00. 𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠

5.8K 427 24
                                    

A dozen years earlier.....
[ Jisoo pov ]

Namaku adalah Kim Jisoo, aku adalah seorang gadis yang baru memasuki usia 16 tahun. Tentunya aku juga baru menduduki bangku SMA. Pada saat itu, aku tengah mengalami kasmaran-sudah biasa kan bila kasmaran itu terjadi pada diriku yang baru mengenal namanya cinta monyet.

Aku berpacaran dengan seorang cowok berdarah Korea-Jepang. Dia sangat tampan, aku menyukainya begitupun dengan dia yang menyukaiku, dia sangat baik padaku. Namanya adalah Yuta-dia adalah pacarku. Cinta pertamaku, pacar pertamaku. Dia lah yang telah membuatku merasakan indahnya jatuh cinta di bangku SMA.

Yuta ini tidak masuk kedalam jajaran murid yang pintar, tapi aku bangga padanya karena meskipun dia jarang mengerti tentang mata pelajaran, namun Yuta tidak pernah menyerah dan terus berusaha untuk belajar agar bisa mengalahkan diriku yang notabennya mendapatkan penghargaan di kelas sebagai murid yang mendapatkan peringkat pertama di semester ganjil.

Mendengar dia yang ingin selalu mengalahkan diriku di kelas, tentunya itu tidak membuatku merasa tersinggung. Malahan aku gencar mendukungnya, bahkan aku juga selalu mengajarinya materi yang belum bisa ia pahami.

Aku kira, kisahku dengan Yuta ini akan berujung indah di masa depan. Nyatanya, semua itu hanyalah angan-anganku semata.

Terjadi masalah yang begitu besar, bahkan sulit di maafkan di antara kami. Pada malam itu, aku dan Yuta tidak sengaja-oh bisakah aku mengatakan kesalahan kami pada malam itu adalah ketidaksengajaan?

Kami berdua sama-sama melakukan hal tersebut dalam keadaan sadar, bahkan kami saling mengatakan cinta pada malam itu, aku bahkan begitu terbuai hingga aku menikmati permainan yang Yuta buat pada saat itu.

Seharusnya, aku mendengarkan kata Ibu dan Ayahku, untuk tidak mengenal cinta pada usia remaja, atau akan berakibat fatal pada akhirnya.

Dan semua itu tentunya benar, beberapa minggu setelahnya ada kabar mengejutkan yang membuatku dengan Yuta terpisah. Aku hamil-aku mengandung anak Yuta, pada saat itu aku memutuskan untuk memberitahu Yuta tentang kehamilan diriku.

"Yuta, aku pengen ngomong sama kamu."

"Ngomong apa?" Aku terkejut kala nada bicara Yuta berbeda, Yuta terlihat dingin dengan diriku. Oh Tuhan! Aku semakin takut, untuk berbicara yang sesungguhnya pada Yuta.

Aku menggigit bibir bawahku, mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri. Bahwa Yuta memang harus tau tentang hal ini, "Aku hamil." Dua kata yang berhasil membuat tatapan Yuta semakin dingin-aku takut.

"Gugurin kandungan itu." Ucap Yuta dengan datarnya, tentunya aku terkejut dan refleks menggelengkan kepala, pertanda aku tidak setuju dengan ucapan Yuta. "Kenapa? Aku tak mau tanggung jawab dengan kehamilan kamu Jisoo. Apa kamu tau? Karena kehamilan kamu itu, bisa-bisa semua impian yang aku usahakan sejak aku kecil, semuanya akan hancur. Dan aku tidak mau bila kedua orang tuaku membenci ku karena hal ini!"

A-apa? "Yuta, aku gak mau gugurin kandungan ini. Ini anak aku, walaupun ini adalah kesalahan. Tapi, dia gak tau apa-apa Yuta, dia nggak berdosa. Gak mungkin lah aku bunuh dia yang bahkan belum lahir."

"Kalo gitu, ya udah kamu urus aja kandungan kamu itu sendiri. Aku udah bilang sama kamu, kalo aku gak mau tanggung jawab. Satu hal lagi, lusa aku dan orangtuaku mau pindah ke Jepang, aku bakalan sekolah di sana. Kamu jangan pernah nyari aku Jisoo, hubungan kita berakhir sampai sini aja."

Bagaikan ada ombak yang menghantam tubuhku, aku hanya mampu diam di tempat saat Yuta beranjak meninggalkan ku. Aku benar-benar hancur, duniaku terasa sangat kelam, apa yang harus aku katakan kepada Ibu dan Ayahku?

-

"Gugurkan kandungan mu itu, atau kamu angkat kaki dari rumah ini. Kim Jisoo!" Sudah kuduga, Ayah dan Ibuku tidak mungkin bisa menerima hal ini.

Ya Tuhan! Jisoo harus apa? Sepertinya dunia pun tidak menginginkan kehadiran ku yang sudah ternodai ini. Aku hanya diam tanpa menyahut ucapan Ayahku, aku tau Ayahku benar-benar kecewa dengan diriku.

Bagaimana tidak? Aku adalah putri satu-satunya mereka, aku adalah harapan mereka. Aku selalu di didik untuk menjadi anak yang ambis, makanya kedua orang tuaku tidak pernah mengizinkan aku untuk mengenal apa itu cinta di masa remaja terutama pacaran. Maafkan aku Ibu, Ayah, aku melanggar janjiku pada kalian.

Tapi, jika aku menuruti apa kata Ibu dan Ayah, bagaimana nasib anak yang bahkan tidak berdosa ini? Dengan cepat, aku mengambil keputusan bahwa aku akan tetap mempertahankan kandunganku.

Meskipun semesta tidak menerima kehadiran anak ini, maka aku akan menjadi sebuah perisai untuk anak ini, aku akan melindunginya dari siapapun itu yang berusaha menyakitinya, aku akan membuatnya di terima oleh semua orang dengan cara apapun itu.

Aku berjalan menaiki tangga, aku masuk kedalam kamarku. Aku mengambil barang-barangku untuk aku masukan kedalam koper. Setelah itu aku kembali turun ke ruang tamu, dan berhadapan langsung dengan Ayah dan Ibuku.

"Maafin Jisoo, Jisoo udah ngecewa in kalian berdua. Jisoo minta maaf belum bisa menjadi anak yang baik buat Ibu dan Ayah. Tapi, sampai kapanpun Jisoo gak akan pernah mau gugurin anak Jisoo." Jisoo menatap Ibunya, menelisik wajah cantik Ibunya tersebut untuk yang terakhir kalinya, "Ibu pasti ngerti perasaan Jisoo. Karena Ibu ini adalah seorang ibu bukan?"

Aku berbalik badan, aku tau Ayahku menatapku dengan tatapan kebencian, "Maafin aku. Aku pamit."

-

"Mama, Haruto pengen ketemu sama Papa."

"Papa Haruto kemana, Ma?"

"Maafin Mama Haruto, Mama minta maaf, nak."

My Strong Mother | Jaesoo. ft haruto

Cerita baruu, well aku ganti akun yaw, jadi akun yang dulu di unfoll gapapa kok.

My Strong Mother | Jaesoo Feat HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang