#30#

782 62 4
                                    

~Kini kita sedekat nadi, semoga tidak akan pernah ada kata-kata kita sejauh matahari~

.
.
.
.

Sebulan berlalu dengan begitu cepat, banyak perubahan yang terjadi pada setiap orang termasuk Ardel sendiri, dulu ia masih belum bisa melepas bayang dari mendiang ibunya, namun tak lama dari itu, karena lelah melihat prilaku seorang ayah yang sama sekali tidak pernah Ardel hormati membuat Ardel memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen yang di sediakan oleh Lio dan juga keluarganya, namun tetap Ardel meminta agar dia saja yang membayar full semua kebutuhan hidupnya dan itu sudah disepakati oleh keluarga Orlando tentunya

Hidup sebagai kekasih dari pewaris keluarga terkenal membuat kehidupan pribadi Ardel selalu menjadi sorotan, namun untung saja ia memiliki teman-teman yang siap membantu jika Ardel tidak ingin menjawab pertanyaan wartawan yang sekiranya itu terlalu privasi untuk diberitahukan di depan publik. Namun dibalik semua itu, Ardel merasa senang karena ia kembali merasa kasih sayang dari seorang ibu, ya, Mrs. Orlando memperlakukan nya seperti putri nya sendiri, memang benar awalnya tidak sedekat itu namun makin kesini Ardel merasa keluarga Orlando semakin menyayangi dirinya

"Del?"

Ardel tersentak dari lamunannya, ia tersenyum tipis menatap Lio disampingnya "ya?"

"Hayu, yang lainnya udah pada nunggu" Lio mengulurkan tangannya kearah Ardel, dan itu disambut oleh Ardel, lalu mereka keluar dari aparteme yang ditempati oleh Ardel

Kalian perlu tahu, bahwa Adelio sudah menjadi bucin nya seorang Ardella. Dan hal itu tidak pernah dibantah oleh Lio sendiri. Karena bagi Lio jika seseorang memang sudah benar-benar jatuj cinta dengan orang, maka ia akan melakukan apapun agar orang yang mereka cintai bahagia dan hal seperti itu bukanlah hal memalukan

Lio mengelus kepala Ardel dengan tangan kirinya membuat Ardel menoleh dan memberikan senyum manis untuk Lio. Selama ini hubungan mereka tidak pernah jauh dari kata perdebatan karena yang Ardel tahu Lio tipe cowok yang cemburuan, maka dari itu Ardel selalu membatasi hal-hal yang akan membuat hubungan mereka menjadi masalah nantinya

"Masih suka heran, kan itu rumah lo, tapi tuan rumahnya masih disini, eh tamunya udah dirumah aja" ucap Ardel terkekeh geli

Lio mengangguk "gw sama yang lainnya emang udah gitu, mungkin udah sama-sama dari kecil kali ya jadi udah gak sungkan masuk keluar rumah diantara kita"

"Sama kaya gw dan Imel aja kali ya?"

"Maybe"

Ardel menatap Lio "Li, bulan depan udah UN. Dan itu artinya lo dan keluarga lo bakal ninggalin Indonesia. Emm..."

Lio mengangkat sebelah alisnya "lo mau ngomongin masalah yang lo ikut atau gak kesana?"

Ardel mengangguk "apa jadinya kalo gw mutusin buat tetap tinggal di Indo? Apa itu bakal mempengaruhi hubungan gw sama lo serta keluarga lo?"

"Del, gw gak mau maksain sesuatu yang gak bisa buat lo bahagia. Karena bagi gw kebahagiaan lo lebih penting dari semuanya. Kalo emang lo bahagia disini, silahkan lo tinggal disini, tapi gw gak bisa ikut tinggal disini sesayang apapun gw sama lo, gw harus pergi. Gw pergi bukan berarti gak sayang kan?" Lio tersenyum tipis "tapi itu gak akan pernah mengubah rasa gw sama lo. Lo tenang aja, lo ikut kesana ataupun enggak, lo tetep cewek gw"

Ardel mengangguk lalu ia memeluk lengan kiri Lio "makasih Li. Gw sayang lo"

Lio merangkul Ardel dengan satu tangannya, ia kembali konsentrasi menyetir lagi. Lio membunyikan klakson mobilnya saat sudah sampai di depan gerbang rumahnya, ia langsung menginjak gas lagi untuk masuk ke pekarangan rumahnya, dan segera membuka seatbelt nya

The Cools GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang