Bram update!!!
Part panjang 2K lebih.
Penuhi komentar disetiap paragraf.
Isi part bisa buat kalian emosi. Tapi jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan.
Tekan bintang di pojok kiri 🌟
Happy Reading
Isabella keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi sebatas lutut. Ia baru saja selesai keramas dan rasanya sungguh menyegarkan. Kulit pori-pori kepalanya terasa dingin. Sudah lama sejak terakhir kali ia keramas dengan benar. Isabella bergidik sendiri mengingat betapa menyeramkannya ia kemarin.
Apakah mirip Chucky atau Annabelle?
Tiba-tiba ponsel Isabella berdering. Nama Abraham tertera disana. Ini belum ada separuh malam, tapi lelaki itu sudah menghubunginya.
"Apakah dia merindukanku?" Monolog Isabella. Ia menggigit bibir. "Haruskah aku mengangkatnya sekarang?"
Seketika Isabella dirundung kegugupan. "Oh Tuhan, apa yang harus ku katakan nanti?" Isabella mondar mandir menatap layar ponselnya yang terus bergetar.
"Rileks Bella. Rileks. Ini hanya telpon biasa." Setelah beberapa detik menyakinkan dirinya, Isabella menggeser tombol hijau.
"Kenapa lama sekali mengangkatnya? Kau gugup karena aku benar-benar menelponmu."
"Jangan terlalu percaya diri, Bram! Kau menganggu waktu malam ku! Katakan, kenapa kau menghubungi ku?" Isabella berkilah berusaha menyembunyikan fakta bahwa hatinya sekarang berdebar-debar.
"Aku pikir ucapanku tadi sudah jelas."
"Ucapan yang mana?" Kening Isabella mengerut.
"Aku merindukanmu," aku Abraham rendah.
Wajah Isabella memerah mendengar pengakuan Abraham. Jantungnya terasa melompat-lompat.
"Itu saja. Ya sudah. Selamat tidur, Bella."
Telepon berakhir. Isabella menyembunyikan wajahnya di bantal. Pembicaraan yang tidak sampai satu menit itu berhasil membuat jantungnya berdegup kencang. Semakin kencang hingga Isabella tidak tahu bagaimana cara untuk mengembalikannya normal.
"Astaga ini memalukan. Bagaimana bisa dia berkata sesantai itu," jerit Isabella kemudian.
›››
Abraham sendiri terkekeh begitu sambungan telepon ia putuskan. Berkali-kali ia menggelengkan kepala, mengusap wajah, merasa bodoh dengan apa yang baru saja ia lakukan. Abraham memandangi wajah cemberut Isabella yang ia jadikan wallpaper ponselnya.
"Selamat Bella, kau berhasil membuatku gila," katanya mengusap-usap layar ponselnya.
›››
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway Princess [ PROSES PENERBITAN ]
RomancePROSES PENERBITAN! [Dihimbau para pembaca baru untuk membaca sebelum adanya penarikan bab-bab untuk kepentingan penerbitan] #2 in Princess (29/3/24) °Love is full of struggle and sacrifice° Isabella Brooklyn, kehidupannya begitu sempurna bak putri k...