PROLOG

14 2 0
                                    

•.Aku ingin berjalan di bawah derasnya hujan agar tak ada satu orang pun yang tahu kalau aku sedang menangis saat ini.•


Lelaki dengan sosok yang sempurna yang melekat di wajahnya, hidung yang mancung, mata yang menarik yang siapapun melihatnya akan terpesona dan rambut berantakan yang menjadi ciri khasnya, menatap seorang perempuan yang ia cintai dengan lekat, tak biasanya perempuan itu mengajaknya bertemu malam-malam begini apalagi di luar sana sedang gerimis. Dari tadi, matanya tak lepas dari wajah yang sejak tadi hanya diam menatap ke bawah meja, seperti enggan menatapnya.

"Sar, ada apa?" Rangga memilih bicara duluan seraya memegang punggung tangan pacarnya, Sarah.

Sarah mengangkat wajahnya dan menatap Rangga penuh takut. "Rangga? Aku mau ngomong serius?"

"Iya, apa?"

"Aku mau kita sampai disini aja." Kalimat itu mampu memancing amarah Rangga secara tiba-tiba.

"Maksud lo?"

"Aku mau kita putus."

Rangga berdiri dari duduknya dengan ekspresi kagetn dan sekaligus marah. "Gila ya lo, Sar? Setelah apa yang terjadi lo nyerah gitu aja?"

"Maaf Rangga, tapi maaf aku mau kita putus."

"Gue gak mau! Lo lupa perjuangan lo buat ngeyakinin gue buat pacaran sama lo?" Rangga bingung, ingatan tentang Sarah yang selalu mengejarnya muncul di pikirannya. Kenapa dengan, Sarah?

"Kita putus. Aku pergi." Sarah segera pergi dari sana. Tak mau ditinggal begitu saja tanpa kejelasan, Rangga berlari mengejar.

Di bawah derasnya gerimis, Sarah menangis dan kaget karena tangannya di tarik kasar.

"MAKSUD LO APA? GUE GAK PAHAM!" Rangga tak terima. Tak sadar dengan suaranya yang meninggi.

"KAMU BUDEG? AKU MAU KITA PUTUS!"

"YA, TAPI KARNA APA? GUE BUTUH KEJELASAN!" Pekik Rangga memegang kedua bahu Sarah dengan kuat sampai Sarah merintih kesakitan.

"Gue gak mau, Sar." Suara Rangga melemah.

"Maaf,"

"GUE GAK MAU DENGAR KATA MAAF DARI LO. GUE MAU KEJELASAN, SAR!"

"GUE HAMIL. GUE HAMIL PUAS LO?"

"Gue hamil, Ga.."

Suara petir terdengar keras dari atas, detik itu juga awan gelap siap menjatuhkan airnya, hujan deras datang menemani manusia yang sedang dipatahkan oleh keadaan. Rangga diam mematung, ia tak tau harus menjawab apa. Matanya sejak tadi tak hentinya menatap Sarah, mengatakan jika yang barusan ia dengar salah.

Sarah dengan sesal hatinya menangis hebat, ia sangat merasa bersalah dan tak pantas dicintai siapapun, termasuk Rangga. Rangga yang ia cintai dari dulu, Rangga yang ia kejar sampai ia bisa gapai namun ia campakan begitu saja.

Sarah mengusap kedua pipinya. Ia tidak sanggup lagi menatap Rangga yang masih bergeming, segara ia pergi meninggalkan tempat itu. Tempat cintanya yang sudah selesai.

Anjay hamil gak tuh..

WELCOME TO MY HISTORI
JANGAN LUPA RESPONNYA YA BOR

RANGGA ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang