8

106 11 3
                                    

"Ahh tak kusangka ini nikmat sekali!" Ucap pria misterius sambil membelai pipi Momo yang ada diatas ranjang.

Momo membuka matanya. Yang ia lihat adalah pria yang ada di festival itu.

Momo langsung memundurkan badannya ketakutan. Ia menjerit sejadi jadinya.
Bagaimana bisa pria ini ada dikamarnya. Dimana Shouto yang tadi menemaninya??!

"TIDAKKK"

Shouto merasa wanita yang ada direngkuhannya ini sudah tertidur pulas. Dengan hati hati, ia melepaskan rengkuhannya. Ia ingin segera menyelidiki pria misterius tersebut

Namun sebelum ia melepaskannya, Momo berteriak ketakutan.

"Heyy..." Shouto dengan pelan menepuk pipi Momo yang mungkin sedang mimpi buruk.

Momo membuka matanya. Ia menangis dengan kencang. Badannya penuh dengan keringat dingin.

"Todoroki san bohong, katanya tak akan meninggalkanku!" Momo berucap sambil memukul lemah dada Shouto.

"Tadi dia datang kesini, menyentuhku, dan hampir menciumku!" Momo memeluk kedua lututnya, lalu menjambak rambutnya sendiri.

"Momo, hentikan!" Shouto meraih kedua tangan Momo, lalu memeluknya erat.

"Siapa yang kau maksud, Momo?, aku tak akan pergi. Dan tak orang lain yang boleh masuk kesini" Ucap Shouto mengusap punggung Momo. Ia merasakan dadanya terasa basah. Momo menangis disana.

Shouto merasa hancur saat melihat Momonya yang dulunya amat ceria, sekarang menjadi seperti ini. Dan ini semua karenanya.

"Momo.." Shouto menahan air matanya.

"Aku tak akan kemana mana" Lanjutnya, sambil memberikan boneka kucing yang tadi pada Momo. Kali ini boneka tersebut dipeluk erat oleh Momo.

Shouto membawa Momo kekamar mandi, untuk mencuci mukanya. Lalu mereka berdua kembali ke ranjang mereka.

"Tidurlah lagi. Aku disini" Momo mencoba untuk menuruti perintah shouto. Ia memejamkan matanya sambil memeluk erat boneka pemberian Shouto. Beberapa saat kemudian Momo tersentak saat merasakan tangan yang melingkar dipinggangnya. Itu shouto yang memeluknya. Saking gemasnya pada Momo.

Pagi telah tiba. Shouto merasakan ada sesuatu yang mengguncang tubuhnya. Ia mencoba untuk mengerjapkan matanya.

Momo, dan touya?!. Sedang apa mereka berdua didepanku?

"Sialan, siapa yang menyuruhmu masuk!" Shouto berkata sakras pada Touya yang sedang merangkul Momo, sementara Momo yang tadi berusaha membangunkan shouto terdiam.

"Todoroki san, hari ini kau harus kerja" Ucap Momo pelan.

"Hah, tapi kita kan baru saja menikah" Shouto heran. Harusnya ia bisa ijin.

"Bodohnya, justru kau sudah menikah, kau harus menafkahi istrimu!" Ucap Touya sambil melemparkan bantal pada wajah shouto. Setelah shouto lulus SMA, shouto langsung melanjutkan kuliahnya walau hanya beberapa saat, setelah itu shouto langsung bekerja diperusahaan ayahnya. Walaupun begitu, shouto tetap saja enggan untuk bekerja.

"Tapi siapa yang akan menjaga Momo ku, dia juga tadi malam..." Bantah Shouto.

"Aku mendapatkan hari cuti. Aku yang akan menjaga Momo mu" Ucap Touya.

'Padahal aku yang menikah tapi dia yang dapat cuti' gumam Shouto

Shouto menghela nafasnya. Ia langsung membuka kaosnya untuk mandi, didepan Momo dan Touya.

Terlihat badan yang atletis. Membuat wajah Momo memerah, sementara Touya mengernyit saat melihat punggung shouto.

"Hey, punggungmu itu bekas apa?" Tanya Touya saat melihat bekas cakaran manusia.

Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang