Pagi ini Jisoo akan berangkat ke kantor bareng dengan Sowon. Bahkan Haruto hari ini pergi ke sekolah menggunakan motor barunya-hadiah yang diberikan oleh Sowon. Jisoo sempat menolak hadiah yang Sowon berikan kepada Haruto, namun Sowon tetap bersikukuh untuk memberikan hadiah tersebut kepada Haruto.
Bukan apa-apa, bukankah memberikan hadiah motor kepada Haruto itu sudah sangat berlebihan? Bahkan Sowon juga sering memanjakan Haruto, seminggu sekali Sowon selalu memberikan uang jajan kepada Haruto, dengan jumlah yang tidak main-main. Bahkan Sowon juga tak segan-segan memberikan Haruto barang brendit, contohnya saja jam tangan dengan merk Orient, dan dipastikan harganya tidak main-main.
Jisoo merasa ia sudah merepotkan Sowon, namun Sowon malah acuh dan tetap kukuh untuk memanjakan Haruto. Katanya itu adalah bentuk kasih sayang yang ia berikan kepada Haruto. Bukankah menyampaikan kasih sayang lewat jalan lain tak harus menggunakan jalur materi juga bisa?
"Sowon aku harap ini yang terakhir. Kamu terlalu memanjakan Haruto, ini sudah sangat berlebihan. Untuk kali ini adalah motor, lalu untuk selanjutnya apa? Mobil?" Jisoo memijat pelipisnya, ia menatap Sowon yang kini tengah menyantap sarapannya dengan lahap.
Sowon nampak menelan dulu makanannya, baru kini ia membalas tatapan Jisoo. Sowon tercengir, "Ya kalau gaji ku sudah keluar, aku akan membelikan Haruto sebuah mobil." Jawabnya enteng.
"Sowon!" Jisoo menatap Sowon dengan tatapan tajam, namun yang dilakukan Sowon hanyalah acuh dan malah meraih gelas berisi sirup rasa jeruk. "Sowon, ku mohon ini yang terakhir-kalau alasannya karena kau ingin menunjukkan betapa kau menyayangi Haruto. I-itu bisa kok dengan cara yang lain, gak harus dengan membelikannya ini itu. Sudah cukup aku selama ini merepotkan dirimu, aku banyak hutang budi denganmu."
Sowon paham, jika selama ini Jisoo masih memiliki rasa enggan terhadap dirinya. Namun Sowon berani bersumpah, jika ia melakukan semua ini tanpa mengharapkan imbalan dari Jisoo. Sowon melakukan semua ini hanya semata-mata karena ia ingin Jisoo dan Haruto tau, betapa berartinya mereka berdua dalam kehidupannya.
Selama ini Sowon selalu saja sendiri, semenjak kematian kedua orangtuanya Sowon merasa bahwa hidupnya ini memang tidak ada artinya. Tapi semenjak ia bertemu dengan Jisoo dan menolong wanita tersebut, Sowon membuka matanya dan ia akhirnya paham jikalau di dunia ini ada banyak orang yang ternyata lebih menderita dari dirinya. Jadi ia tidak ingin egois sehingga membenci kehidupan yang Tuhan berikan kepadanya.
Dapat Sowon lihat pada saat itu, bahwa Jisoo ternyata lebih menderita dari dirinya. Jisoo memang memiliki kedua orang tua yang masih utuh, namun Jisoo malah di usir dari rumah oleh mereka, kehidupannya di rusak oleh seseorang yang bahkan wanita tersebut sangat cintai. Dan lagi, Jisoo masih mampu bertahan dan kukuh untuk mempertahankan anak yang tidak bersalah di dalam kandungannya pada saat itu.
Demi Tuhan! Sowon sangat salut pada Jisoo.
Kembali lagi kepada Sowon dan Jisoo. Sowon kini hanya memutar bola matanya jengah, "Udah deh gak usah di bahas. Aku gak suka ya kamu terlalu sungkan sama aku, sekarang mending kita berangkat sebelum riasan kamu luntur. Dipikir gak capek apa dandanin kamu dari subuh."
"Lagian aku gak pernah menyuruhmu mendandani diriku Sowon. Kenapa kau begitu gencar ingin menjadi mak comblang antara aku dengan bos baru yang bahkan aku belum kenal siapa dia."
Sowon malah beranjak berdiri dan kini ia menghampiri Jisoo hingga berada tepat di samping wanita yang tengah duduk dan kini mendongak menatapnya. "Sstt! Udah deh kamu tinggal nurut aja sama aku. Sekarang ayo kita berangkat, udah kenyang kan?"
"Hmm." Jisoo memilih berdiri dan ia meraih tasnya, kemudian mengikuti Sowon yang kini berjalan lebih dulu untuk keluar rumah menuju garasi mobil.
My Strong Mother
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strong Mother | Jaesoo Feat Haruto
Roman d'amour"Kehadiran kamu bukanlah sebuah kesalahan, melainkan kehadiran kamu adalah sebuah anugerah dari Tuhan." ©xxxhaterainbow