenyum. "Kerja kok,nanti jam 8,"ucap Wahyu.

"Oh iya Tar,kamu boleh pindah ke bagian sana aja nggak?"tanya Wahyu mencoba bicara baik-baik pada Tarisa.

"Emang nya kenapa kalau aku duduk disini??"tanya Tarisa mengerenyitkan dahinya.

"Mm...itu tempat istri aku,"ucap Wahyu menatap pada Tarisa.

"Oalah,oke sans aja wa,"ucap canggung tarisa.

Tarisa tersenyum canggung dan berpindah kekursi satunya lagi, betapa beruntungnya Farah mendapatkan Wahyu yang sangat mencintainya andai saja dulu Tarisa tidak meninggalkan Wahyu mungkin dirinyalah yang ada di posisi Farah sekarang.

"Lo nggak kesinggung kan tar?"tanya Wahyu yang masih tak enak hati pada Tarisa.

"Enggak kali biasa aja, gue kan kagak tau kalau  itu tempat Farah,"ucap Tarisa menanggapi tersenyum.

Wahyu tersenyum dan mengangguk pada Tarisa, syukurlah jika memang Tarisa tidak tersinggung atas ucapannya.

"Heii kok diem diem aja?"suara lembut Farah menyapa ruang makan membuat perhatian keduanya buyar.

"Nih aku udah siapin makanan yang enak,sekarang ayo kita sarapan,"ajak Farah meletakkan semua makanan yang dia masak barusan.











Tbc!!
Vote and comen!
Sorry ya ngebosenin 😭
Follow ig:kikinvlia

LikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang