Song : Dj Snake feat Justin Bieber ~ Let me love you
››2000+ words
Jangan lupa siapkan hati kalian saat membaca part ini.
Happy Reading
›››
Hari berganti malam. Langit di kota Moscow terlihat cerah. Dikelilingi bintang dan cahaya bulan serta pantulan cahaya yang berasal dari gedung-gedung pencakar langit yang menjadikan kota terpadat di Rusia itu memiliki keindahan tersendiri.
Sesuai yang direncanakan beberapa jam lalu, Abraham bersama ketiga temannya kini sudah berada di sebuah Club malam elite--Moon Nightlife, sedang menikmati perputaran alkohol yang sudah habis beberapa gelas.
"Ini memang selalu membuat kita hidup, Man," celetuk Danil kembali menuang botol minuman, mengisi gelas miliknya.
Clifford menyenggol kaki Danil, membuatnya menoleh dengan tatapan bertanya. Lalu ia mengisyaratkan sesuatu, menunjuk Abraham lewat dagunya.
"Kayaknya ada yang sudah terpikat. Tapi gengsi untuk mengakui."
"Siapa?" Zac menyahut mendengarkan seruan Clifford. Lagi, lagi, dagu Clifford menunjuk Abraham. Lelaki itu terlalu fokus sampai mengabaikan teman-temannya.
"Dia tidak sadar kalau kita mencibirnya," Clifford menjeda. Kemudian ketiganya saling melempar tatap, beberapa detik, sampai senyum jahil terukir di bibir masing-masing.
Abraham memerhatikan Isabella. Terbersit ketidakrelaan kala gadis itu tampak senang dengan apa yang dilakukannya sekarang. Hawa menyesak seketika menggganggu Abraham. Tidak. Ia tidak cemburu. Abraham bukan tipikal pencemburu hanya karena masalah sepele. Tapi, ini juga tidak bisa dibilang sepele. Isabella dilirik buas oleh tatapan lapar para pria yang ada di Club' ini.
"Wow sexy."
"So hot damn!"
"Gadis itu memiliki lekuk tubuh yang sempura. Bram, look that. Bella's perfect."
"Jaga mata kalian!" perintah Abraham tegas. Rahangnya mengetat keras. Sekali lagi Abraham ingatkan, itu bukan suatu bentuk kecemburuan. Ia akui, bukan ketiga temannya saja yang memiliki pendapat begitu, ia pun juga sama. Hanya gengsi untuk mengakuinya terlalu tinggi. Isabella bisa besar kepala lagi. Sangat sulit nantinya Abraham mematahkan kata yang sudah Isabella ucapkan sebagai perlawanan.
Gelak tawa ketiga teman-teman Abraham itu pun pecah. "Sebaiknya kita tutup mulut. Salah bicara kita bisa dimangsa."
"Ya. Jika gadis itu macan betina. Maka Bram singanya."
"Pantas saja nenek Alisha selalu memanggil cucunya Leon. Jika kemarahannya saja sudah seperti singa," frontal Clifford sambil mengangkat gelasnya.
"Kau harus cepat mengakui bahwa kau menyukainya, Bram. Jangan sampai Bella diambil orang lain. Secara dari segi fisik, Bella jauh lebih sempurna meskipun kadang tata kramanya sedikit bar-bar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway Princess [ PROSES PENERBITAN ]
RomancePROSES PENERBITAN! [Dihimbau para pembaca baru untuk membaca sebelum adanya penarikan bab-bab untuk kepentingan penerbitan] #2 in Princess (29/3/24) °Love is full of struggle and sacrifice° Isabella Brooklyn, kehidupannya begitu sempurna bak putri k...