17

53 6 0
                                    

Paginya Shouto bersiap untuk berangkat kerja, namun Momo menarik lengan kemeja Shouto pelan, membuat sang pemilik kemeja menoleh.

"Ada apa?"

"Bi-bisakah kau temani aku kedokter kandungan?" Shouto diam sejenak.

"Bagaimana jika bersama ibu, aku hari ini ada kerjaan yang lumayan penting" Ucap Shouto hati hati kepada istrinya, ia takut Momo kecewa dengan jawabannya.

"Ibu sedang pergi kerumah nenek" Jawab Momo.

"Kak Fuyumi sedang kuliah, kak Natsuo dan ayah sedang kerja" Sambungnya.

"Kalau nanti siang bagaimana, aku bisa mengantarmu di jam makan siangku" Shouto mengelus kepala Momo.

"Tidak bisa, jadwal dokterku pagi ini" Shouto menghela nafasnya, mau tidak mau ia harus menemani istrinya dan meninggalkan sebentar pekerjaannya.

"Nyonya Yaoyorozu... Tuan Todoroki, mari" Yuka, dokter kandungan Momo menyapa kedua orang didepannya.

Yuka memeriksa keadaan Momo. USG, sesuatu itu membuat Shouto bisa melihat benihnya yang mulai tumbuh di tubuh Momo lewat sesuatu benda didepannya.

"Apa Yaoyorozu san meminum vitaminnya dengan rutin?" Yuka bertanya dengan wajah seriusnya.

"Ya.. Aku memberinya tiap malam" Jawab Shouto.

Yuka menghela nafasnya "menurut apa yang saya lihat, terjadi masalah di perkembangan janinnya" Ucapan Yuka membuat Shouto terkejut.

"Apa anakku baik baik saja?" Shouto lansung memulai percakapan.

"Tak usah terlalu panik. Yaoyorozu san juga tak perlu khawatir. Saya akan memberikan obat terbaik. Dan yang terpenting Yaoyorozu san jangan stres.

" Dokter... Apa anak ini akan lahir?" Pertanyaan konyol Momo membuat yuka menaikan satu alisnya.

"Tentu saja Yaoyorozu san, apakah anda merasakan sesuatu? " Tanya Yuka.

"Tidak..." Momo menjawab cepat sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit.

Kali ini mereka berdua hendak pulang. Namun sebelum itu hp Shouto berbunyi.

"Kemana saja kau, rapatnya sudah mau dimulai! " Yaoyorozu menelponnya dengan suara paniknya.

Shouto bingung pasalnya ia harus mengantar istrinya pulang dulu, tapi ia tak punya cukup waktu.

Ia mengutak atik hpnya, menghubungi seseorang dan menunggu. Katsuki yang ia hubungi. Ia percaya temannya itu mau membantunya mengantar istrinya pulang.

"Kurang ajar kau, memangnya siapa kau berani memerintahku sialann!" Bakugou berteriak ditelinga Shouto.

"Maaf, tapi aku benar benar minta tolong padamu untuk menjaga istriku, ayah mertuaku sudah menungguku" Katsuki memutar bola matanya, malas.

Dan sekarang mereka berdua berada di pusat perbelanjaan, Katsuki menemani Momo berbelanja.

"Tak kusangka setengah setengah itu bisa menjadi anak kucing yang ketakutan" Ucap Katsuki yang ada disebelah Momo.

"Apa kau tak kasihan dengan dispenser?" Sambungnya.

"Untuk apa?" Ucap Momo dengan tatapan kosong.

"Akhir akhir ini dia suka mabuk dan memukuliku sambil menyebut nyebut namamu dan-" Dengan cepat Momo memotong ucapan Katsuki.

"Maksudku untuk apa mengasihani tukang selingkuh" Katsuki sedikit terkejut. Ternyata Momo belum tahu masalah sebenarnya.

"Maksudmu wanita rambut pirang?" Katsuki meyakinkan apa yang dimaksud Momo, dan Momo mengangguk.

"Namanya Toga Himiko" Momo menoleh pada Katsuki, kenapa dia tiba tiba membicarakan wanita itu, pikir Momo.

"Aku bertemu dengannya didekat rumah sakitmu. Wajahnya imut dan saat itu aku menembaknya" Momo melongo mendengar ucapan lelaki disebelahnya barusan.

"Kita berpacaran. Suatu hari saat malam festival aku mengajaknya melihat kembang api, namun siapa sangka aku melihatnya melakukan hal kotor dengan dispenser" Ucapan Katsuki begitu lirih, membuat Momo semakin tak percaya.

"Dia bukan wanita yang baik. Aku tahu itu, dan ia sengaja melakukan itu untuk merusak pertemananku dengan dispenser" Kali ini Momo melebarkan matanya.

"Maksudmu Toga menjebak Shouto san agar pertemanan kalian hancur?" Momo memiringkan kepalanya.

"Sepertinya begitu.. Lagian ditengah aktivitas itu aku melihat setengah setengah itu bersikap memberontak padanya dan berusaha kabur, aku percaya pada dispenser walaupun aku benci mengakuinya"

"Kenapa aku merasa kau tampak biasa biasa saja saat pacarmu selingkuh?" Katsuki tersentak dengan pertanyaan itu.

"Sejujurnya aku tak mencintainya. Toga hanyalah alat pelampiasanku, tapi lama lama aku mencintainya"

"Toga adalah perempuan kedua yang membuatku gila" Ucapan Katsuki barusan membuat Momo melongo untuk kesekian kalinya.

"Kedua, memangnya Bakugou san pernah jatuh cinta sebelumnya?" Momo bertanya tanya, orang seperti Katsuki bisa jatuh cinta?

"Kau pikir aku menjadikannya pelampiasan karna apa?, itu semua karena perempuan pertama yang aku sukai adalah milik temanku sendiri" Sekarang Katsuki kembali berbicara dengan intonasi kasar seperti biasa.

"Hee memangnya siapa perempuan itu?" Momo tambah penasaran dengan perempuan yang membuat hati Katsuki luluh.

"Kau, bodoh!" Momo diam membeku. Ia masih tak mengerti apa yang terjadi barusan.

"A-apa?" Ucap Momo linglung.

"O-orang itu kau dan bodohnya dispenser sekarang menyuruhku menemanimu, cihh" Katsuki memerah, bukan seperti biasanya yang memerah akibat emosinya, namun kali ini ia merona.

"Bagaimana bisa.." Tanya Momo lirih.

"Ah sudahlah lupakan saja" Katsuki menarik Momo keluar dari kerumunan.

Hai guys, maap ya baru bisa up, soalnya bentar lagi sy ujian hehe. Btw ada yg suka genre NTR gak? 🙂. Bercanda gengss🤭😩

Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang