Part 03

42.5K 4.1K 26
                                    


"Cih, dasar bocah! Ternyata ngebujuk lo lebih gampang daripada ngebujuk anak TK," gumam Zidan menatap ponselnya yang masih menampilkan room chat ya dengan Zyla. Tanpa sadar Zidan menarik sudut bibirnya keatas.

"Bun, nanti kalo temen Zidan dateng suruh masuk aja, Zidan mau istirahat di kamar," ucap Zidan beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Iya sayang, Bunda lagi buat kue, nanti kalo kuenya udah jadi, kamu turun ya," ucap Meli kepada Zidan.

"Hm," Zidan hanya membalas dengan deheman.

---------------

Tok tok tok!
Suara pintu diketuk oleh Zyla beberapa kali, namun sang pemilik rumah belum membukanya.

"Bener gak ya ini rumahnya? Kok sepi banget kek kuburan," ujar Zyla yang masih berdiri di depan pintu.

"Tapi menurut alamat yang dikirim si kulkas, bener ini alamatnya, tapi kok sepi ya?" gumam Zyla.

Zyla kemudian mengetuk pintu itu lagi, namun masih sama tidak ada jawaban, hingga ia berniat akan pergi, namun tiba-tiba pintu itu dibukakan oleh seorang wanita paruh baya.

"Permisi Tante, bener ini rumahnya Zidan?" tanya Zyla dengan sopan.

"Iya bener, kamu pasti temennya Zian. Ayo masuk!" ujar Meli mempersilahkan Zyla masuk.

"Eh, iya Tan, saya Zyla temennya Zidan," sahut Zyla.

"Saya kesini mau ngerjain tugas kelompok bareng Zidan Tan, Zidan ya mana ya?" tanya Zyla.

"Zidan lagi di kamar, tadi dia pesen, katanya kalo ada temennya suruh masuk aja," ujar Meli tersenyum ramah.

"Kamu susul ke kamar gih, kamarnya di lantai atas, pintu warna putih. Tante buatin minum dulu, sekalian Tante bawain kue, tadi Tante baru aja selesai buat kue," sambung Meli.

"Gak papa Tan?" tanya Zyla sedikit ragu.

"Gak papa Zyla, kalian bisa kerjain tugas kalian dimana aja, gak usah canggung sama Tante," balas Meli yang mengetahui kegugupan Zyla.

"Iya Tan, kalo gitu, Zyla pamit ke atas dulu," pamit Zyla yang kemudian menaiki anak tangga.

Tok tok tok!
Zyla mengetuk pintu kamar bercat putih itu dengan pelan.

"Masuk!" ucap seseorang dari dalam.

Tanpa ragu, Zyla membuka pintu itu, kemudian disuguhi oleh pemandangan yang menurutnya sangat jarang.

Kamar dengan nuansa hitam putih, dan terlihat beberapa foto Zidan. Kamar ini sangat rapi untuk ukuran cowok, bahkan kamar Zyla tidak serapih ini, tentu saja karena Zyla bukanlah gadis yang suka beres-beres.

"Ngapain lo diem disitu? Masuk!" ucap Zidan menatap Zyla yang masih terdiam didepan pintu.

Zyla langsung masuk dan mendudukkan dirinya di sisi ranjang, sementara Zidan masih berbaring diatas kasur sambil memainkan ponselnya.

"Mau buat persembahan apa?" tanya Zyla menatap Zidan yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Terserah!" jawab Zidan.

"Persembahan babi ngepet bagus kali ya? Gue yang jaga lilin, lo yang cari duit," usul Zyla.

"Ngaco lo!" sahut Zidan yang kemudian melempar bantal kearah Zyla.

"Awh, rese lo!" kesal Zyla.

"Zyla, ini Tante buatin kamu minum,sekalian Tante bawain kue buatan Tante, kamu cobain ya," ucap Meli yang datang membawa nampan berisi dua gelas minuman dan kue, kemudian meletakkannya di meja yang ada di kamar.

"Makasih Tante, Tante baik deh, gak kaya yang ini," ucap Zyla tanpa ragu.

"Oh iya, selamat ya Zyla, kamu perempuan pertama yang Zian bolehin datang ke rumah," ucap Meli tersenyum lebar.

"Emang sebelumnya gak ada cewek yang kesini Tan?" tanya Zyla melirik kearah Zidan, sedangkan Meli hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Kalo gitu Tante pamit kebawah ya Zy, kalian kerjakan tugas kalian disini aja, Tante mau ke supermarket sebentar, kalo ada apa-apa kamu bisa minta tolong Zian," ucap Meli yang kemudian meninggalkan mereka berdua.

"Bwahahahah, gak nyangka gue, ternyata lo gak pernah bawa cewek kerumah. Emang gak ada yang mau sama lo?" ejek Zyla yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Bisa diem gak?" tanya Zidan dingin.

"Gak bisa tuh, hahahaha," sahut Zyla yang kemudian melanjutkan tawanya.

Karena kesal, akhirnya Zidan mengambil kue yang berada dimeja dan langsung memasukkan kue itu kemulut Zyla.

"Ehmm, uhuk uhuk," Zyla sampai terbatuk-batuk karena ulah Zidan.

"Nih minum," ucap Zidan menyodorkan segelas jus jeruk yang Ibunya siapkan.

"Sialan lo! Lo mau bunuh gue hah? Kalo gue mati gimana coba?" ucap Zyla kesal.

"Mati tinggal kubur, susah amat," sahut Zidan.

"Sebelum kita buat tugas, lebih baik lo siapin camilan yang tadi siang fotonya lo kirim ke gue, mana coba?" tanya Zyla.

"Enak aja, selesain dulu tugasnya, baru gue kasih makanannya," ujar Zidan.

"Yaudah cepetan," balas Zyla cemberut.

"Gue udah siapin gitar, nanti lo nyanyi, gue yang maen gitar," ucap Zidan mengambil gitar yang berada disudut ruangan.

"Sorry yah, suara gue itu terlalu bagus buat lo dengerin, apalagi nanti sampe didenger sama temen-temen, gue gak mau mereka sampe terpana sama gue," ujar Zyla menyombongkan diri.

"Bilang aja lo gak bisa nyanyi, gak udah banyak omong!" ejek
Zidan.

"Lo juga kebanyakan omong, biasanya juga lo diem kek batu, dingin kek es, udah kek es batu, kok sekarang banyak omong sih?" tanya Zyla curiga.

"Suka-suka gue, mulut-mulut gue," ujar Zidan.

"Buruan mulai, lo tinggal nyanyi aja, masalah suara lo yang fals itu gak masalah, yang penting kita ngumpulin tugas," ucap Zidan yang mulai memasang kamera di meja belajarnya.

"Gak mau gue," jawab Zyla cuek.

"Zy, buruan, gak usah buang-buang waktu gue," ucap Zidan kesal.

"Gue gak mau El," sahut Zyla.

"Kenapa lo suka banget manggil gue El? Nama gue Zidan, bukan El!" tanya Zidan yang kini sudah semakin kesal.

"Suka-suka gue, mulut-mulut gue," jawab Zyla yang menirukan jawaban Zidan.

"Ok, sekarang lo nyanyi, besok gue bakal traktir lo disekolah, gimana?" ucap Zidan menawarkan.

"Gak mau, lagian kalo cuma traktir, gue juga bisa minta sama Gaga," sahut Zyla.

"Ck, gue beliin es krim deh," tawar Zidan.

"Gak mau, emang gue bocah apa?" kesal Zyla.

"Ok, gue bakal jajanin lo selama tiga hari, gimana?

"Hmm, gimana ya? Yaudah deal," balas Zyla memutuskan.

"Lumayan kan makan gratis selama tiga hari," gumam Zyla.

"Emang lo semiskin itu ya? Kalo diliat dari penampilan, lo gak miskin-miskin amat tuh," ucap Zidan yang menatap Zyla.

"Jadi selama ini, lo suka liatin gue ya? Ngaku Lo!" ucap Zyla menatap Zidan dan menaik turunkan alisnya.

"Idih, PD gila!"

"Gue mulai ya, awas kalo lo main-main. Nyanyi yang bener, jangan malu-maluin gue!" ucap Zidan memerintah.

ZIZY (Zidan&Zyla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang