23

464 61 7
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

°°°


"Kenapa kau menangis ?" Tanya ayah Wendy saat melihat putrinya itu menunduk sembari mengusap air matanya.

Wendy pun kembali menatap sang ayah. "Tidak, ayah. Aku tidak menangis"

"Siapa yang membuat mu menangis, hah ? Ibu mertua mu ?"

Wendy menggeleng. "Aku tidak menangis, ayah"

Kemudisn ayah melirik rumah yang berada di sampingnya itu. "Mereka tak pernah puas ya"
"Biar ayah bicara dengan ibu mertua mu"

Wendy membulatkan matanya saat sang ayah melewatinya begitu saja. Dengan cepat ia pun segera menahan lengan ayahnya.

"Tidak, ayah, aku mohon. Jangan temui mereka"

"Kenapa ? Mereka sudah berani menyakiti putri ayah. Mereka tidak bisa di biarkan"

Wendy menggeleng. "Aku baik-baik saja kok. Ayah tidak perlu khawatir"

"Dengarkan ayah, Wendy. Ayah sudah tau segalanya. Mereka selalu membuat mu bersedih. Dan ibu mertua mu itu, ayah tidak bisa membiarkannya"

"Aku mohon, ayah. Biarkan saja, aku baik-baik saja kok"

"Baik-baik saja bagaimana ? Ibu mertua mu itu selalu melontarkan kata-kata yang menyakitkan, bukan ? Dia sudah menyakiti hati mu. Ayah akan memberinya pelajaran"

Wendy pun segera menggenggam tangan ayah dan menunjukkan tatapan memohonnya sembari air mata yang kembali mengalir. "Aku mohon..ayah, jangan temui mereka. Aku tidak mau ada keributan di antara keluarga kita"

"Wendy-"

"Demi aku, ayah..."

Selama beberapa saat ayah terdiam, kemudian menghela nafas kasar. "Baiklah. Kau tidak ingin ayah menemui mereka ?"

Wendy mengangguk.

"Kalau begitu kau yang ikut dengan ayah"

"Kemana ?"

"Ikut saja"

Ayah segera menarik Wendy untuk masuk ke taksi yang ia taiki tadi, karena taksi itu belum pergi.

"Ayah, kau mau membawa ku kemana ?" Tanya Wendy saat taksi itu sudah melaju.

"Kita pulang"

"Kemana ?"

"Tentu saja ke Kanada"

"Apa ? Ayah, ayah bercanda ? Untuk apa aku ke Kanada ?"

"Tentu saja untuk pulang"

"Tapi ayah, rumah ku disini"

"Itu tak pantas di sebut rumah, Wendy. Tak ada kedamaian di sana"

Wendy menggeleng. "Tapi ayah, Chanyeol-"

"Dia juga tidak becus untuk menjadi suami mu. Kau harus meninggalkan dia"

"Tidak ayah, aku tidak mau pergi. Aku ingin bersama Chanyeol"

"Diamlah! Ayah sudah menuruti mu dengan tidak menemui mertua mu. Dan sekarang, kau yang harus menuruti ayah!"

"Aku mohon ayah. Aku kan sudah menikah jadi--"

"Kau tidak perlu lagi menjalankan tugas mu sebagai seorang istri ataupun menantu. Mereka tak menghargai mu, jadi kau tidak perlu memikirkan mereka lagi"

"Tapi ayah-"

"Diam dan turuti ayah! Semuanya akan baik-baik saja. Lagipula ini semua untuk kebaikan mu juga"

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang