"Makasih ya Rey udah nganterin aku, padahal aku bisa sendiri loh,"
"Santai aja kali Cik, mau aku anterin sampe dalem juga?"
"Eh, nggak usah Rey, kamu langsung pulang aja, ini udah sore loh," ujar Cika.
"Ok, gue balik Cik, bye-bye!" pamit Reyhan yang kemudian meninggalkan parkiran Rumah Sakit setelah mengantarkan Cika.
Tanpa Cika ketahui, ada empat orang yang tengah mengintainya, mereka sudah mengikuti Cika sejak dari sekolah.
"Dia beneran ke Rumah Sakit guys," ucap Lia.
"Apa Ibunya beneran sakit ya?" sambung Lia.
"Masa sih? Kalo menurut gue nggak tuh," sahut Rita.
"Kita tungguin aja," titah Zyla.
"EL, lo nunduk lagi dong, nanti kalo Cika lihat kita gimana coba?" ucap Zyla seraya menundukkan kepala Zidan.
"Gue udah nunduk," ketus Zidan.
"Lagian lo tinggi banget si, udah kek tiang listrik aja," ejek Zyla.
"Salah lo sendiri ajakin tuh anak Zy," papar Rita.
"Ya kan lumayan, kita bisa dapet tumpangan gratis, kalo kita naik taksi, kan ribet kalo buat ngikutin Cika," ujar Zyla beralasan.
"Bilang aja lo sukanya yang gratisan kan?" ucap Lia.
"Nah itu lo tau," sahut Zyla.
"Shut! Liat deh, itu Cika disamperin sama cowok, kalian diem dulu!" lirih Rita seraya menunjuk kearah Cika.
Ketiga gadis itu menatap Cika yang didatangi seorang cowok dan sepertinya cowok itu adalah cowok yang kemarin berada di taman bersama dengan Cika.
"Udah lama nunggunya?" tanya cowok itu.
"Nggak kok," sahut Cika seraya tersenyum lebar.
"Kamu sebenernya sakit apa? Sampe ke Rumah Sakit segala," tanya cowok itu.
"Aku cuma periksa kesehatan aja kok," sahut Cika beralasan.
"Oh, aku kira kamu kenapa-kenapa, sampe harus kesini," ujar cowok itu.
"Ya udah pulang yuk, Ibu aku udah masak banyak buat kita," ujar Cika.
"Aku juga kangen banget sama masakan Ibu kamu," sahut cowok itu.
"Mereka pergi, cepet ikutin!" ucap Rita setelah kepergian Cika.
Rita masuk ke dalam mobil Zidan, diikuti oleh Lia, Zyla, begitu juga Zidan.
Mereka berniat akan mengikuti Cika lagi, namun saat ditengah perjalanan mereka kehilangan jejak Cika.
"Kenapa berhenti Zid?
Ayo jalan lagi, ikutin Cika dong!" ucap Rita saat mobil Zidan berhenti di pertigaan."Kemana?" tanya Zidan singkat.
"Betul juga, kemana ya Rit?" tanya Lia
"Kemana yah? Gue juga nggak lihat tadi dia lurus atau belok," sahut Rita seraya menatap ke depan.
"Lo jalannya lama El, makannya kita kehilangan jejak, gara-gara lo si," protes Zyla.
"Jadi ini gimana dong?" tanya Rita kesal.
"Ya mau gimana lagi, orang mereka udah pergi," kesal Zyla.
Drttt! Drttt!
Suara ponsel Zidan yang bergetar membuat ketiga gadis itu menoleh kearah Zidan, sehingga ia menjawab panggilan tersebut."Hallo Bun,"
"......."
"Lagi dijalan,"
"........"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIZY (Zidan&Zyla)
General FictionZylavya Adeline Kencana Putri Arthawira, gadis cantik yang terkenal akan sikap matrenya, bar-bar, kere dan juga pemilik jiwa gratisan. Namun dibalik sikap matrenya, ternyata ia adalah seorang anak dari pengusaha terkaya dan tersukses, hanya saja tid...