[6] Wedding Singer, Ex's Wedding

1.8K 214 9
                                    

Sudah lagu ketiga yang Arka dan Melodi mainkan. Melihat pemandangan bahagia dalam gedung ini membuat siapa pun ikut terlarut suasana. Baru kali ini Arka mengiringi seseorang bernyanyi di acara pernikahan.

Alangkah terkejutnya ketika ia mengetahui kedua mempelai bahagia itu. Ia sering melihat mereka setiap perayaan ulang tahun Nusantara Group. Terlebih mempelai wanita itu. Tak cukup dekat sebenarnya dan tak ingin dekat juga, namun pernah menjadi orang terdekat kakak sulungnya. Ia tak tahu menahu soal kelanjutan hubungan mereka, yang ia tau mereka memang tak saling mencintai.

Sepertinya mereka juga tidak sadar ada kehadiran Arka. Selain tamu yang terus berdatangan, tempatnya mengiringi musik juga cukup jauh dari panggung utama. Belum lagi tubuhnya yang tertutup piano. Siapa peduli dengan pengiring musik? Tokoh utama hari ini tentunya sang pengantin.

Arka kembali menikmati permainannya dan nyanyian Melodi. Suara lembut menenangkan namun kuat di beberapa nada itu memang cocok digunakan pada acara seperti ini.

Tenggelam dalam lagu membuatnya teringat pembicaraannya dengan Melodi beberapa waktu lalu. Mulai dari kisah menjadi wedding singer sampai sedikit potongan kehidupannya yang tidak lurus. Di luar yang Arka duga, gadis itu cukup terbuka.

Hidupnya cukup berat. Ditinggal pergi ayahnya sejak berseragam merah putih, hidup bertiga dengan ibu dan sang kakak perempuan. Ekonomi mereka sangat buruk ketika ayah mereka bangkrut dan pergi begitu saja.

Satu-satunya yang bisa Melodi andalkan adalah pengetahuan dan keterampilannya. Ia berusaha keras mendapat beasiswa sekolah penuh dan tetap bekerja paruh waktu sebagai penyanyi cafe.

Penyanyi cafe?

Arka juga bertanya-tanya tentang hal itu. Wedding singer adalah pekerjaannya baru-baru ini. Sejumlah pelanggan setia cafe di tempatnya bekerja yang memesannya. Awalnya ia ragu, namun honor yang ditawarkan lumayan besar membuatnya terus meyakinkan diri.

Melodi tetap bekerja di cafe, namun juga membuka layanan wedding singer. Ia cukup dekat dengan karyawan cafe, sampai akhirnya meminta bantuan pekerja lain di sana untuk mengiringinya. Sebenarnya bukan pekerja sembarangan, melainkan manajer cafe tersebut. Seorang mahasiswa semester tua yang hampir tak ada harapan lulus, katanya.

Sungguh menarik hidup Melodi di mata Arka. Namun jika ingin bertukar kehidupan, tentu Arka tak mau. Bukan cinta uang dan pamor, lebih ke bagaimana membiayai pengobatannya yang tidak murah itu. Mendengar potongan kisah Melodi, Arka agak bersyukur hidup di keluarga Nusantara.

Agak?

Iya, selebihnya ia tak ingin dilahirkan saja.

Serius.

Jikalau reinkarnasi itu ada, Arka lebih memilih menjadi tumbuhan. Tetapi setelah dipikir-pikir lagi, di era ini tumbuhan mulai dibabat demi perluasan lahan, maka ia memutuskan untuk menjadi batu saja.

"Ibuku selalu bilang, kalau kita nggak bisa bahagia di dunia. Maka setidaknya kita harus bahagia di akhirat. Dunia itu palsu, tipuan indah."

Kalimat Melodi itu terasa mengganjal di hati Arka. Mendengarnya seperti cubitan tersendiri baginya. Apakah karena ia yang selalu mengeluhkan sulitnya dunia? Bukan dunia orang lain, melainkan dunianya sendiri.

Padahal batu pun bisa terkikis air, bukan?

☘☘☘


Oka menjejakkan kaki juga di pernikahan Flo, mantan kekasihnya. Tak membawa apa pun, seperti yang ia katakan. Terlihat seseorang melambaikan tangan antusias di salah satu kursi tamu undangan. Itu Ken, kawan lamanya.

Sibling GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang