4. Kado dari Sarah

40 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Bim, lo udah makan, belum?" tanya Rangga pada anjingnya berwarna putih dengan bulu yang panjang dan lebat. Anjingnya itu yang bernama Bim hanya mengeliat lucu di atas ranjang Rangga.

Anjing tersebut adalah anjing yang ia beli dengan pelayannya yang dulu sebelum Mbak Putri. Ia beli dengan uangnya sendiri, uang yang ia tabung selama smp dan sekarang sudah sma. Yang artinya anjingnya itu hampir empat tahun menemaninya. Anjing yang menjadi temannya, teman curhat, menceritakan keluh kesahnya dan segalanya.

Rangga tercekik geli sendiri dikala Bim,  anjingnya itu langsung melompat kepadanya. Ia mengangkat anjing tersebut ke gendongannya dan turun dari ranjang. Ia mengambil makanan anjingnya yang berada di atas nakas. Tangannya meraih mangkuk kecil itu dan meletakkannya di atas lantai. Bim ia turunkan dari gendongannya. Bim dengan semangat langsung makan.

Hp-nya bergetar di atas meja belajarnya. Ia melihat Sarah yang meneleponnya.

"Halo, apa, Sar?"

"Udah buka kadonya?" Tanya Sarah di sebrang sana.

Sudut bola mata Rangga mengarah ke tasnya yang tergeletak sejak pulang sekolah. "Belum, nanti gue buka."

"Owh.." Sebentar hening terjadi. "Rangga?" panggil Sarah.

"Hmm,"

"Kamu baik-baik aja kan? Bima tadi nanya kok kamu langsung pergi bukannya nunggu Bima pulang bareng."

"Lo ketemuan sama Bima?"

"Ehh, enggak. Tadi kita gak sengaja ketemu di minimarket."

"Owh. Tadi gue ada kepentingan, makanya langsung pulang." Disana, Sarah berohria. "Gue matiin ya, Sar. Gue mau belajar. Lo juga belajar, gih."

"Heheh, iya, Ngga. Kamu jangan terlalu sering belajar, Ngga, bukannya pintar yang ada lo gila."

"Gue udah pintar."

"Owh iya, ya. Hehe. Yaudah aku matiin, bye."

"Bye."

Setelah hpnya mati, Rangga melihat pintunya terbuka. Mbak Putri terlihat semar-samar, di kamar hanya ada cahaya dari lampu meja belajarnya.

"Ada apa, Mbak?" tanyanya.

Mbak Putri meletakkan gelas yang ia bawa di dekat Rangga. "Mbak bawa susu sama kamu, minum, ya?" Ucapnya. Karena Mbak Putri tau, Rangga pasti akan menolak.

"Enggak, Mbak. Mbak tau sendiri rasanya lama-lama eneg. Mbak minum aja,"

"Masa Mbak yang selalu minum. Kamu belajarnya jangan di paksain, nanti kamu sakit, lhoo,"

"Nggak papa, Mbak. Gak ada juga yang peduli,"

"Heh! Mulut kamu." Mbak Putri lantas menoyor kening Rangga. "Banyak yang sayang sama kamu, Rangga."

RANGGA ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang