15. Murid baru

25 3 0
                                    

KELAS XII Ipa 1 kini keadaannya ribut setelah bel masuk berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KELAS XII Ipa 1 kini keadaannya ribut setelah bel masuk berbunyi. Keterlambatan guru membuat mereka bebas di dalam kelas, sebagian ada juga yang sok alim atau alih-alih mengerjakan tugas rumah. Dan ada juga memilih untuk membaca novel dan fokus ke layar hpnya masing-masing.

Lain dengan Rangga dan Bima, mereka saling diam. Bukan. Bukan adanya masalah karena Rangga memilih untuk menelungkup wajahnya di lipatan tangannya atas meja dengan buku menutupi kepalanya. Anehnya Bima hanya melihatnya saja tanpa mengajak Rangga bicara.

Langkah seorang guru yang terdengar dari suara sepatunya membuat siswa yang lain duduk di tempatnya sendiri. Bu Mori, guru bahasa Indonesia lebih  tepatnya wali kelas mereka masuk dengan rambut di gerai dan tas di merah yang tenteng di tangannya.

"Rang, Ibu datang." ucap Bima menarik rambut Rangga, saat itu juga Rangga langsung duduk tegak dan merapikan rambutnya.

Bu Mori berdiri di tengah-tengah kelas setelah meletakkan tas dan buku pelajaran. "Selamat pagi anak-anak!!" sapa Bu Mori menatap seluruh siswanya.

"Pagi, Ibu..." balas para siswa.

"Baiklah, sebelum memulai pembelajaran,  Ibu ada kabar kalau kelas kita ada kedatangan murid baru,"

"Cewek atau cowok, Bu?"

"Ganteng atau cantik nggak, Bu?"

"Yes, nambah cogan. Ya... Kalau cogan, kalau cewek?"

Bu Mori tidak menanggapi, ia melihat ke luar pintu. "Ayo, silahkan masuk!" Suruh Bu Mori.

Saat setelah disuruh, murid baru itu datang. Penampilannya yang berantakan membuat siswa kelas itu terjungkal heran.

"HALO GAES!!!" Dengan tampang sok keran, cowok itu datang dengan senyuman di bibirnya. Ya siswa baru itu adalah cowok.

"Ayo, perkenalan dirimu." suruh Bu Mori.

Lelaki itu berdehem sebentar, tangan kanannya melonggarkan dasinya lalu menatap semuanya dari sudut ke sudut. "Perkenalkan gue Ari, Ari Arkatana. Gue pindahan dari sekolah, ehh seharusnya gue gak bilang nama sekolah lama gue. Intinya gue pindah ke sini mau senang-senang aja."

"HAH?!!" Para siswa melotot tak percaya melihat lelaki murid baru yang bernama Ari itu, apalagi Bima sungguh ia mencurigai kalau orang itu sosok manusia yang bandel.

"Gak usah hah, heh! Panggil gue Ari. Jangan heran kenapa gue pindah kesini, karena ini sekolah punya Tulang gue,"

"Tulang?" beo Bima bingung. "Maksud lo, tulang rusuk lo?" tanya Bima.

"Ya kagaklah setan!"

"Ari, jaga bicara kamu!" tegur Bu Mori. "Jadi anak-anak, tulang yang Ari maksud bukan tulang rusuk tapi Pamannya. Bapak punya sekolah ini Pamannya Ari. Paham?"

Para siswa beroh'ria setelah mendengar ucapan Bu Mori barusan.

"Heh, lu! Lu jangan sok kegantengan, ya cukup Rangga aja yang ganteng. Lu jangan!"

RANGGA ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang