"Sebelumnya, aku akan mengatakan bahwa pembunuhan Pak Rio ini kemungkinan berkaitan dengan pembunuhan Bu Ima," kataku kemudian meminum air sebelum menjelaskan teoriku.
"Jadi aku berpikir bahwa Pak Rio tahu bahwa seseorang akan membunuhnya, mungkin ia juga menerima ancaman, tapi bukan dengan surat," kataku.
"Kesaksian Bu Diana hari itu," kata Inspektur Rian menyela.
"Ya benar sekali, Inspektur. Bu Diana hari itu mendengar suara perdebatan tapi ia ragu dari mana suara itu berasal. Aku mengasumsikan bahwa Bu Diana mendengar perdebatan antara Pak Rio dengan seseorang di ruang kepala sekolah. Sebuah perdebatan sengit, mungkin saat itu ia juga diancam akan kehilangan nyawa," kataku panjang lebar.
"Mungkin orang itu mengatakan : "Jika tidak, akan kubunuh kau!"" kata Inspektur Adi.
"Seperti dalam sinetron ya," kata Detektif Tio.
"Kurang lebih seperti itu. Karena merasa terancam, maka Pak Rio berusaha meninggalkan petunjuk. Tapi ia tidak bisa mengatakannya secara langsung, jadi ia memberi petunjuk samar," kataku.
"Lagu Fruhlingsstimmen?" tanya Inspektur Adi.
"Petunjuk samar yang diberikan oleh Pak Rio adalah lagu itu. Bukankah kata kalian menurut kesaksian Bu Diana dan Aden, lagu itu adalah permintaan Pak Rio untuk dibawakan di acara pembukaan hari ulang tahun sekolah? Pak Rio tahu nyawanya terancam, mungkin ia tidak bisa bertahan hidup sampai acara ulang tahun sekolah tiba. Jadi ia meninggalkan petunjuk itu," kata Detektif Tio.
"Tapi mengapa ada orang yang mengancam Pak Rio? Kita telah menginterogasi empat saksi, dan semuanya mengatakan bahwa Pak Rio adalah orang yang baik dan tidak pernah memiliki musuh," kata Inspektur Adi.
"Sama seperti Bu Ima, kemungkinan Pak Rio juga menyembunyikan sesuatu," kata Inspektur Rian.
"Inspektur, kau jadi meminta bantuanku untuk memeriksa kaset dan DVD itu atau tidak? Jika tidak aku akan melanjutkan kegiatanku," tanya Teknisi Yuda, penyidik kepolisian yang ahli dalam teknologi, sambil masuk ke ruangan Detektif Tio.
"Ya, jadi. Periksa semua," jawab Inspektur Rian.
"Wow ramai sekali ya. Ada Detektif Velisa juga disini. Baiklah aku akan memeriksanya," kata Petugas Yuda. Aku hanya melambaikan tangan dan tersenyum padanya.
"Jika lagu itu adalah sebuah petunjuk, bagaimana kita bisa mengetahui siapa pelakunya?" tanya Inspektur Adi.
"Fruhlingsstimmen dalam bahasa Jerman berarti 'suara musim semi'. Fruhling berarti musim semi. Kau ingat lukisan besar yang ada di ruang kepala sekolah saat kita menginvestigasinya beberapa hari yang lalu?" tanyaku bersemangat.
"Ya, lukisan yang dipajang lebih besar dari lukisan lainnya. Jangan-jangan...," kata Inspektur Adi terputus.
"Berkaitan dengan lukisan itu," kata Detektif Tio.
"Tunggu. Aku sempat memotretnya hari itu. Aku akan mengambil foto-foto yang sudah kucetak," kata Inspektur Rian.
"Apa isi lukisan itu?" tanya Detektif Tio padaku.
"Sebuah ranting pohon yang bunganya sedang bermekaran," jawabku.
"Musim semi," gumam Detektif Tio.
"Apakah Pak Rio menyembunyikan sesuatu di dalam lukisan itu?" tanya Inspektur Adi.
"Aku membawa semua foto yang sudah kucetak," kata Inspektur Rian.
"Banyak sekali," kata Inspektur Adi.
"Tentu saja," kata Inspektur Rian singkat sambil meletakkan foto-foto itu di atas meja Detektif Tio.
"Ruangan miliknya sangat mewah, bukan?" kata Detektif Tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murder of the Principal [END]
Mystery / ThrillerSMA Rafflesia, suatu sekolah asrama swasta elit di kota itu tengah gempar tatkala kepala sekolahnya ditemukan tewas secara mengenaskan di koridor sekolah. Velisa Andriani, detektif remaja berusia 18 tahun, berusaha menyelidiki penyebab dan siapa pel...