"Kalian mau ngapain lagi?" Tanya Haruto dengan menatap datar ke arah Felix dan Hyunjin. Melihat wajah lebam Felix yang ternyata belum hilang dari wajah remaja tersebut sempat membuat Haruto merasa bersalah. Namun, jika di ingat sepertinya Felix akan mengacaunya, Haruto jadi takut sendiri. Apakah ia bisa menahan emosinya atau tidak?
"Aku? Tentunya aku ingin balas dendam denganmu Haruto. Murid sepertimu kenapa tidak dikeluarkan dari sekolah sih? Oh, atau jangan-jangan Mama jalang mu itu menyogok kepala sekolah dengan desahan?"
Haruto hampir saja meledak namun urung ketika ia merasakan ada tangan seseorang yang menepuk pundaknya guna untuk mengingatkannya bahwa Haruto harus tetap tenang. Dan tentunya tangan tersebut adalah tangan Jaemin, Haruto menoleh kepada Jaemin kemudian ia bisa lihat remaja tersebut tersenyum kepadanya dan mengangguk.
Setelah membalas tatapan Jaemin, Haruto hanya menatap datar ke arah Felix dan Hyunjin yang mencoba untuk memancing emosinya. Perlahan tapi pasti Haruto lebih memilih untuk mengabaikan kedua orang yang selalu mengganggu dirinya itu dan kini pun dengan acuh Haruto berjalan melewati Hyunjin dan Felix.
Padahal lebam di wajah Felix masih sangat berbekas dan bahkan masih terlihat basah, ketahuan sekali jika Felix baru saja dibolehkan pulang dari rumah sakit. Namun Haruto sendiri juga merasa heran mengapa Felix sudah mencari masalah padahal kondisinya saja belum membaik.
Merasa di acuhkan Felix pun tidak terima. "Tunggu, Kim Haruto!" Felix berjalan dengan cepat menghampiri Haruto, kemudian ia menarik remaja tersebut kebelakang sekolah.
Jaemin yang hendak menyusul Haruto lagi-lagi di hadang oleh Hyunjin, jadi mau tidak mau Jaemin harus tetap meladeni Hyunjin. Dan dalam hati Jaemin selalu merapalkan doa agar Haruto baik-baik saja. Begitupun juga dengan Felix, karena jika Felix tidak baik-baik saja, maka Haruto pasti akan mendapatkan masalah lagi.
"Apa yang kau inginkan Fel-" bugh! Belum sempat Haruto selesai dengan ucapannya rahangnya sudah di pukul oleh Felix. Namun kali ini Haruto hanya diam saja, ia mengusap darah yang ada pada sudut bibirnya. Cukup perih, tapi tidak perlu dikhawatirkan.
Mata Haruto kembali menatap Felix dapat ia lihat Felix menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. "Bangsat kau Haruto! Apakah kau tidak tahu? Karena perbuatan mu, aku tersiksa di rumah sakit selama hampir satu minggu. Karena kau, aku hampir mati sialan!"
Haruto diam, mengepalkan tangannya dan menatap tajam Felix. Akan tetapi Haruto hanya bisa diam saja dan berusaha untuk meredam emosinya. Tidak! Ia tidak ingin membuat masalah baru lagi, sudah cukup karena ulahnya selama ini Mamanya selalu mendapatkan masalah.
"A-aku.. aku minta maaf.." Haruto membulatkan matanya tatkala ia di ludahi oleh Felix, Haruto menutup matanya dirinya harus tetap sabar. Meskipun Felix sudah keterlaluan karena memperlakukannya layaknya hewan, Haruto mengusap pelipisnya yang terkena ludah Felix.
"Permintaan maaf mu itu tidak sebanding dengan penderitaan yang aku rasakan, bodoh!" Felix menunjuk tepat di wajah Haruto. "Kau memang sangat layak untuk kuludahi, karena kau sangat rendahan. Mama mu itu rendahan, kau itu anak haram, dan satu lagi... Papamu itu adalah sosok orang yang brengsek! Lengkap sudah keluarga mu Haruto.. upps! Keluarga mu kan tidak jelas."
Mama, hati Haruto sakit denger Mama di pandang rendahan oleh orang lain. Maafin Haruto karena cuma bisa diem aja kali ini saat mendengar bahwa Mama tengah di hina. Haruto hanya bisa membatin sekarang, ia tidak boleh terpancing emosi.
Haruto tau, memang dia keterlaluan karena sudah hampir membuat Felix mati. Tapi, bukankah yang di lakukan Felix saat ini juga sesuatu hal yang keterlaluan? Bahkan sangat keterlaluan, Haruto tidak akan pernah menghajar Felix jika remaja tersebut tidak mengusiknya dan terus-menerus mengatakan sesuatu yang buruk tentang Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strong Mother | Jaesoo Feat Haruto
Romance"Kehadiran kamu bukanlah sebuah kesalahan, melainkan kehadiran kamu adalah sebuah anugerah dari Tuhan." ©xxxhaterainbow