Bagian full flashback.
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️Kedua tangan Oka mengepal sampai buku-buku jemarinya berubah putih. Berada di tempat haram ini saja sudah tak nyaman, malah disuguhkan pemandangan tak sedap tunangannya dengan pria lain di ujung sana. Warna kemerahan di ujung hidung cukup memberi tahu bahwa mereka sedang dalam pengaruh alkohol.
Desas-desus itu benar, sayangnya.
Kliennya sudah pergi, namun Oka ingin lebih banyak tau tentang kelakuan asli tunangannya.
"Tertarik buat ikutan dunia gue, Tuan Asoka?" tanya seseorang yang memang sejak awal berada di samping Oka.
"Ck, nggak sama sekali, Ken."
"Terus kenapa masih lama-lama di sini?" tanya Ken, lagi.
Oka tak menggubris Ken, matanya masih memandangi Flo dengan pria kekar itu. Rasanya ingin segera menghajar pria cabul itu. Tangan yang dengan mudahnya menyentuh tubuh Flo, mata yang tak lepas dari beberapa sentimeter di bawah leher Flo, bibir yang ujungnya tampak bercak lipstik Flo.
Satu yang menahan Oka, Flo tampak menikmati.
Merasa dicampakkan, Ken melihat ke mana arah pandangan Oka. Ia terkekeh begitu mengetahui itu Flo. "Jangan kaget, brother. Lo udah sering 'kan dapet kabar miring tentang dia? Bahkan dari gue."
Ken sekali lagi terkekeh, "sayangnya lo nggak pernah percaya. Entah apa mantra yang dia pake atau lo nya aja yang emang bebal," lanjut Ken.
"Bisa diem nggak?" ujar Oka masih tak lepas dari pemandangan tak senonoh itu.
Setelah cukup lama, Flo terlihat bangkit dan seperti mengucapkan selamat tinggal dengan pria tadi. Keduanya berpisah dengan pelukan, terasa menyakitkan bagi Oka. Ketika Flo beranjak pergi, Oka dengan otomatis mengikutinya.
"Lo mau ngapain, Ka? Itu udah cukup buat buktiin kalau dia bukan orang yang tepat buat lo!" seru Ken.
"Tergantung penjelasannya," ujar Oka sebelum bergegas mengikuti Flo.
Ken mengacak rambutnya kasar, "dasar kepala batu!" umpatnya yang kemudian turut mengikuti Oka.
Terlihat bak peminum ulung, meski Flo di bawah pengaruh alkohol, namun cara jalan dan pembawaannya sangat mendekati normal. Bahkan jika melihatnya sekilas mungkin tak akan ada yang mengira bahwa ia sedang mabuk. Saking ulungnya sampai berani membawa mobilnya sendiri.
Oka mengikuti jalannya mobil Flo, "dasar laki-laki cabul! Habis manis sepah dibuang."
Setelah beberapa saat mengikuti mobil Flo, jalanan terasa familiar bagi Oka. Padahal mereka tau jika rumah Flo berlawanan arah dengan rutenya sekarang. Sampai akhirnya ia berbelok melewati palang yang terbuka setelah security mengerti bahwa sang tunangan pemilik kantor ingin masuk menuju gedung tersebut.
"Ngapain dia ke kantor?" tanya Oka sambil menepi di bahu jalan.
"Hoaam, nyari lo lah. Ada rasa bersalah mungkin habis main-main sama cowok," ujar Ken sambil merentangkan tangan dan kakinya, "balik aja lah. Mau cari apa lagi?"
"Lo boleh balik sendiri. Gue di sini sampai dia keluar," jawab Oka sambil memainkan ponselnya.
Ken memutar bola matanya malas, "gue tidur aja dah."
Jarum pendek pada jam analog di tangan Oka telah menunjuk angka 3, namun tiada pertanda Flo keluar. Ia sampai mengira jika Flo ketiduran di dalam sana. Bahaya, kan, jika esok hari karyawannya menemukan calon istri bosnya dalam keadaan pasca mabuk seperti itu, memalukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals
Teen FictionHubungan kakak adik impian itu seperti apa? Temukan artinya di tempat lain, karena di sini yang ada hanya kehidupan biasa tiga ekor laki-laki yang kebetulan lahir di rahim yang sama dengan bibit yang sama. Tiga bersaudara yang kadang akur seringnya...