Part 46

25.7K 2.2K 5
                                    

Mereka memperhatikan layar dengan seksama, disana terlihat Zyla yang pergi meninggalkan  kantin bersama dengan Zidan dan mereka pergi ke rooftop sekolah.

"Itu mereka ke rooftop," ucap Lia.

"Cepetin Rey!" titah Kevin yang diangguki oleh Reyhan.

"Lah itu kan Pak Handoko, dia ke rooftop juga?" tanya Kevin.

"Dia kan biasa patroli kalo udah jam masuk Vin," sahut Lia.

"Lah itu Pak Handoko mau bawa mereka kemana?" tanya Rita saat melihat Pak Handoko berjalan diikuti oleh Zidan dan juga Zyla.

"Gudang?"

"Jadi Pak Handoko nyuruh Zidan sama Zyzy buat beresin gudang?" tanya Reyhan entah kepada siapa.

"Mungkin karena mereka masih di rooftop saat bel udah bunyi Rey," sahut Kevin.

"Nggak ada yang aneh sejauh ini kok," ujar Lia.

"Coba cepetin lagi Rey," pinta Kevin.

"Nah stop!" titah Kevin.

Disana masih terlihat biasa saja, tidak ada yang aneh, namun tiba-tiba dua orang gadis melewati gudang tersebut, awalnya mereka berjalan biasa saja, namun tiba-tiba mereka berhenti berjalan, dan sempat mengobrol seraya menatap ke arah gudang.

Dua gadis tersebut adalah Cika dan juga Kinan, setelah beberapa saat mengobrol, tiba-tiba Cika pergi meninggalkan Kinan sendiri, sementara Kinan berjalan mengendap-endap ke gudang dan menutup pintu gudang tersebut.

"Jadi, mereka masih di gudang," ujar Rita.

"Kita ke sana sekarang!" ajak Reyhan, sebelum itu Reyhan sudah lebih dulu mengcopy rekaman cctv itu.

Mereka berlarian menuju gudang dengan langkah tergesa-gesa, karena mereka sangat mengkhawatirkan kondisi Zyla, juga Zidan.

Sesampainya didepan gudang, Reyhan  segera membuka pintu gudang tersebut dan mereka langsung memasuki gudang.

Mereka begitu terkejut kala melihat Zyla yang tengah tertidur pulas seraya memeluk Zidan yang juga tengah memeluk gadis itu.

Perlahan Zidan membuka matanya, dan ia terkejut karena sekarang ia sudah menjadi tontonan. Terlebih lagi posisi Zidan dan juga Zyla begitu dekat, bahkan tidak ada jarak lagi diantara mereka.

"Sorry Rey, gue nggak ada maksud buat peluk Zyzy," ucap Zidan yang tidak enak kepada Reyhan.

"Zy," ucap Reyhan seraya mengelus pipi Zyla agar gadis itu terbangun dari tidurnya.

"Eungh,"

"Zy, bangun udah pagi," ucap Reyhan lagi, sehingga Zyla membuka matanya.

"Loh, kok kalian disini?" tanya Zyla yang masih belum sadar sepenuhnya.

"Maaf Zy, kita telat datangnya," ucap Rita lirih.

"Lo nggak papa kan Zy?" tanya Lia khawatir.

"Kalian nggak papa kan?" tanya Kevin.

"Gue laper Bang, kepala gue pusing, mana disini dingin banget lagi, untung aja ada El," sahut Zyla lesu.

"Kita pulang sekarang!" ajak Reyhan.

"Tapi Bang, hari ini kan sekolah," ujar Zyla.

"Mending lo pulang Zy," titah Zidan.

"Lah lo sendiri gimana?" tanya Zyla menatap Zidan.

"Gue juga mau pulang," sahut Zidan apa adanya.

"Yaudah lo anterin Zyzy sekalian Zid, gue mau ngurus masalah ini," sahut Reyhan.

"Masalah apaan?" tanya Zyla bingung.

"Kinan yang udah kunciin kalian di gudang," ucap Rita menjelaskan.

"What?" tanya Zyla tidak percaya.

"Bener Zy, dia emang yang udah kunciin lo," sahut Lia.

"Dan kita nggak akan biarin masalah ini selesai gitu aja," timpal Kevin.

"Dasar, mantan lo tuh laknat!" ujar Zyla kesal seraya menatap kearah Zidan.

----------------------------------

"Shit, kenapa gue jadi inget Zidan terus," gumam Zyla yang kini tengah merebahkan dirinya pada tempat tidur tidurnya seraya menatap langit-langit kamarnya.

"Kenapa gue nggak inget apapun sih? Kalo gini kan gue bingung sendiri," ujar Zyla.

"Gue bahkan nggak tahu gimana hubungan gue sama Zidan dulu," ujar Zyla lagi.

"Apa dulu gue sama Zidan masih saling sayang? Tapi kalo kita saling sayang, kenapa juga kita putus?" tanya Zyla pada dirinya sendiri.

"Ah, lama-lama gue bisa gila mikirin itu semua," kesal Zyla seraya mengacak-acak rambutnya.

"Oh iya, kata Rita kan dulu gue kerja di LE Cafe, apa gue kesana aja kali ya? Tapikan gue nggak tahu tempatnya," monolog Zyla.

"Bodoh, kan gue bisa cari alamatnya di maps," sambung Zyla.

Ia mencari LE Cafe ada ponselnya, dan ternyata lokasinya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Ia bersiap sebentar, setelah itu memutuskan untuk pergi ke Cafe tersebut menggunakan taksi.

---------------------------

"Zyzy belum pernah datang lagi Om?" tanya Zidan kepada Tio, manager Cafenya.

"Belum Zid," sahut Tio apa adanya.

"Apa dia berhenti kerja?" tanya Zidan lagi.

"Saya belum tahu Zidan, dia juga belum konfirmasi apapun," jawab Tio.

"Apa dia masih belum ingat apapun?" tanya Tio lagi dan Zidan hanya mengangguk.

Ting!
Suara bel pintu masuk berbunyi, hal itu membuat Zidan dan Tio menatap kearah pintu masuk.

Disana terdapat seorang gadis cantik dengan surai hitam panjangnya yang baru saja memasuki Cafe tersebut.

"Zyzy," gumam Zidan.

Zyla berjalan mendekat kearah Zidan, ia menatap sinis cowok itu.

"Ngapain lo disini?" tanya Zyla ketus.

"Suka-suka gue," sahut Zidan datar.

"Zyzy, lama nggak ketemu, gimana kabar kamu?" tanya Tio yang membuat Zyla bingung, karena ia memang tidak mengingat siapa orang tersebut.

"Saya Tio, selaku manager di Cafe ini, sekaligus Omnya Rita," ujar Tio menjelaskan.

"Oh, Om Tio. Rita udah jelasin semuanya kok Om, jadi apa Zyzy bisa kerja lagi disini?" tanya Zyla dengan sopan.

"Lo anak orang kaya, ngapain juga kerja ditempat ginian?" tanya Zidan.

"Yang kaya itu orang tua gue, bukan gue, karena sekarang gue cuma bisa ngabisin duit mereka, ya apa salahnya kalo gue kerja," sahut Zyla sinis.

"Gue cuma takut lo kenapa-kenapa Zy, apalagi kalo lo sampe kecapekan," ucap Zidan dalam hati.

"Seperti biasa, kamu bisa mulai kerja saat udah pulang sekolah ya Zy," tutur Tio.

"Makasih Om, kalo gitu nanti sore Zyzy balik lagi kesini," ujar Zyla.

"Emangnya kalian nggak ke sekolah? Ini masih pagi loh," sahut Tio yang heran kenapa mereka bisa berada di Cafe saat masih pagi begini.

"Kita ijin Om, soalnya tadi ada masalah sedikit," sahut Zyla.

"Kalo gitu, Om kedalam dulu ya, ada yang perlu diurus lagi," pamit Tio seraya meninggalkan kedua remaja itu.

"Mau kemana?" tanya Zidan saat Zyla beranjak akan pergi.

"Pulang lah, ngapain disini?" tanya Zyla ketus.

"Gue mau ngomong penting sama lo," ujar Zidan.

"Ya tinggal ngomong aja kali, sudah amat," sahut Zyla.

ZIZY (Zidan&Zyla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang