Rangga duduk dibawah shower yang mengalir membasahi badannya. Ia duduk lemah menatap ke lantai dengan pakaian hoodie hitam dan kepalanya tertutup topi.
Sesak. Sakit. Dadanya terasa tercekik susah untuk bernafas ditambah badannya yang terasa remuk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KEDUA gadis yang tak lain Sarah dan Hani saling beradu mulut. Tak hanya itu, tangan mereka juga ikut bereaksi, menjambak satu sama lain bahkan rambut mereka kini tidak rapi lagi.
"Apa lo?"
"Lo yang cari masalah duluan, ya!?"
"Ayo.. Ayoo.. Sarah pasti bisa!"
"Hani pasti menang!"
Banyak sorakan siswa yang mendukung, bukannya melerai.
"Seharusnya lo sadar. Lo itu bukan siapa-siapanya Rangga, jangan seenak jidatnya lo bilang gue harus jauhin dia!" sentak Hani, tak lupa juga menarik rambut Sarah dengan sekuat tenaganya.
"Gue cuman peringatin, lo itu gak pantas buat buat Rangga." Balas Sarah tak mau kalah, wajahnya sudah memerah dan memanas.
"Jadi yang lo maksud, lo yang pantas?" Hani tertawa. "Cewek murahan banget sih lo, Sar!"
Plak!
Sarah menampar Hani. Wajah Hani lantas terhuyung. Tak mau tinggal diam, Hani membalasnya dua kali lipat.
Plak
Plak
Dua kali, emosi Hani makin memuncak. Melihat emosi Hani yang makin semakin menjadi-jadi, Gina dan Citra, temannya langsung menarik Hani. "Udah, Han.." lerai mereka.
"Jangan sekali-kali lo sentuh gue dengan tangan yang berdosa itu!" sentaknya, beraninya Sarah menamparnya.
"Lo memang keterlaluan," Sarah menyentak emosi, hendak melawan lagi, namun temannya Yolan langsung menariknya.
"Udah, Sar, jangan buat malu."
"Lo itu cewek yang gak tau diri." Lagi, Hani bersuara. "Rangga bukan pacar lo, banyak yang ngira tapi itu salah. Kalau Rangga cinta sama lo pasti dia nembak lo, tapi sampai sekarang gak ada kan?" Hani tertawa sinis tak suka.
"Tapi lebih parahnya, lo juga suka main sama cowok lain. Murahan." Pekik Hani, kali ini emosi sangat memuncak.
"Lo!" Sarah makin geram, mengepalkan tangannya. "Lo kalau gak tau apa-apa diam!"
Kini aksi mereka kembali menjambak. Bedanya keduanya sudah banyak menyuruh berhenti dan tak kunjung berhenti.
"BISA DIAM, GAK?!!" Itu suara Rangga. Sarah langsung diam sama halnya Hani. Dada mereka naik turun, menatap tak saling suka.
Rangga yang tak mau makin bermasalah langsung menarik tangan Sarah. Ia melihat luka di wajah Sarah, ia membawanya ke uks.
Tadi, Rangga yang hendak kelas langsung dihentikan salah satu siswa, mengatakan jika Sarah dan Hani berantem dan membawakan namanya. Ia langsung berlari berniat melarai, sempat ia hanya diam mendengar ucapan Hani tadi sampai selesai. Namun, ia tak percaya.
Hani yang melihat kepergian Rangga langsung diam, hatinya seperti tertusuk. Ia sangat kecewa. Padahal..