11. Pertengkaran

27 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"RANG, tungguin gue!" Sampai parkiran Bima tetap berteriak memanggil Rangga. Tetap saja, Rangga masih diam tak mau mempedulikan Bima.

Bima mempercepat langkahnya, dengan cepat ia menarik tas milik Rangga dengan kuat hingga Rangga terhuyung ke belakang.

Rangga berdiri menatap nyalang pada Bima. Ia tidak marah namun egonya mengatakan jika ia harus marah. Namun untuk apa?

"Lo kenapa, sih? Lo ada masalah?" tanya Bima. Masih saja Rangga memilih diam tanpa harus menjawab. "Jawab gue, Rang?!"

"Apa karena nilai lo, lo jadi gini?" Bima terkekeh tak percaya. "Rang, nilai lo masih bisa diperbaiki. Mungkin lo salah tulis jawaban,"

"BEASISWA GUE TERANCAM, BIM?!" sentak Rangga dengan nada tinggi. Seluruh intens mata tertuju pada mereka berdua.

"ADA YANG NUKAR KERTAS UJIAN GUE, BIM!"

Bima diam, ia tidak harus berucap apa sekarang.

"Jadi karna itu lo marah?" Bima bertanya.

"Siapa juga gak marah, Bim. Beasiswa gue.."

"Marah ke gue?" Bima bertanya lagi. Rangga tak menjawab. "Lo nuduh gue yang nukar, karna gue yang bawa keras ujiannya?"

"JAWAB GUE, RANG?!!"

"Kalau iya kenapa?" Bima menggeleng tak percaya. "Gue coba pikir kalau bukan lo yang nukar, tapi cuman lo, Bim. Cuman lo!"

Bugh

Satu pukulan mendarat di wajah Rangga. "Gue gak percaya lo langsung nuduh gue, Rang. Lo sahabat gue, seharusnya lo percaya! Bukan nuduh gue, bangsat!"

Bugh

Lagi, Bima memukul wajah Rangga.

"Kenapa? Kenapa diam aja?" Bima manatap malas. "Lawan gue bangsat!"

"WOI! WOI! UDAH!" Benua datang dan menarik Rangga dengan kasar. "Lo kok pada berantem 'sih?" Herannya tak percaya.

Bima mengangkat tangannya lagi dan mendekat, berniat memukul Rangga namun tangannya salah arah, pukulannya terkena pada Hani yang tiba-tiba datang.

"HANI?" Rangga terkejut, ia langsung memeluk Hani yang terhempas padanya. 

Histeris para siswa mulai, apalagi Hani datang. Disana Sarah datang namun terlambat.

Untuk pertama kalinya, mereka melihat Rangga dan Bima berantam. Padahal mereka terkenal sahabat yang akur.

Bima jadi linglung. "Gu-gue gak sengaja, Han, Rang," ucapnya mulai gugup. Disaat itu Sarah datang. Benua juga jadi panik.

"Rangga? Tangan lo?" Sarah panik melihat luka tangan Rangga. Benar katanya, Rangga luka pada tangannya.

Rangga tak mempedulikan Sarah, fokusnya teralihkan pada wajah Hani yang kena hantaman tangan dari Bima. "Han, lo gak papa?" tanyanya khawatir, sedikit. Mungkin.. Tunggu, ia peduli?

RANGGA ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang