Part 45

25.5K 2.2K 1
                                    

"Hallo Rit,"

"Iya hallo Rey,"

"Zyzy belum balik Rit,"

"Hah? Kok bisa?"

"Gue juga nggak tau dia kemana Rit, gue udah coba hubungi Zyzy, tapi hpnya ternyata di tas, sementara Zidan, nomornya nggak aktif sama sekali,"

"Mereka kemana ya? Nggak biasanya Zyzy pergi nggak pulang-pulang," sahut Rita bingung.

"Lo udah coba tanya Tante Meli? Siapa tau mereka di rumah Zidan," tanah Rita lagi.

"Gue udah hubungin Tante Meli, tapi dia bahkan nggak tahu kalo Zidan itu kemana, dia pikir Zidan lagi sama gue atau Kevin,"

"Ada yang nggak beres kayaknya," sahut Reyhan.

"Gimana kalo kita cari Zidan sama Zyzy rame-rame? Nanti gue hubungin yang lain juga biar bisa bantu cari mereka," usul Rita.

"Maksud lo Lia sama Kevin?" tanya Reyhan memastikan.

"iya Rey sayang," sahut Rita yang gemas sendiri dengan pacarnya.

"Gue setuju, lo hubungin mereka sekarang! Gue mau siap-siap sebentar, habis itu langsung jemput kalian," sahut Reyhan.

"Ok gue tunggu Rey, bye!"

"Bye juga sayang," sahut Reyhan yang kemudian mematikan sambungan teleponnya.

-----------------------

"Woy! Lo nggak ada niatan buat Bali ke sekolah gitu?" tanya Cika seraya menatap Kinan yang saat ini tengah terlentang di tempat tidurnya seraya memainkan ponselnya.

"Ngapain juga gue ke sekolah malem-malem gini? Mau ketemu setan?" tanya Kinan ngawur.

"Lo nggak inget? Lo kan kunciin Zyzy di gudang waktu di sekolah,"ujar Cika menjelaskan.

"Ya terus?" tanah Kinan tanpa menatap kearah Cika.

"Dia itu baru sembuh dodol, kalo sampe dia kenapa-kenapa lagi gimana coba?" tanya Cika.

"Ya biarin aja lah, gue juga nggak peduli, lagian bagus dog kalo sampe dia kenapa-kenapa. Jadi, nggak ada pengganggu lagi diantara gue sama Zidan," ucap Kinan seraya tersenyum miring.

"Pokoknya kalo sampe Zyzy kenapa-kenapa dan lo ketahuan, jangan bawa-bawa nama gue Kin, awas aja lo! Gue kan emang nggak ikutan," sahut Cika dengan sedikit mengancam.

"Santai kali Cik, gue nggak akan bawa-bawa nama lo kok," sahut Kinan santai.

"Jadi alasan lo nggak mau bantuin gue buat kerjain Zyzy itu apa?" tanya Kinan serius.

"Ya dia kan adik Reyhan, siapa tau nanti gue bisa balikan sama dia, jadi gue harus baik-baikin Zyzy juga dong," ujar Cika menjelaskan.

"Sok baik lo, padahal mah mereka semua udah tahu kelakuan kita kali," sahut Kinan.

"Tapi gue nggak sejahat elo Kin," ujar Cika membela dirinya sendiri.

Disisi lain Zyla terbangun dari tidurnya karena ia merasa tidak nyaman tidur dengan posisi duduk, meskipun sebenarnya ia berseberangan pada bahu Zidan, namun rasanya ia tetap tidak bisa tidur dengan tenang, apalagi kondisi gudang yang cukup menyeramkan dan banyak nyamuk ditempat itu.

"Lo nggak tidur?" tanya Zyla saat menyadari Zidn masih membuka matanya.

"Gue belum ngantuk," sahut Zidan apa adanya.

"Emang sekarang jam berapa?" tanya Zyla lagi.

"Baru jam 11 Zy," sahut Zidan seraya menatap jam pada pergelangan tanganya.

"Perasaan gue udah tidur lama deh, kok belum pagi juga sih? Padahal gue udah nggak tahan ditempat ini, mana perut gue laper banget, banyak nyamuk juga disini, dan yang lebih parahnya lagi, tempat ini tuh serem El," ucap Zyla yang terus menggerutu.

"Lo tidur lagi aja, gue akan jagain lo kok," sahut Zidan.

"Gue nggak bisa tidur lagi El, disini tuh dingin, banyak nyamuk, pengap" ucap Zyla lirih.

Hari sudah semakin larut, bahkan suasana disana semakin dingin, juga menyeramkan.

"Lo nggak papa Zy?" tanya Zidan dmsaat menyadari wajah Zyla yang nampak pucat.

"Di-ngin, pu-sing," sahut Zyla secara terbata-bata.

Zidan yang mendengar itu segera memeluk Zyla dengan erat, bahkan cowok itu tidak peduli jika nanti Zyla akan menolak, karena ia langsung memeluknya, namun ternyata dugaannya salah, Zyla bahkan tidak berontak sama sekali.

"Gue nggak akan biarin lo kenapa-kenapa lagi Zy," ucap Zidan yang masih mendekap Zyzy dari samping.

Zidan yang menyadari Zyla masih belum tertidur, ia lebih mengeratkan lagi pelukannya seraya tangan kanannya mengelus-elus kepala Zyla dengan lembut.

Hal itu membuat Zyla tenang dan ia bisa tertidur, sementara Zidan yang sudah lelah tanpa sadar ikut menutup matanya juga. Bahkan mereka masih dalam posisi Zidan yang memeluk Zyla.

Pagi harinya Reyhan, Rita, Lia dan juga Kevin datang ke sekolah lebih awal dari biasanya, bahkan di sekolah hanya ada beberapa orang yang datang, dan mereka termasuk ke dalam orang kutu buku atau teladan.

"Jadi, setidaknya kita harus bisa dapetin petunjuk di sekolah, karena terakhir kali Zyla sama Zidan ngilangin itu disekolah," ucap Reyhan seraya menatap mereka.

"Kita mulai darimana?" tanya Lia bingung.

"Gue tahu, kita ke ruang cctv aja, disana pasti kita bisa lihat Zidan sama Zyzy kemana," usul Kevin yang diangguki oleh mereka.

"Kita kesana sekarang,!" titah Reyhan.

Mereka berlarian menuju ke ruang cctv dengan langkah tergesa-gesa. Sesampainya disana, pintu ruangan tersebut masih dikunci karena penjaga ruangan tersebut belum datang.

"Sial! Masih dikunci," ucap Reyhan seraya mengumpat.

"Jadi gimana dong?" tanya Lia.

"Dobrak Rey!"titah Kevin yang membuat ketiga sahabatnya terkejut.

"Kalo nggak gitu, kita nggak akan dapetin apa-apa Rey, setidaknya kita tahu dimana Zyzy sama Zidan sekarang," sambung Kevin.

"Gue setuju, lagian lo mah orang kaya, kalo pintunya rusak ya tinggal Lo ganti Rey," sahut Lia.

Reyhan menatap Rita seperti meminta persetujuan dari kekasihnya itu.

"Dobrak aja, Rey nggak papa,  yang penting sekarang itu kondisi Zyzy," ucap Rita yang menyetujui usul Kevin.

Reyhan berhasil mendobrak pintu gudang tersebut dan dibantu oleh Kevin, setelah melakukan percobaan berulang kali.

Mereka berempat menuju meja yang biasanya Pak Toto tempati untuk melihat kondisi sekitar sekolah.

Reyhan mulai mencari dan mengetikkan sesuatu pada keyboard yang berada disana.

" Terakhir kalian bareng Zyzy dimana?" tanya Reyhan.

"Kantin Rey, Zidan sama Zyzy pergi saat jam istirahat," jawab Rita yang sejujurnya.


ZIZY (Zidan&Zyla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang