Runaway Princess | Part 42 - Struggle to get approval

576 80 15
                                    

Berikan Vote dan Komen kalian yaaak!

Biar aku makin semangat 😘

»»»

"Kita akan pergi kemana?" tanya Isabella bersemangat. Dia menarik kursi lalu duduk.

"Anda mau kemana nona Bella? Italia, Kanada, Jepang. Banyak negara yang bisa jadi tujuan. Tinggal anda pilih."

"Waw. Dad, kau dengar itu. Dia baru saja berbicara formal padaku. Frank, kau benar-benar tidak mau kuberi gaji!" bentak Isabella.

Adam tertawa saja mendengar keributan kecil di meja makan. Adam merasa senang sekaligus lega disaat bersamaan karena keterpurukan putrinya tidak berangsur lama. Sementara Frank menunduk merasa tidak enak karena menghargai Adam sebagai tuannya.

"Tidak perlu merasa sungkan Frank. Turuti saja apa mau putriku!" perintah Adam mengarahkan dagunya. "Lagipula kita sudah seperti keluarga." Mendengar itu Isabella tersenyum puas.

"Baik tuan Adam." Frank mengangguk tidak bisa membantah.

"Jadi kalian sudah tentukan mau pergi berlibur kemana?" tanya Adam usai menyesap kopi hitam miliknya. Ya, Adam sudah mengembalikan semua fasilitas yang pernah ditariknya. Dan mengijinkan Isabella pergi berlibur kemanapun bahkan keluar negeri asalkan Frank ikut bersamanya.

Frank menggeleng. "Itu semua terserah pada Bella, Tuan. Saya hanya mengikuti kemana pun dia berada," papar Frank.

Isabella yang kini menjadi pusat perhatian Adam menghentikan sarapannya. Ia meraih gelas susu vanilla di samping piringnya lalu meminumnya setengah.

"Sudah aku tentukan Dad. Ada sebuah tempat yang ingin kukunjungi."

›››

"Kau mau begini terus? Tanpa berusaha memperbaikinya," tanya Zac tiba-tiba.

Abraham menoleh sekilas pada Zac yang ikut duduk disampingnya. Mereka berada ditepi kolam renang. Zac menarik sebatang rokok lalu menyodorkannya kepada Abraham yang langsung diterima tanpa bersuara.

Zac menyalakan pemantik api, Abraham menyodorkan ujung rokok yang disesap lalu kepulan asap keluar dari mulutnya. Begitu juga dengan Zac.

"Sejak kapan kau mulai merokok?" tanya Abraham. Karena selama ini Abraham tidak pernah melihat Zac merokok. Setahunya diantara mereka ber-empat hanya Zac yang bukan perokok.

"Kadang-kadang. Hanya saat kepalaku penat," jawab Zac tersenyum. Ia menghembuskan gumpalan asap dari dalam mulutnya.

"Masih memikirkan kejadian kemarin?" tanya Zac.

Abraham menoleh sebentar. Kemudian helaan napasnya terdengar panjang.

"Kenapa? Aku terlihat begitu bodoh ya?" tanya Abraham tertawa kecil. Tepatnya menertawakan diri sendiri

"Sangat bodoh," jawab Zac cepat. "Aku penasaran... Apa yang kau pikirkan saat membantu Cassandra sampai segitunya?"

"Entahlah. Aku juga tidak tahu." Abraham menyesap lagi rokoknya lalu mengembuskannya. "Saat itu yang ada di kepalaku hanya rasa kasihan. Melihatnya dalam keadaan seperti itu, hati kecilku tidak tega. Jadi aku membantunya."

"Membantu tidak sampai berkali-kali Bram. Apa kau masih menyimpan rasa padanya? Lalu bagaimana dengan Bella?"

"Itu yang aku pikirkan. Tadinya aku pikir ketika dadaku bergetar saat melihatnya, aku masih memiliki perasaan. Tetapi ternyata dadaku bergetar bukan karena memiliki perasaan melainkan karena takut. Takut bagaimana jika Bella mengetahuinya, disaat aku belum memiliki keyakinan penuh pada perasaan ku sendiri."

Runaway Princess [ PROSES PENERBITAN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang