Part 48

24.5K 2.2K 7
                                    

"Lo nggak papa?" tanya Zidan seraya menatap Zyla.

"Gue kenapa emangnya?" tanya balik Zyla.

"Lo nggak cemburu atau apa?" tanya Zidan lagi.

"Gue nggak tau gimana perasaan gue sama lo yang sesungguhnya El, tapi gue bener-bener sakit denger lo mau dijodohin sama orang lain," batin Zyla.

"Buat apa gue cemburu sama lo? Aneh banget sih lo, kita kan sekarang cuma mantan, bahkan gue nggak inget masa lalu gue sama lo," ujar Zyla.

"Jadi lo terima perjodohan itu?" tanya Zyla.

"Gue terima itu kalo lo nggak sayang sama gue lagi, tapi kalo lo masih sayang sama gue, gue akan berusaha buat tolak itu Zy, karena selama ini gue nunggu lo," sahut Zidan.

"Mending lo terima aja El, siapa tahu dia emang jodoh lo, itu juga demi keluarga lo kan?" sahut Zyla lirih.

"Gue nggak masalah kalo harus jatuh miskin, asalkan gue bisa bersama sama orang yang gue sayang, tapi kalo orang itu nggak bales perasan gue. Gue harus gimana? Berjuang sendiri itu nggak akan bisa Zy," ujar Zidan.

Zyla tahu bahwa orang yang Zidan maksud adalah dirinya, karena Zidan  sering kali mengungkapkan itu di depan Zyla.

"Lo udah tau siapa yang mau dijodohin sama lo?" tanya Zyla dan Zidan hanya mengangguk.

"Gue turut bahagia dengernya, gue harap lo bahagia El," sambung Zyla seraya tersenyum.

"Gue pamit El, takut Bunda nyariin," ucap Zyla seraya berpamitan kepada Zidan.

Gadis itu sebenarnya hanya ingin pergi dari Zidan, karena ia takut tidak bisa menahan rasa sakit hatinya.

"Gue harap lo inget semuanya dan cegah pertunangan gue!" ucap Zidan dengan suara sedikit keras sehingga Zyla menghentikan langkahnya dan menatap kebelakang dan tersenyum lebar kemudian melanjutkan jalannya.

"Gue bahkan nggak tahu gimana caranya balikin ingatan gue," batin Zyla.

----------------------------

"Ada apa ya Pak, kenapa Bapak manggil saya?" tanya Kinan saat sudah sampai di ruang BK bersama dengan Kevin.

"Duduk," titah Pak Handoko.

Kinan mendudukkan dirinya disamping Reyhan, sementara Kevin berdiri di belakang gadis itu.

"Apa bener kamu yang udah kunciin Zyla sama Zidan di gudang kemaren?" tanya Pak Handoko tegas.

"Saya nggak kunciin mereka kok," sahut Kinan mengelak.

"Jangan bohong Kinan, Bapak sudah lihat rekaman cctvnya," ujar Pak Handoko yang membuat Kinan gugup.

"Iya Pak, tapi saya cuma kunciin Zyla sendiri kok Pak, salah siapa dia tidur di gudang saat jam pelajaran," ujar Kinan mencoba membela dirinya sendiri.

"Asal kamu tahu, Zidan juga disana dan mereka baru keluar dari gudang pagi tadi. Kalau sampe mereka kenapa-kenapa gimana? Tindakan kamu ini sudah keterlaluan Kinan," sahut Pak Handoko.

"Sekarang hubungi orang tua kamu dan suruh mereka ke sekolah sekarang! Bapak perlu bicara sama mereka. Bapak tunggu di ruang kepala sekolah, saya mau bicara dulu sama Kepala Sekolah." titah Pak Hnadoko.

"Kalian bisa kembali ke kelas," sambung Pak Handoko.

"Shit, kenapa gue nggak tahu kalo disana juga ada Zidan? Tujuan gue kan bikin Zyzy sama Zidan jauh, kenapa mereka jadi tanmmbah deket?" gumam Kinan yang masih bisa didengar oleh Kevin dan Reyhan setelah mereka keluar dari ruangan Pak Handoko.

"Lo tahu nggak Kin, saat kita temuin Zidan sama Zyzy, mereka tuh lagi tidur sambil pelukan, duh pokoknya so sweet banget deh, mana mereka nempel banget lagi," ujar Kevin mencoba memanas-manasi Kinan.

---------------------------

"Apa apaan nih rame-rame?" tanya Kevin saat baru saja memasuki kelasnya.

"Zidan Vin," sahut Lia tak jelas.

"Zidan kenapa? dia bukannya lagi dirumah, palingan juga lagi molor tuh anak," sahut Kevin.

"Bukan itu Vin," kesal Lia.

"Terus apaan Lia?" tanya Kevin lagi.

"Zidan mau tunangan sama Gina besok Vin, mereka dijodohin," bukan Lia yang menjawab, melainkan Rita.

"Apa? Kalian becanda kan?" tanya Kevin tidak percaya.

"Gue denger-denger, perusahan Zidan udah mulai koleps, makannya Zidan dijodohin sama Gina," ujar Lia.

"Terus Zidan mau?" tanya Kevin lagi.

"Mau nggak mau, dia harus mau Vin," ujar Rita.

"Kita juga diundang ke acara tunangan mereka, karena mereka memang buat acara mewah," tutur Lia.

"Gue jadi kepikiran sama Zyzy, padahal mereka kan saling sayang," ujar Rita.

"Tapi dia kan lupa ingatan Rit," sahut Kevin.

"Terus kalo nanti ingatan Zyzy udah kembali dan Zidan udah sama Gina gimana? Gue nggak bisa bayangin gimana perasaan Zyzy nantinya," sahut Rita cemas.

"Tapi kita juga nggak bisa berbuat apa-apa Rit," sahut Lia.

-------------------------------------

"Bunda udah pulang?" tanya Zyla saat melihat Bundanya yang tengah duduk diruang tamu seraya membaca majalah.

"Iya, soalnya besok kita diundang ke acara rekan kerja Ayah," sahut Dewi apa adanya.

"Sekarang ayah dimana?" tanya Zyla lagi.

"Ayah langsung ke kantor Zy, katanya dia takut perusahaannya kenapa-kenapa karena lama ditinggal," jawab Dewi.

"Kamu nggak berangkat sekolah?" tanya Dewi.

"Zyzy pusing Bun, makannya nggak berangkat sekolah," sahut Zyla beralasan.

"Pusing kok keluyuran," ejek Dewi.

"Tadi habis cari angin bentar Bun," sahut Zyla berbohong.

"Zyzy boleh nanya nggak Bun," ucap Zyla yang membuat Dewi bingung.

"Nanya apa?"

"Bunda tahu nggak gimana hubungan Zyzy sama Zidan dulu, waktu Zyzy belum lupa ingatan,"

"Bunda nggak tahu pasti Zy, yang Bunda tahu, waktu kecelakaan itu Kinan dorong kamu ke jalanan karena dia cemburu kamu deket sama Zidan," ujar Dewi mengatakan yang sejujurnya.

"Apa dulu gue itu pelakor yang udah misahin Kinan sama Zidan, makannya Kinan dendam banget sama gue?" pikir Zyla dalam hati.

"Cincin yang kamu pake itu juga dari Zidan," sambung Dewi.

"Kamu nggak suka sama Zidan Zy? Dia itu perhatian banget sama kamu, bahkan waktu kamu di rumah sakit, dia yang selalu jagain kamu. Setiap pulang sekolah dia selalu nemenin kamu dan nungguin kamu sadar," ujar Dewi.

"Menurut Bunda, apa Zyzy bakalan ikhlas kalo Zidan mau tunangan sama cewe lain?" tanya Zyla kepada Dewi.

"Emang dia mau tunangan? Kok Meli nggak kasih tau Bunda ya?"

"Besok Zidan akan tunangan Bun, sama temen sekelas juga," ujar Zyla lirih.

ZIZY (Zidan&Zyla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang