7. Ucapan Bima

27 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




RANGGA dan Bima sampai di yayasan menggunakam mobil Bima. Mereka turun dari mobil lalu langsung masuk ke yayasan.

Ibu Naomi yang sedang bersih-bersih langsung dikejutkan atas kedatangan keduanya, ia mendakat lalu mengulurkan tangannya.

"Assalamualaikum, Ibu," sapa Rangga dan Bima bersamaan.

"Walaikumsalam," balas Ibu Naomi.

"Enzi dimana, Bu?" tanya Rangga. Bisanya Enzi akan hadir langsung jika dirinya datang.

"Enzi ke apotik depan beli obat, sebentar lagi balik juga," ucapnya. "Kalian duduk dulu, Ibu buatkan minuman,"

"Ehh, enggak usah, Bu." tolak Bima. "Kita gak mau ngerepotin Ibu. Nanti kalau kita haus ambil sendiri aja gak papa," lanjutnya.

Ibu Naomi mengangguk, ia meletakkan kemoceng yang ada ditangannya di atas meja. "Ibu ke dapur dulu, ya." Rangga dan Bima mengangguk. Setelah kepergian Ibu Naomi kedunya berjalan ke belakang dan duduk di kursi panjang yang terbuat dari besi.

***

"SERIUS ini buat Enzi, bang?" Enzi tak percaya jika game ps dikasih padanya, yang biasanya ia cuman liat-liat pada teman sekolahnya kini ia bisa memilikinya.

"Iyalah, masa kita bercanda," balas Bima. "Nanti pas hari minggu kita tiga main bareng, gimana?" usul Bima. Mengajak kedunya.

"Boleh, gue mau banget. Sekalian belajar juga," Enzi menjawab.

"Gue gak ikut." Sudah jelas itu suara Rangga. Padahal ia sangat hebat dalam game, kata Bima.

Bima berdecak, menatap Rangga dengan malas. "Lo mah, sekali-kali game kali jangan buku terus,"

"Eh!" Bima baru ingat sesuatu. "Gue lupa, hari minggu gue ada urusan keluarga,"

"Emang abang udah punya keluarga?" tanya Enzi. "Punya anak berapa, bang?"

"Nzi, makin lama lo sama kayak si Tarang, deh. Heran gue,"

"Terserah, deh. Jadi main gamenya kapan?" tanya Enzi lagi yang tak sabaran.

"Kalau main game, kapan-kapan juga bisa. Lo belajar sendiri dulu mainnya, baru bisa main bareng ikut kami," ucap Rangga setelah memikirkan sesuatu. "Tapi ingat juga belajar sekolah,"

"Berarti lo ikut main, bang?" tanya Enzi. Rangga berdeham menjawab.

"Yes. Nanti gue bakalan kalahin kalian berdua."

"Coba aja kalau bisa,"

***

BESOKNYA saat jam istirahat, Rangga pergi ke kantin di ikuti Bima. Ia melihat Sarah yang duduk di kantin. Mereka sudah ada janji akan makan bersama, Rangga yang mengajak karena Sarah tidak enak badan.

RANGGA ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang