08

510 46 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

°°°


"Ada apa, sayang ku ?"

"Saat pulang, belilah makanan dari luar ya. Beli yang banyak"

"Hm ? Memangnya kenapa ?"

"Aku sedang malas memasak"

Di sana, William terkekeh. "Baiklah. Ingin makanan apa ?"

"Makanan tradisional saja. Apapun, terserah pada mu"

"Baiklah"

"Kau mengerti kan dari kata 'banyak' itu ?"

"Memangnya aku harus membeli sebanyak apa ?"

Seunghee melirik Wendy yang saat ini sedang bermain bersama Ara.

"Malam ini Wendy akan menginap"

"Menginap ? Oh..aku mengerti. Baiklah, aku akan membelinya nanti"

"Hati-hatilah saat pulang nanti"

"Iya, aku tutup dulu ya"

"Heem"

Setelah selesai menelepon, Seunghee pun mendekati Wendy.

"Lihatlah, ada seorang wanita yang sedang berlagak baik baik saja di sini. Padahal sebenarnya saat ini hatinya terasa sakit"

Wendy terdiam dan menoleh. "Apa maksud eonni ?"

"Kau jelas mengerti maksud ku"

"Aku tidak seperti itu" jawab Wendy.

"Halah. Sebentar lagi juga menangis"

"Hih! Aku tidak se-cengeng itu"

"Lihat saja nanti"

"Ih! Eonni pergi saja sana. Biarkan aku bermain dengan Ara"

Seunghee pun bangkit dari duduknya. "Kau tidak perlu menyembunyikan perasaan mu, Wendy. Aku tau segalanya" ucapnya sembari berjalan menuju kamar.

Wendy terdiam.

"Bibi"

"Eh iya, kenapa ?"

Wendy kembali sadar. Dia pun melanjutkan permainannya bersama Ara agar dia bisa melupakan kesedihannya saat ini.

°°°

"Wahh..banyak sekali makanan yang oppa beli" ujar Wendy saat semua makanan yang telah di beli oleh William di hidangkan di atas meja.

"Kakak mu bilang kau akan menginap, jadi aku beli lebih banyak. Tteokbokki nya juga, kau sangat menyukainya bukan ?"

Wendy tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih oppa"

"Buatlah diri mu tenang dengan makan yang banyak, Wendy" kata Seunghee.

"Heem"

Mereka berempat pun makan bersama.

"Ayah"

William menoleh. "Ada apa ?"

"Mau"

"Ini ?" Tanya William sembari menunjukkan makanan yang ia pegang.

Ara mengangguk.

"Jangan ya, ini pedas. Kau tidak akan bisa memakannya"

Ara cemberut.

William tertawa kecil lalu mencubit pipi Ara gemas. "Ayo, makan yang lain saja. Kau bisa memakan yang ini jika sudah lebih besar, ya ?"

"Baiklah"

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang