Makasih teman-teman 🤗 udah kasih 50+ komentar di part sebelumnya.
Kalian bener-bener pembaca terbaik yang aku punya ❤️
Jadi makin semangat kan aku buat update😁
Kasih tembus lagi yaaak!😍
By the way, sambil dengarin lagu ini ya
🎶Tulus (Cover) ~ Perahu Kertas
»»»
Isabella meringis kesakitan. Betisnya berdarah karena tergores ranting tajam. Belum lagi besar kemungkinan kakinya terkilir karena Isabella mengalami kesulitan saat berjalan. Nasibnya benar-benar sial. Keadaanya semakin tidak tertolong lagi, begitu menyadari bahwa ia tersesat di tengah-tengah hutan ditambah lagi hujan turun semakin lebat. Double shit!
Berusaha bangkit dan berlindung di bawah pohon besar, tubuhnya bergetar---Isabella ketakutan. Ia berharap ada seseorang yang menemukannya.
"Grandma... Aku takut." Pada akhirnya suara tangisannya pecah diredam hujan. Ia sendirian. Di tengah hutan. Dan tentunya---kecil kemungkinan ada seseorang yang mencarinya.
Kilat menyambar disertai suara petir yang menggelegar kian memperkeruh keadaan. Isabella menjerit keras sambil memeluk kedua lututnya.
"Tolong... Siapapun. Tolong aku! Aku ketakutan!" teriaknya menutupi kedua telinga dari amukan badai alam yang menerjang.
"Siapapun tolong aku. Aku takut, Daddy!" Isabella menangis tersedu-sedu. Ia benar-benar merasa sendirian. Sementara alam sama sekali tidak mau mengerti keadaanya dan terus menghajar bumi habis-habisan.
›››
Di rumah nenek Alisha... Frank terus mondar-mandir dengan perasaan campur aduk. Khawatir terjadi sesuatu yang buruk menimpa Isabella. Kondisi diluar semakin memburuk, hujan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan reda. Itu semakin membuat perasaan Frank kalut. Ia merasa tidak berguna karena hanya berdiam diri di rumah. Ingin keluar pun, cuaca sangat tidak mendukung. Di tambah lagi Frank tidak mengenal lingkungan di desa ini.
Begitu pun dengan nenek Alisha. Ia terus merapalkan doa agar tidak terjadi sesuatu pada Isabella di luar sana. Dan berharap Abraham segera menemukannya.
"Ya Tuhan... Tolong lindungilah cucu-cucuku," doa nenek Alisha.
›››
Entah berapa lama lagi Isabella harus menahan suhu tubuhnya yang semakin menggigil terus di terpa hujan. Belum lagi darah yang tidak berhenti keluar dari betisnya. Isabella mencoba menahan aliran darah yang terus keluar dengan telapak tangannya---meski ia tahu usahanya sia-sia. Kedua belah bibirnya membiru dan bergetar. Wajahnya lama-kelamaan ikut memucat. Isabella nyaris kehilangan kesadaran, seandainya ia tidak mendengar teriakan seseorang yang amat familiar memenuhi indera pendengarannya.
"Bella!" teriak Abraham.
"Isabella...!"
Isabella mendongak, kepalanya celingukan ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara. Ia bisa melihat tak jauh dari tempatnya berteduh, Abraham terus meneriakkan namanya.
"Kenapa... Diantara banyaknya orang harus dia yang kau kirimkan Tuhan...," gumam Isabella. Ia tidak bersuara sama sekali. Hanya menatap Abraham dari kejauhan tempatnya berteduh.
Seperti memiliki ikatan batin yang kuat---Abraham---pria itu menemukannya. Bahkan meneriaki namanya seraya berlari ke arahnya. Isabella tidak tahu apa yang dirasakan jantungnya sekarang. Yang jelas, lagi-lagi mata itu berhasil menghipnotis Isabella---sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Waktu berjalan terasa lambat. Isabella bisa merasakan degup jantungnya yang kembali berdebar. Layaknya seorang pahlawan, Abraham selalu datang di waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway Princess [ PROSES PENERBITAN ]
RomansaPROSES PENERBITAN! [Dihimbau para pembaca baru untuk membaca sebelum adanya penarikan bab-bab untuk kepentingan penerbitan] #2 in Princess (29/3/24) °Love is full of struggle and sacrifice° Isabella Brooklyn, kehidupannya begitu sempurna bak putri k...