#35#

763 65 24
                                    

- Tiba hari dimana aku tidak pernah menginginkan nya -

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Keluarga Orlando, Daffa, Daren, Kevin, Cantika, Kallista sudah berada di Bandara dari pukul 10.00 pagi, dimana jadwal penerbangan mereka adalah pukul 11.00 yang artinya hanya tersisa 1 jam sebelum keberangkatan mereka ke Amerika.

Keluarga Lio sengaja kali ini mereka tidak memakai pesawat pribadi milih keluarga nya karena ingin sesekali terbang memakai pesawat umum, itu yang dibilang oleh kedua orang tua Lio dengan lucunya, dan ingin sesekali merasakan yang namanya menunggu penerbangan

"Kalian hati-hati ya" ucap Imel dengan suara yang parau sehabis menangis semalaman karena akan ditinggalkan oleh kekasihnya

"Lo jangan nangis cengeng" ejek Daffa merangkul pundak Imel

Imel menatap Daffa sinis "males gw nyesel Daf gw nangisin lo"

Semuanya tersenyum, Ardel duduk disamping Lio serta kakanya Lia, entah Ardel hanya ingin diam untuk sekarang, jujur ia sangat sedih sekali namun mau bagaimana lagi, banyak tanggung jawab yang harus Lio kerjakan di Amerika sana yang notabenenya adalah tempat tinggal asli Lio dan keluarga

"Del, lo fine?" Tanya Cantika yang datang membawa makanan

Ardel mengangguk sambil tersenyum "fine ko" Ardel bangkit dari duduknya dan menghampiri kedua orang tua Lio "Mom, Dad, take care ya"

"Iyah sayang, kamu hati-hati ya disini, kita udah siapin rumah, dan beberapa bodyguard serta asisten buat keperluan kamu, so jangan lakuin apapun sendiri minta bantuan sama mereka" ucap Nyonya Orlando

Ardel terkekeh kecil, ia sudah nolak pemberian rumah dari keluarga Orlando namun mereka tetap saja ingin memberinya kenyamanan dan keamanan yang terjamin untuk Ardel "Iyah Mom, thanks"

"Ardel, jika ada apa-apa secepatnya hubungi kami" Ardel melirik papah Lio dan memberi anggukan serta senyuman khasnya

Mereka berpelukan bergantian, karena kini mereka sudah harus check - in, Ardel memeluk keluarga Lio dengan sangat sayang begitu pula sebaliknya, Ardel memeluk Lio tidak terasa air mata yang sudah ia tahan selama 1 jam jatuh begitu saja, Lio yang menyadari hal itu langsung mengeratkan pelukannya pada Ardel

"Don't cry" ucap Lio pelan sambil mengusap air mata Ardel yang menetes "Take care of yourself well, Let me know if something happens to you."

Ardel mengangguk sambil menahan isak tangisnya "peluk" ucapnya

"Maaf, jangan ditahan tangisannya, keluarin" balas Lio sambil mengusap punggung Ardel lembut

"I love you honey" Ardel memejamkan matanya begitu benda kenyal itu menempel pada keningnya sangat lama dan karena itu pula tangis Ardel semakin keluar

Ardel dan Imel melambaikan tangannya pada semua orang dengan senyum yang menghiasi wajah sedih mereka, Imel mengusap bahu Ardel karena ia tahu Ardel lebih sedih saat ini ketimbang dirinya. Begitu mereka semua menghilang dari pandangan Ardel dan Imel, mereka memutuskan untuk pulang kerumah mereka

"Saatnya pejuang pejuang LDR semangat ya Del" ucap Imel semangat berbeda dengan yang tadi "wah gila, sehebat dan seberpengaruh kaya gimana ya keluarga Lio sama B4 tuh, baru mereka pergi beritanya udah jadi trending topik aja di internet"

Ardel melihat ponsel yang ditunjukkan oleh Imel, tak sedikit juga ia melihat namanya ada di dalam berita tersebut, Ardel hanya mengangkat bahunya acuh dan mempercepat langkahnya kala ia tidak sengaja melihat kerumunan media yang sadar kehadiran dirinya. Padahal keluarga Orlando sudah sangat menutup rapat-rapat kepergian mereka namun tetap saja awak media mengetahuinya

The Cools GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang