20. Pernikahan

5 2 0
                                    

Rangga menatap Papanya dengan senyuman tipis di bibirnya. Ia bisa melihat jika Papanya sangat bahagia disana, dengan istri barunya atau pasangan barunya. Baru pertama kali ini ia melihat Papanya terlihat senang tanpa beban sedikit pun. Ia pun melihat layar yang menampilkan foto Mamanya yang tersenyum bahagia disana.

"Ma? Mama pasti juga bahagia disana melihat Papa yang akhirnya menemukan titik kebahagiaannya." Ucapnya dengan suara pelan.

Rangga berfikir demikian karena ia tau, Mamanya akan tetap menjadi orang yang Papanya cintai. Tidak ada seseorang yang tak suka melihat orang yang ia cintai bersama orang lain, karena cinta sejati memang seperti itu.

Acara pernikahan dari awal sampai akhirnya berjalan dengan lancar tidak ada kendala. Rekan-rekan Papanya terlihat masih ramai, pakaian formal dan aura yang mahal sangat terasa disamping mereka, dan tidak lupa juga para wartawan yang hadir disana. Namun, jika kalian berharap ada Rangga diantara mereka, kalian salah, karena Rangga hanya melihatnya dari kejauhan. Sebenarnya Rey tidak mengizinkannya datang ke pernikahan tersebut, namun atas paksaan Mama barunya itu, Rangga bisa hadir.

Rangga akhirnya memilih pulang duluan. Acara tersebut berlangsung di hotel, semua proses dari awal semua diatur oleh WO.

"Kak Rangga!" Seorang perempuan datang menemui Rangga. Rangga segera berbalik dan melihat Angel berlari kecil mendekat. Angel Safari adalah adek tirinya. Rangga dan Angel sudah beberapa kali bertemu sejak malam itu.

"Jangan lari, nanti lo jatuh!" Ujar Rangga melihat Angel dengan heels tingginya.

Angel terkekeh kecil dan menetralkan detak jantungnya, ia sejak tadi mencari Rangga dan akhirnya menemukannya diluar.

"Kakak pulang?" Tanya Angel memastikan. "Aku ikut, ya?" Mohonnya. Karena ia sudah bosan di hotel tersebut.

Rangga menggeleng. "Nanti lo dimarahin." Ucapnya. Angel sudah tau maksud jawaban Rangga tersebut.

"Tenang aja, kalau ada Mama, Papa nggak bakalan marah kok."

Rangga mengangguk paham. Dan sedikit iri dengan ucapan Angel tadi. "Tapi gue naik motor, gue nggak bisa bawa lo dengan pakaian seperti itu,"

Angel melesu, bahunya melorot seketika. Ia ingin pulang segera dan menempati rumah baru itu. Ia sudah bosan di hotel tersebut.

Rangga merasa tak enak hati. "Yaudah lo permisi dulu sama mereka, gue bakalan chat Bima sahabat gue kesini." Angel yang mendengar tuturannya segera mengangguk. Segera berbalik dan berlari lari.

Rangga geleng-geleng kepala melihat tingkah Angel. Angel masih kelas 3 smp. Wajahnya tidak mirip dengan Mamanya, mungkin wajah itu mirip dengan Papanya.

Rangga segera menelepon Bima. Tentang Bima dia ada di sekitar hotel itu, memastikan keadaan Rangga saja.

"Gue nggak sabar kenalan sama adek baru lo." Ucap Bima setelah sampai.

Rangga menatap sinis. "Mata lo mau gue colok?!" Rangga tak suka pandangan menggoda itu.

Bima terbahak. "Yaelah. Belum juga sehari udah posesif aja lo!?"

Rangga memilih tak menjawabnya.

"Kak Rangga." Angel datang dengan tas ukuran sedang di tangannya. Segera Rangga memintanya, mungkin itu pakaiannya. Walau sebenarnya barang-barang mereka sudah dipindahkan ke rumah namun namanya juga cewek pasti barangnya ada dimana-mana.

"Haii? Aku Angel, nama kakak pasti Bima, ya?" Tebak Angel diangguki Bima.

"Betul sekali! Selamat anda mendapatkan uang satu juta." Ucap Bima dengan senang di wajahnya. Ia suka dengan Angel walau pertama kali bertemu karena Rangga yang menceritakannya. Banyak harapan di hati Bima setelah tau Angel orang yang baik.

"Dikit amat." Balas Angel. Setelah itu ia tertawa kecil melihat reaksi Bima. "Maaf, kak aku bercanda. Kalau gitu, mana satu jutanya?" Tagihnya menyulurkan tangannya.

"Harus sekarang, nih?"

"Hmmm, terserah kakak deh.. yang penting aku bakalan minta." Canda Angel.

"Siap!"

"Udah siap?" Jengah Rangga yang menjadi  pendengar. "Udah malam nggak baik buat lo."

Keduanya tertawa, sepertinya mereka satu frekuensi. Bima memberikan kunci mobilnya dan Rangga sejak tadi sudah memberikan kunci motornya. Akhirnya mereka pergi meninggalkan hotel tersebut.

***

Paginya Rangga terbangun, ia melihat jam di hpnya dimana menunjukkan jam 05.54. ia segera bangun dan langsung siap-siap mandi. Namun, ia ingat Angel, apakah dia sudah bangun? Akhirnya Rangga memilih berjalan keluar menuju kamar Angel yang berdampingan dengan kamarnya. Ia mengetuk pintu berkali-kali sampai sang empunya terbangun dan membuka pintu kamarnya.

"Hoamm..." Angel menguap dengan wajah bantalnya tak lupa rambut seperti singa.

"Selamat pagi kak Rangga? Ada apa ya, Tuan yang terhormat?" Tanyanya masih dengan mata terpejam.

Rangga terkekeh melihat tingkah Angel lagi yang seperti mereka sudah sangat dekat. "Lo harus siap-siap, lo nggak sekolah?" Ujar Rangga.

"Owh iya. Aku lupa. Aku siap-siap dulu." Angel menutup kembali pintu kamar.

Setelah 15 menit berlalu, Rangga sudah siap dengan rapi. Di meja makan ia membuka internet dimana ada berita pesta pernikahan megah Papanya. Ia melihat beberapa foto yang di posting media tersebut, ada Angel juga disana, bahkan orang tua Bima juga ada. Seharusnya dirinya ada disana. Ia menghela nafasnya, masih pagi namun dirinya sudah tak semangat.

Mbak Putri melihat Rangga dengan sedih, lagi dan lagi. Ia tak sengaja melihat layar hp Rangga.

"Aduhh... Masih pagi-pagi kok udah melamun aja." Suara Mbak Putri mengejutkan lamunan Rangga.

"Serapan, jalanin hidup juga butuh tenaga."

Rangga hanya terkekeh kecil menanggapinya.

"SELAMAT PAGI EVERYONE!" Sapa Angel datang dengan suara nyaringnya.

"Selamat pagi, non." Sapa balik Mbak Putri.

"Balas dong!" Angel menepuk bahu Rangga.

"Pagi juga."

"Serapannya mau apa, ya?" Angel menatap si-isi meja makan. Namun pandangannya hanya tertuju roti saja. Segera ia melahapnya dan minum susu.

Melihatnya Rangga terkekeh, dibanding dirinya ia tak suka minum susu. Ia kembali melanjutkan makanannya.

Angel juga makan sambil berbicara dengan Mbak Putri dan pelayan satu lagi. Meja makan itu yang dulunya hanya ada suara antara sendok dan garpu kini ada suara tawa dengan candaan.

Angel membawa warna di rumah itu. Apakah Angel akan merubah segalanya? Namun kita tidak bisa berharap pada manusia, karena mungkin aja itu terjadi malah sebaliknya.

"Kak Rangga, antar aku ke sekolah, ya?"

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RANGGA ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang