10

104 9 2
                                    

Momo mengambil boneka kucingnya diatas sofa.

Jam menunjukan pukul sebelas malam, tapi Touya masih belum pulang dari pekerjaanya. Begitupun ayah ibu Momo. Mereka pergi keluar kota untuk beberapa waktu. Menyisakan Momo, Shouto, dan para pelayan dirumah.

Glekk...

Seketika listrik di mansion itu mati. Entah siapa yang mematikannya.

"Aaaa!" Momo menjerit ketakutan. Ia takut gelap.

Shouto yang mendengar seruan Momo langsung berlari menuju Momo.

"Momo?!" Momo langsung memeluk erat suaminya itu.  Momo benci gelap. Apa lagi saat di malam festival itu.

"Todoroki san.." Suaranya bergetar. Shouto yang menyadari itupun langsung menuntunnya ke kamar.

Shouto menyalakan lilin aroma dikamarnya. Memang tak terlalu terang, namun setidaknya ada sedikit pencahayaan.

Sementara Momo menempel erat padanya sedari tadi.

"Tidur lahh aku tak kemana mana" Ucap Shouto menenangkan Momo.

"Peluk" Momo benar benar takut akan kegelapan. Walaupun diremang remang cahaya sekalipun.

Shouto berharap waktu tak akan berjalan. Ia senang sekali. Momo bisa menerimanya.

Shouto memeluk istrinya dalam diam. Selang beberapa waktu, pintu kamar mereka diketuk pelayan.

Shouto bangkit pelan pelan agar Momo tak bangun. Namun Momo malah ikut bangun, karena tak merasakan tangan yang melingkar di perutnya lagi.

"Tuan.. Saya menemukan ini di depan rumah" Ucap salah satu pembantu menyerahkan kotak bertuliskan 'Untuk Yaoyorozu Momo'

Momo menyembulkan kepalanya dibelakang Shouto. Shouto terkejut saat Momonya menaruh dagunya dipundak kanannya sambil jinjit.

"Aa terimakasih" Shouto menerima kotak tersebut lalu menutup pintu.

"Apa itu" Momo menatap kotak ditangan Shouto.

"Entahlah.. " Shouto membolak balik kotaknya. Mencari pengirim hadiah tersebut.

"Biar kubuka" Momo mengambil kotak tersebut dari tangan Shouto.

Dengan penasaran Momo membukanya. Setelahnya Momo tercekat melihat isinya.

Foto.

Ada banyak foto yang sama.

Shouto dan gadis berambut pirang berciuman.

Momo melempar benda tersebut. Nafasnya memendek. Ia mulai mengingat semuanya. Hal yang ia benci.

"Momo.." Shouto berusaha menenangkan Momonya.

"Pergi kauu!" Momo memundurkan tubuhnya, berusaha menjaga dirinya dari orang didepannya.

"Ini aku..." Shouto berusaha untuk tak membuat Momo takut.

"PERGII!" Momo melempar semua benda yang ada disekitarnya pada shouto.

Shouto bingung harus apa. Touya tak ada dirumah.

Prang...

Sebuah vas bunga terlempar mengenai kepala shouto.

Darah. Kepala shouto berdarah. Momo semakin panik melihatnya.

Ia benci darah. Ia takut dengan cairan itu. Mirip saat malam festival.

"Hughh.." Momo menutup mulutnya. Ia ingin muntah.

"Mo-momo" Shouto mendekat. Membuat Momo semakin menangis.

Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang