"Itu bukti kalo gue itu masih normal," ujar Zidan seraya tersenyum miring.
"Aaaa, first kiss gue El,"
"Lo udah nyuri first kiss gue," ucap Zyla dengan suara keras seraya memukul bahu cowok itu.
"Itu second kiss, karena lo juga udah pernah nyium gue duluan," ujar Zidan yang membuat Zyla terkejut.
"Ngaco lo!" ketus Zyla.
"Kalo lo udah inget, gue yakin lo sendiri yang akan malu," ujar Zidan.
"Lo kok bawel banget sih? Tapi kalo didepan banyak orang sok cool, dasar!" ejek Zyla.
"Cuma lo yang bisa buat gue kek gini, gue nyaman deket lo Zy, gue harap lo cepet inget semuanya, meskipun ada beberapa bagian yang menyakitkan," ujar Zidan lirih.
"Alay lo!" ejek Zyla.
"Udah sana lo beresin semuanya! Gue mau tidur, kan lo yang buat kita jadi dihukum, jadi lo yang harus tanggung jawab," ujar Zyla seraya membetulkannya posisi tidurnya.
"Lo tenang aja, gue akan nikahin lo," sahut Zidan yang membuat Zyla bingung.
"Hah?"
"Losendiri yang bilang gue harus tanggung jawab," sahut Zidan santai.
"Bener-bener gila nih anak," gumam Zyla.
-------------------------------
"Zyzy mana Rit?" tanya Reyhan saat menyadari Rita hanya bersama Lia dan juga Kevin.
"Dia nggak masuk kelas sejak istirahat Rey," sahut Rita.
"Kok bisa?" tanya Reyhan bingung.
"Tadi sih waktu istirahat dia pergi sama Zidan Rey, tapi nggak tau tuh mereka kemana," ujar Lia apa adanya.
"Pacaran kali," tebak Kevin.
"Sotoy lu!" ucap Rita.
"Mereka udah pulang kali ya?" tanya Reyhan.
"Mungkin aja, meskipun penampilan Zyzy berubah, tapi sifat sama kelakuannya kan tetep sama, siapa tahu aja mereka bolos," ucap Kevin yang diangguki oleh Lia dan Rita.
"Yaudah, pulang yuk!" ajak Reyhan kepada Rita.
"Gue duluan ya Li," pamit Rita kepada Lia.
"Hati-hati Rit," sahut Lia setengah berteriak.
"Gue nebeng ya Vin," pinta Lia setelah kepergian Rita dan Reyhan.
"Ada syaratnya," ucap Kevin seraya tersenyum miring.
"Apaan?" tanya Lia curiga.
"Kevin ganteng, Lia nebeng ya," ucap Lia dengan nada yang ia buat-buat.
"Siap! Ayo naik!" ajak Kevin seraya tersenyum lebar.
-------------------------
Zyla terbangun dari tidurnya seraya menatap sekelilingnya dimana kondisi gudang kini sudah bersih dan semua barang sudah tertata rapi.
Cowok itu benar-benar membersihkannya sendiri, tanpa bantuan Zyla sedikitpun.
Ia menatap jam pada pergelangan tangannya, yang ternyata sekarang sudah lewat dari jam pulang sekolah.
Ia celingukan mencari keberadaan Zidan, dan ternyata cowok itu sedang tertidur di lantai yang berada tak jauh dari tempat Zyla.
"El, bangun," ucap Zyla seraya mengguncangkan tubuh Zidan.
"Eungh,"
"El, bangun woy! Ini udah lewat waktunya pulang sekolah," teriak Zyla yang membuat cowok itu segera membuka matanya.
Zidan membersihkan seragamnya yang sedikit kotor, begitu juga dengan Zyla. Mereka berniat akan keluar dari gudang tersebut, namun sepertinya itu akan sulit.
"Lah, kok pintunya ditutup?" tanya Zyla panik.
"Lo yang nutup?" tanya Zidan.
"Enak aja, gue juga baru bangun kali," sahut Zyla.
Zidan mencoba membuka pintu tersebut, bahkan ia mendobrak pintu itu agar bisa dibuka, namun hasilnya nihil, pintu itu tetap tidak bisa dibuka.
"Kita kekunci," ucap Zidan.
"Tolong! Tolong! Tolong!" teriak Zyla seraya menggedor-gedor pintu itu.
"Nggak akan ada yang denger, semuanya udah pada pulang," sahut Zidan seraya mendudukkan dirinya di lantai.
"Lo kok santai banget sih? Nggak khawatir sama sekali? Usaha apa kek biar kita bisa keluar dari sini," protes Zyla yang kini ikut mendudukkan dirinya disamping Zidan.
"Handphone gue mati," ujar Zidan.
"Nggak guna banget sih lo! Biar gue aja yang telfon buat cari bantuan," ucap Zyla seraya merogoh sakunya.
"Shit! Hp gue kan di tas," ujar Zyla seraya mengumpat karena kesal.
"Sama aja nggak guna!" sahut Zidan.
"Terus kita gimana dong? Gue nggak mau tetep disini, mana bentar lagi gelap," ucap Zyla dengan raut wajah cemberut.
"Lagian ini semua itu salah lo! Ngapain juga lo ikutan tidur," ucap Zyla menyalahkan Zidan.
"Lo bisa diem nggak si? Gue juga capek beresin ini semua sendirian, ya mana gue tahu kalo kejadiannya bakal kayak gini," sahut Zidan seraya menatap Zyla yang berada disampingnya.
"Nyenyenyenye," sahut Zyla seraya memanyunkan bibirnya.
Tak terasa hari sudah semakin gelap, bahkan suasana sekolah nampak menyeramkan saat malam hari, terutama gudang yang Zyla dan Zidan tempati, tempat itu bahkan tidak ada lampunya sama sekali dan hanya mengandalkan penerangan dari luar gudang.
"Gelap banget, gue takut El," ucap Zyla seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Lo nggak sendiri Zy," sahut Zidan berusaha menenangkan gadis itu.
"Gue laper," ucap Zyla jujur, karena sedari tadi siang, ia hanya memakan sedikit makanan saat istirahat.
"Disini nggak dan makanan," sahut Zidan ketus.
"Dingin El," rengek Zyla
Zidan memeluk Zyla dari samping agar gadis itu tidak merasa kedinginan, ia sebenarnya tidak tega melihat gadis itu menderita, hanya saja ia tidak tahu harus berbuat apa lagi, karena sedari tadi siang ia sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tetap saja gagal.
Zyla merapatkan tubuhnya kearah Zidan, ia bahkan menyenderkan kepalanya dipundak cowok itu, namun Zidan sama sekali tidak keberatan.
Zidan justru mengelus-elus rambut Zyla dengan lembut, agar gadis itu bisa tertidur. Ia takut kondisi Zyla akan drop, hanya Zyla karena kelaparan dan kedinginan disana.
Setidaknya ia bisa membut Zyla tertidur pulas, agar gadis itu mampu melupakan kejadian yang tengah menimpanya.
----------------------------------
Reyhan sudah menunggu Zyla dari sepulang sekolah, namun sampai saat ini, gadis itu belum juga pulang ke rumah.
Ia terus berusaha menghubunginya Zidan, namun ponsel cowok itu tidak aktif, sementara ponsel Zyla berada di tasnya.
Ia sangat mengkhawatirkan kondisi adiknya, ia takut jika adiknya terkena masalah, karena Zyla baru saja sembuh.
Untung saja kedua orang tua mereka sedang pergi ke rumah neneknya lagi, kalau tidak, ia bisa dimarahi habis-habisan karena Zyla belum pulang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIZY (Zidan&Zyla)
General FictionZylavya Adeline Kencana Putri Arthawira, gadis cantik yang terkenal akan sikap matrenya, bar-bar, kere dan juga pemilik jiwa gratisan. Namun dibalik sikap matrenya, ternyata ia adalah seorang anak dari pengusaha terkaya dan tersukses, hanya saja tid...