13

77 12 2
                                    

Akhir akhir ini shouto merasa tersiksa. Ia harus jauh dari Momo, karena Momo membencinya.

"Shouto apa lagi ini, kemarin kau sudah beli 7 shampoo" Fuyumi memarahi adiknya itu, ia membuka kantung kresek yang dipenuhi dengan beberapa jenis shampoo yang berbeda.

"Kak, aku tak tahan jauh dari Momo, dia selalu muntah saat mencium aroma rambutku" Shouto mengacak rambutnya frustasi.

"Apa kupotong habis rambutku saja ya?" Gumam shouto polos membuat fuyumi menghela nafasnya.

"Momo itu sedang hamil, wajar saja jika ia sensitif dengan bau bauan. Kau tak bisa memaksanya" Ucapan fuyumi sama sekali tak membantu, membuat shouto memutar matanya malas.

"Kenapa tidak kau coba shampoo bayi, mungkin Momo suka" Natsuo tiba tiba muncul.

Benar juga.. Shouto mengambil kunci mobilnya, dan segera pergi meninggalkan rumah.

"Oi, lalu siapa yang akan menghabiskan shampoo mu!" Seru Natsuo.

"Kau sih.. Menyarankan yang tidak tidak" Fuyumi menyikut lengan Natsuo.

Momo duduk menonton TV. Tiba tiba ada yang memeluknya dari belakang dengan rambut basahnya.

"Apa apaan!" Momo ingin memberontak, namun sia sia. Shouto merengkuhnya dengan erat.

"Apa ini aroma yang pas?" Shouto berbisik tepat di telinga kanan Momo, membuat Momo merinding.

"Lepas.. " Momo tak menjawab, ia bersikeras melepaskan rengkuhan itu.

"Momo.. Kumohon" Shouto memelas membuat Momo menghela nafasnya.

"Ibu!!" Momo berseru memanggil Rei.

"Shouto apa apaan kau" Rei datang, melihat anaknya memeluk paksa menantunya.

"Biarkan Momo tenang, shouto" Shouto melepaskan rengkuhan itu dengan terpaksa.

Momo kembali duduk menonton TV, shouto ikut duduk disebelah Momo, sesekali menatapnya dengan hati hati.

"Shampoo apa yang kau pakai.." Tanya Momo pelan. Benar benar pelan.

Shouto tak menyangka Momo bicara dengannya"shampoo bayi, apa kau suka?" Jawab shouto antusias.

"Humm.." Jawab Momo sambil menonton acara kesukaannya.

Shouto menaikan bibirnya. Akhirnya ia bisa dekat dekat dengan istrinya, walau sikapnya lumayan kasar.

Malam ini shouto sangat senang. Ia dapat tidur dengan Momo kembali.

"Shouto san, aroma bajumu sedikit menyengat, bisakah kita pisah kamar lagi?" Shouto menghela nafasnya, kemarin rambut, sekarang pakaian. Apa perlu Shouto memakai pakaian Momo?

Tidak, sayangnya dari masalah kemarin ia sudah coba memakai shampoo Momo, namun respon Momo membuatnya sedikit frustasi.

"Shampoo miliku tak menyengat saat kugunakan, tapi saat aromanya tercampur dengan rambutmu baunya jadi tidak sedap"

Shouto yakin jika ia menggunakan pakaian Momo, ia juga akan bilang seperti itu.

Akhirnya Shouto melepas bajunya saat tidur, membuat Momo melotot.

"A-apa yang kau lakukan?!" Momo sedikit memundurkan badanya.

"Apa aroma pakaianku masih tercium?" Momo menggeleng.

"Bagus, sekarang ayo tidur" Ajak Shouto dengan polosnya.

"Kau bisa sakit.." Ucap Momo sangat pelan.

Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang