11

106 9 3
                                    

"Menjaga putriku saja tidak becus!" Yaoyorozu marah pada semua orang dirumah, termasuk Touya dan Shouto.

Yaoyorozu tampak menelfon seseorang. Beberapa waktu kemudian ia berbalik menatap Shouto.

"Kemasi barang barangmu" Shouto jelas bingung dengan situasi ini.

"Touya kau bantu Momo berkemas" Sambung Yaoyorozu.

"Berkemas?, memangnya mau kemana?" Tanya Shouto.

"Enji sebentar lagi datang, kau dan Momo akan tinggal dirumah mu" Yaoyorozu berpikir jika rumah Todoroki aman bagi putrinya, apalagi rumah itu termasuk masa lalu Momo.

Saat kecil Momo sering menginap bahkan tinggal dirumah itu, karena yaoyorozu dan istrinya sibuk mengurus perusahaannya diluar negeri.

"Dan juga, mulai besok kau bekerja diperusahaan ku, karena aku punya cabang perusahaan didekat mansion mu, jadi tak perlu jauh jauh bekerja" Jarak perusahaan Enji dan mansion keluarga Todoroki itu lumayan jauh, Yaoyorozu sedikit menaruh empati pada menantunya itu.

Shouto sudah siap tapi kenapa istrinya tak lekas bersiap.

Enji mengangkut barang milik Shouto dan Momo, sementara Shouto masih khawatir mengapa istrinya tak kunjung datang.

"Momo akan menyusul dengan Touya, mereka mampir ke psikolog dulu" Ucapan enji membuat Shouto terkejut.

"Kenapa tidak bersamaku saja, aku kan suaminya" Ucap Shouto marah.

"Kau pikir siapa yang membuat Momo harus ke psikolog. Kau harus sadar diri Shouto" Untuk kesekian kalinya Shouto merasa sakit hati mendengar pernyataan ayahnya.

Mereka sampai didepan mansion megah bernuansa tradisional.

Disana tampak Rei dan fuyumi yang hendak menyambut mereka.

"Shouto apa yang terjadi pada dahimu?" Rei menutup mulutnya saat melihat luka diatas bercak merah didahi Shouto.

"A-ah aku tidak sengaja terjatuh kemarin" Jawab Shouto bohong.

Tak lama kemudian, Momo datang bersama Touya. Shouto menahan emosinya saat Momo datang sambil memeluk pinggang Touya.

"Ibu.." Touya menyapa Rei yang menunggunya.

"Ahh Touya, Momo chann.. " Sapa Rei dengan sumringah.

Fuyumi menggandeng Momo, sementara Rei memeluk Touya.

Natsuo menepuk bahu shouto, ia tau apa yang shouto rasakan.

"Ibu ada yang ingin kubicarakan" Touya membuat Shouto penasaran.

"Aku tak bicara dengan mu, aku hanya ingin cerita pada ibu, wle" Touya menarik tangan Rei ke tempat yang jauh dari Shouto.

"Ibu.tolong jangan paksakan Momo yang harus senantiasa bersama shouto" Ucap Touya.

"Kenapa begitu, Touya?"

"Karena itu akan membuatnya tambah stres, dan itu akan membuat kandungannya tak sehat" Rei perlahan mengangguk.

"Ini, vitamin untuk Momo, dan ini obat penenang untuknya, jika sewaktu waktu dia lepas kendali" Touya memitipkan pada ibunya beberapa kantung obat untu Momo

"dimana kamarku" Tanya Momo pelan.

"Ahh, kamar Momo chan masih sama seperti kamar yang dulu, disebelah kamar shouto" Ucap Fuyumi tersenyum.

Momo menggeser pintu kamarnya. Tapi mengapa dikamarnya terdapat barang barang shouto

Momo yakin pasti shouto akan satu kamar dengannya. Momo memundurkan diri, ia masih takut dengan pria itu.

Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang