#2#

1.7K 115 2
                                    

Jangan lupa vote dan comments
Aku harap kalian comments lo

Enjoyyy!!!

____________________________________________

Ardel melangkahkan kakinya keluar kelas, ia ingin melihat-lihat bagaimana mewahnya sekolah orang kaya seperti ini, Ardel tidak menghiraukan berbagai macam tatapan yang diberikan untuknya, yang dilakukan Ardel hanya mengedikkan bahunya acuh lalu berjalan dengan riang tanpa memikirkan masalah apapun. Ini adalah waktu dimana semua murid bebas melakukan apa saja, entahlah Ardel belum begitu mengerti bagaimana cara mengajar dan belajar di sekolah swasta seperti ini, namun menurut penglihatan Ardel sekolah disini terlalu bebas. Bebas dalam hal seragam, tidak ada aturan bahwa seragam harus dimasukkan atau apapun, bahkan bagi wanita tidak ada larangan memakai make up, wanita disini rata-rata menggunakan

Suara piano yang terdengar sangat merdu di telinga Ardel menghentikan langkahnya. Ardel melihat ada satu pria tampan yang sedang memainkan piano dengan lihainya seolah-olah dia sudah mahir memainkan alat musik itu. Sadar sedang di perhatikan, pria itu menghentikan mainannya dan menatap kearah Ardel membuatnya salah tingkah dan langsung berlari sambil memegang dadanya yang berdegup kencang hanya dengan melihat mata pria yang ada diruang musik itu

"Gila! Ganteng parah" seru Ardel tersenyum bahagia mengingat wajah pria tadi

Ardel berhenti di sebuah pembatas dinding dilantai 3, ia melihat kearah bawah yang memperlihatkan bagaimana luasnya SMA ini, Ardel tersenyum senang. Akhirnya ia bisa masuk SMA yang diminati oleh hampir seluruh warga Indonesia. Ardel membuka kedua tangannya lebar,memejamkan mata lalu ia menghembuskan napasnya berkali-kali

"Gw cariin kemana-mana, ternyata lo ada disini"

Ardel tersenyum memandang Imel, lalu ia memeluk Imel "thanks lo masih mau jadi temen gw"

Imel terkekeh "apaan sih lo!"

Ardel melepaskan pelukannya "gw seneng bisa sekolah disini Mel. Gw bisa ngerasain gimana rasanya sekolah di tempat yang mahal kaya gini"

"Gw juga seneng lo sekolah disini bareng sama gw Del. Rasanya gak ketemu lo selama satu tahun ngebuat gw hampir lupa muka lo"candanya

"Lo mah jahat amat dah hampir ngelupain gw gitu"  balas Ardel sambil memukul pelan bahu Imel

"Btw lo kok makin glowing aja Del. Lo perawatan dimana? Pake skincare apaan nih" tanya Imel dengan tawa pelannya

Ardel berdecak pelan "boro-boro perawatan sama beli skincare Mel. Buat jajan gw aja gw kerja part time gitu lah. Ditambah kan nyokap gw sakit"

Imel menatap Ardel "Tante Rani sakit? Terus lo udah bawa kerumah sakit?"

"Belum punya biaya gw Mel" Ardel menghembuskan napasnya "bokap gw aja sama"

"Gila ya lo! Nyokap lo harus periksa ke dokter Ardel! Kalo nunggu lo kaya dulu mah keburu ada apa-apa sama nyokap lo. Udah nanti balik sekolah gw kerumah lo bawa nyokap lo kerumah sakit!" Imel menatap Ardel tajam "gak ada bantahan Ardel!" Ucapnya lagi ketika melihat Ardel yang akan kembali berbicara

***

"Daren kemana sih?!"

"Disini"

Ketiga manusia langsung menoleh kearah suara dengan tatapan kesal yang dimiliki masing-masing, tanpa sepatah katapun lagi, mereka langsung pergi dari sana dan mulai menaiki mobilnya lalu kembali ke sekolah karena tadi mereka harus mengurus beberapa pekerjaan yang mereka miliki saat ini, mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing meski mereka belum lulus sekolah namun mereka tetap harus memantau perusahaan yang dimiliki keluarganya kekayaan mereka sudah tidak diragukan lagi

B4!!

Lio!!!

Daren!!!

Kevin!!!!

Daffa!!!

Teriakan itu dianggap sebagai pengiring atas kedatangan empat cowok tampan yang diatas rata-rata, keren, kaya, memiliki tinggi yang diatas 185 cm, serta mampu membuat kaum hawa menjerit hanya karena melihat mereka berempat. Mereka turun dari mobilnya, Daffa yang turun dengan gaya kerennya membenarkan jaket yang dikenakannya, Kevin yang mengusap rambutnya, Daren yang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana yang dikenakannya, dan Lio yang membenarkan letak kacamata hitam yang dipakainya.

Namun gerakan itu terhenti kala matanya melihat sosok pria yang berdiri di depan mobilnya, ia meneliti pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki lalu berdecak kesal, ia menatap ketiga sahabatnya menyuruh mereka berjalan lalu ia berhenti tepat di depan pria tadi, tanpa aba-aba Lio mengambil minum yang sedang di pegang oleh seorang wanita dan menumpahkannya ke atas pria tadi membuat siswi yang tadi ia ambil minumnya menganga tidak percaya

"Don't follow my style"

Kevin yang melihat korban Lio pagi ini hanya tersenyum miring, merasa heran mengapa pria yang bahkan mereka tidak tahu namanya bisa mengikuti gaya seorang Adelio. Kevin menepuk pundak pria itu lalu berjalan menyusul ketiga sahabatnya yang sudah pergi mendahuluinya

Mereka memasuki ruangan yang memang khusus diadakan untuk mereka, mengapa bisa? Karena sekolah ini milik Daren, jadi sudah pasti apa yang Daren inginkan akan dikabulkan oleh keluarganya mengingat Daren merupakan anak serta cucu satu-satunya yang dimiliki oleh keluarga Achazia, yang dimana merupakan salah satu keluarga terkaya di Amerika bukan hanya Daren, bahkan Adelio, Kevin dan Daffa juga keluarga terkaya di Amerika dan keluarga mereka sangat terkenal di Indonesia, siapa yang tidak mengenal grup mereka yang diberi nama B4? Semua orang pasti sudah mengetahuinya

B4, grup dimana yang di dalamnya adalah anak - anak orang kaya, bahkan ketenaran mereka bisa melebihi seorang selebritis papan atas. B4 sangat terkenal di Korea, Indonesia, Amerika, London, Swiss, Hawaii, serta beberapa negara lainnya. Mereka tidak suka bergaul dengan orang yang tidak setara dengan mereka, sombong? Bukan. Mereka bukan sombong, mereka hanya tidak ingin dimanfaatkan oleh orang lain karena kekayaan serta ketenaran yang mereka miliki

"Tahun ini kita terakhir di sekolah ini, setelahnya kita balik ke Amerika" tutur Daffa sambil memainkan permainan Mobile Legend yang ada di ponselnya

Lio mengusap dahinya pelan "lagian keluarga kita semuanya disana, jadi lebih baik"

"Alasan lo nyiram jus tadi apa?" Tanya Daren

"Karena gw gak suka rambut gw di contek"

"Contek? Bahasa lo kaya yang lagi ulangan aja" Kevin tertawa pelan

Daffa mengangguk "gw juga kalo di tiru gitu, gak seneng si. Ya wajar dia niru gaya kita, tapi gak harus dari ujung kaki sampe ujung kepala juga kan? Kesannya kaya pengen jadi kembaran gitu"

"That's right Daf"

"By the way, gw belum pernah liat cewek yang tadi gw ambil minumannya" ucap Lio

"Kayanya anak baru. Dan lagipula sejak kapan lo liatin cewek-cewek disini" kekeh Kevin

Lio menatap Kevin "kayanya gw kalah ya pesonanya sama lo? Kok lo dari kelas 10 dikejar-kejar terus bahkan sampe sekarang si Kallista tetep ngejar lo"ledek Lio

"Bahkan kalian tau apa ya g terjadi antara gw sama dia"

"Cewek yang mau deketin lo takut kali Li, tampang lo memang oke banget tapi tatapan lo dingin kaya kulkas" tutur Daffa yang diangguki oleh Daren

Memang benar diantara mereka berempat Lio lah yang paling jutek, ketus, cuek, tidak berperasaan, tidak pedulian, namun ia tipe pria yang setia kepada sahabatnya dan akan menjadi orang pertama yang membela ketiganya jika ada orang yang menjelek-jelekkan salah satu dari mereka atau langsung menjelekan B4, Lio tidak akan tinggal diam, karena menurutnya B4 adalah keluarga yang sudah ada sejak mereka masih tidak bisa berjalan sekalipun

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?
Gimana

Vote comment
♥️

The Cools GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang